JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Perusahaan seperti Facebook menghasilkan sebagian dari uang mereka melalui iklan. Dengan banyaknya pengguna di platform mereka, mereka tentu saja merupakan platform yang sangat menarik untuk mengiklankan produk dan layanan.
Inilah sebabnya mengapa tidak mengejutkan bahwa politisi juga menggunakan Facebook untuk mengiklankan kampanye mereka.
Namun, menurut laporan dari Bloomberg, Facebook dilaporkan dapat mempertimbangkan menekan "tombol jeda" pada iklan politik menjelang pemilu, khususnya pemilu di Amerika Serikat (AS) yang akan dihelat pada November mendatang.
Laporan tersebut mengklaim bahwa Facebook sedang mempertimbangkan sebuah ide di mana hari-hari menjelang pemilu atau Election Day, mereka akan mengalami pemadaman pada iklan politik. Ini akan mirip dengan apa yang dilakukan negara-negara lain seperti Inggris.
Ini terjadi setelah Facebook baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan memungkinkan pengguna untuk mematikan iklan politik jika mereka cenderung tidak suka melihatnya, tetapi pemadaman ini pada dasarnya akan menjeda semua iklan terlepas dari pengaturan pengguna. Namun, perlu dicatat bahwa pendekatan Facebook bersifat sementara.
Ini bertentangan dengan platform lain seperti Twitter yang pada tahun 2019 telah sepenuhnya melarang iklan politik. Sementara itu, bagi mereka yang lebih suka tidak melihat iklan politik di halaman Facebook mereka, Facebook memberikan panduan tentang cara menghentikan iklan politik itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi