MANILA (RIAUPOS.CO) -- Filipina baru saja melalui pemilu sela nan akbar, Senin (13/5). Sebanyak 43 ribu kandidat mengincar 18 ribu posisi dari tingkat pusat sampai tingkat kota. Berangkat dari situ, Presiden Rodrigo Duterte dikabarkan mengatur rencana untuk memperkuat posisinya.
Meski tak memilih presiden, pemilu kali ini cukup penting bagi Duterte. Sebab, ada 12 kursi senator yang diperebutkan. Jika loyalisnya bisa menyapu bersih kompetisi pemilu, Duterte bakal menaklukkan satu-satunya lembaga yang menentangnya selama ini. ’’Kalau saya tentu memilih kandidat pro-Duterte. Pemerintahannya benar-benar bekerja,’’ ujar Myrna Cruz, salah seorang warga, kepada Agence France-Presse.
Meski sering menarik kontroversi, popularitas Digong, panggilan akrab Duterte, masih tinggi. Dalam survei sebelum pelaksanaan pemilu, hampir semua kandidat yang disokong pria 74 tahun itu unggul. Sebab, program perang terhadap narkoba masih dirasa lebih baik daripada rezim-rezim sebelumnya.
Menurut sebagian besar penduduk Filipina, tangan dingin Duterte mendatangkan keamanan. Pemilu kali ini saja diakui lebih aman daripada pesta demokrasi sebelumnya. Memang, ada 20 korban jiwa dan 24 korban luka dalam kasus terkait pemilu. Tapi, Jubir Komisi Pemilihan Umum Filipina James Jimenez menegaskan bahwa angka itu cukup sedikit jika dibandingkan dengan momen pemilu sebelumnya.
’’Pemilu relatif berjalan lancar. Lebih dari 400 mesin pemungut suara memang macet, tapi itu tak akan menghentikan pemilu,’’ ujarnya kepada Associated Press. Jika tak ada aral, Duterte bisa memperkuat posisinya. Oposisi khawatir jika dia bisa mengubah sistem negara begitu saja. Senat yang baru bisa saja mencabut larangan hukuman mati. Atau, mengubah konstitusi agar presiden bisa menempati posisi lebih dari satu masa jabatan. ’’Dewasa ini, hanya beberapa orang yang berani menentang penguasa. Institusi negara tak lagi punya suara untuk membela kebenaran atau keadilan,’’ tegas Senator Leila de Lima menurut Al Jazeera.
Ketika ditanya, Duterte yang juga memberikan suara di kampung halamannya, Kota Davao, bersikap masa bodoh. Dia menegaskan tak lagi mengincar kekuasaan. Dia bahkan berjanji turun dari kursi presiden jika semua kandidatnya kalah.
Namun, di balik sikap itu, dinasti baru di Filipina perlahan mulai terbentuk. Nyatanya, banyak kerabat Duterte yang terjun ke politik. Tiga anaknya masuk kompetisi pemilu sela kali ini. Putranya, Paolo, mengincar kursi di Dewan Perwakilan. Sedangkan adiknya, Sebastian, jadi kandidat tunggal untuk wakil wali kota Davao.
Yang paling diperhatikan adalah Sara, anak tertua Duterte. Dia ikut pemilu sela untuk mempertahankan posisi wali kota Davao. Menurut berbagai sumber, Sara merupakan kandidat terkuat pewaris takhta Duterte. ’’Nama Presiden Duterte memang tak ada di balot. Tapi, ini akan menjadi momen penting bagi dia,’’ ujar analis Richard Heydarian.(bil/c7/dos/jpg)