WASHINGTON (RIAUPOS.CO) -- Duta Besar Inggris untuk AS Sir Kim Darroch meletakkan jabatannya, Rabu (10/7). Diplomat gaek itu merasa tidak bisa melanjutkan tugasnya pada sisa tahun setelah di-bully Presiden AS Donald Trump dua hari berturut-turut.
Dalam surat pengunduran diri kepada Kepala Dinas Diplomasi Inggris Simon McDonald, Darroch menyatakan bahwa pekerjaannya mustahil untuk dilakukan. Sebab, Trump sudah menolak berurusan dengannya.
Pada Senin (8/7), nama Darroch dicabut dari daftar jamuan makan malam yang dihadiri Trump. ‘’Saya tahu tugas saya baru selesai akhir tahun. Tapi, situasi saat ini perlu duta besar yang baru,’’ ungkapnya menurut Agence France-Presse.
Trump sudah dua hari ini mencibir Darroch. Tindakan tersebut bermula dari artikel Daily Mail yang memublikasikan memo pria 65 tahun itu kepada Kemenlu Inggris. Dalam laporan tersebut, Trump dinilai sebagai kepala negara yang tidak becus. Sementara itu, Gedung Putih dinilai sebagai lembaga yang tidak berfungsi dengan baik.
Mendengar kabar tersebut, Trump pun marah besar. Dia terus mengejek Darroch sebagai diplomat yang bodoh dan gila. Cemoohannya pun berlanjut kepada Theresa May yang terus membela Darroch.
‘’Kabar baik bahwa Inggris akan mengganti perdana menterinya,’’ ungkap ayah Ivanka melalui akun Twitter pribadinya.
Pemerintah Inggris menyetujui pengunduran diri Darroch. Namun, sebagian besar menyayangkan peristiwa tersebut. ‘’Pemerintah baik bergantung kepada aparat negara yang memberikan pendapat jujur. Sir Kim sudah memberikan itu dan kita semua harus berterima kasih kepadanya,’’ ungkap May menurut The Guardian.
Jeremy Hunt, menteri luar negeri sekaligus kandidat perdana menteri, mengeluarkan tanggapan yang lebih keras. Pesannya dialamatkan langsung kepada Donald Trump.
‘’Saya juga bisa jujur. Presiden Trump, komentar Anda tidak sopan,’’ ucap Hunt.(jpnn/fed)