JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Uni Eropa mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan soal biodiesel dari Indonesia yang menghindari aturan bea masuk ke kawasan UE.
Mengutip Reuters, penyelidikan ini merupakan permintaan dari asosiasi produsen minyak sawit di Eropa, yakni Dewan Biodiesel Eropa. UE menuding bahwa biodiesel Indonesia dipasarkan melalui Cina dan Inggris untuk menghindari bea masuk.
Untuk diketahui, UE adalah tujuan terbesar ketiga Indonesia untuk produk minyak sawit dan merupakan pasar penting untuk biodiesel yang dibuat dari minyak sawit. Sementara itu, Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia.
"Permintaan itu berisi bukti yang cukup bahwa tindakan balasan yang ada pada impor produk yang bersangkutan dielakkan oleh impor produk yang sedang diselidiki," kata Komisi Eropa.
"Perubahan pola perdagangan yang melibatkan ekspor dari Indonesia dan Republik Rakyat Cina dan Inggris ke Uni telah terjadi setelah penerapan tindakan pemulihan yang ada," tambahnya.
Sementara itu, awal pekan ini, Indonesia meminta konsultasi sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan UE atas pengenaan bea masuk UE atas impor biodiesel dari Indonesia.
Ditanya tentang situasi ini, juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa UE yakin tugasnya di Indonesia telah sesuai dengan aturan WTO. Adapun UE telah siap untuk membahas masalah ini dengan Indonesia.
Hubungan perdagangan antara UE dan Indonesia menjadi tegang oleh rencana untuk membatasi impor komoditas yang terkait dengan deforestasi. Pembatasan itu diperkirakan akan mengekang impor minyak sawit UE dari pemasok utama Indonesia dan Malaysia.
Selain biodiesel, minyak sawit digunakan secara luas dalam makanan dan kosmetik. Terkait penyelidikan Komisi Eropa, Dewan Biodiesel Eropa mengatakan bahwa diperkirakan bahwa impor biodiesel RI yang menghindari bea masuk dapat merugikan UE sekitar 221 juta euro atau setara 240,34 juta dolar AS per tahun lalu.
Asosiasi tersebut juga bekerja sama dengan otoritas UE untuk mengatasi tuduhan penipuan impor biodiesel dari Cina. Di sisi lain, Jerman awal tahun ini meminta Komisi Eropa untuk menyelidiki pengiriman dari Cina di tengah kekhawatiran industri bahwa biodiesel impor yang dinyatakan berdasarkan bahan baku daur ulang mungkin mengandung minyak yang lebih murah.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi