Putin Ramalkan Perang di Ukraina Berlanjut, Ukraina Berjuang dengan Dukungan Barat

Internasional | Kamis, 14 September 2023 - 02:33 WIB

Putin Ramalkan Perang di Ukraina Berlanjut, Ukraina Berjuang dengan Dukungan Barat
Presiden Rusia Vladimir Putin. (INSTAGRAM: @ABC7NY)

MOSKOW (RIAUPOS.CO) - Vladimir Putin, Presiden Rusia, meramalkan bahwa perang di Ukraina akan berlanjut dalam waktu yang lebih lama. Konflik di Ukraina ini bermula dari invasi Rusia pada Februari 2022, dan Ukraina kini membalas dengan bantuan dari sekutunya.

Putin berpesan kepada Kiev untuk memanfaatkan gencatan senjata dengan baik untuk memperkuat persenjataan mereka. Vladimir Putin juga yakin bahwa Amerika akan tetap memandang Rusia sebagai musuh, tidak peduli siapa presiden yang terpilih pada Pemilu 2024.


Selama berbicara di sebuah forum ekonomi di Vladivostok, Vladimir Putin menyatakan bahwa serangan Ukraina terhadap pasukan Rusia sejauh ini dianggap gagal. Vladimir Putin mengklaim bahwa Ukraina kehilangan 71 ribu personel militernya dalam serangan tersebut.

Vladimir Putin berpendapat bahwa negosiasi perdamaian akan dimungkinkan ketika Ukraina kehabisan personel, peralatan, dan amunisi. Putin menduga bahwa Ukraina mungkin akan menggunakan gencatan senjata untuk memulihkan sumber daya mereka dan memperkuat kemampuan tempur pasukan mereka.

Untuk mengakhiri pertempuran, Vladimir Putin menyatakan bahwa Ukraina harus menghentikan diri mereka sendiri untuk melakukan perundingan damai dan menjelaskan apa yang mereka inginkan.

Rusia saat ini menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dicaplok pada 2014. Ukraina telah berjuang untuk merebut kembali wilayahnya, tetapi masih menghadapi kendala ranjau darat.

Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, merasa frustrasi karena serangan balik terhadap Rusia berjalan lambat. Kekuatan udara Rusia berhasil menghentikan serangan balik Ukraina, sehingga Zelenskyy meminta negara-negara sekutu Barat untuk memberikan lebih banyak senjata jarak jauh dan dukungan udara yang kuat.

Namun, Ukraina menghadapi hambatan dalam memperoleh pesawat tempur baru karena negara-negara Barat ragu-ragu. Ukraina juga mengeluhkan kurangnya cepatnya pengiriman senjata dan sanksi terhadap Rusia. Meskipun demikian. Ukraina bergantung pada dukungan senjata dari Barat untuk melanjutkan serangan balik dalam jangka panjang.

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook