JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pasca serangan Iran ke lokasi militer Amerika Serikat di Irak, saat ini tensi ketegangan melunak. Presiden Donald Trump menyerukan kemungkinan berdamai dengan Iran dalam pidato terakhirnya.
Dilansir dari New York Times, Kamis (9/1), anggota Dewan AS berencana untuk memaksa Presiden Trump untuk segera menghentikan tindakan militer terhadap Iran. Setelah pidato Trump yang lebih tenang itu, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi bernapas lega. Trump mengumumkan bahwa dia akan mundur dari segala serangan militer terhadap Teheran.
Hanya saja, kubu Demokrat dari Kongres tetap skeptis terhadap pemerintah pascaserangan drone minggu lalu yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani. Demokrat berusaha melawan kewenangan presiden jika ingin berperang. Trump diminta menghentikan semua tindakan militer terhadap Iran dalam waktu 30 hari kecuali Kongres memberikan suara untuk menyetujuinya. Sementara pastinya Partai Republik secara umum memuji Trump.
Presiden Trump melunak untuk menyerukan pesan damai. Dia mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Teheran tetapi tidak menyerukan aksi militer terhadap Iran. Hal itu diungkapkannya dalam pidato publik formal pertamanya terkait konflik dengan Iran sejak pekan lalu.
“Amerika Serikat siap merangkul perdamaian dengan semua pihak yang menginginkan itu,” kata Trump
Diapit oleh Wakil Presiden Mike Pence, Sekretaris Negara Mike Pompeo, Sekretaris Pertahanan Mark T. Esper dan pejabat militer lainnya, presiden Trump tidak banyak menjelaskan alasannya untuk memerintahkan pembunuhan Mayor Jenderal Soleimani.
“Dia (Soleimani) seharusnya sudah dihentikan sejak lama,” kata Trump.
Pada Rabu (8/1) Iran membalas kematian Soleimani dengan meluncurkan lebih dari 20 rudal balistik di dua pangkalan militer di Irak tempat penampungan militer dan warga AS. Trump mengatakan semuanya terkendali, dan tidak ada orang Amerika yang terbunuh.
“Ketika kami terus mengevaluasi opsi dalam menanggapi agresi Iran, Amerika Serikat akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan pada rezim Iran,” kata Trump.
Amerika sebelumnya sudah menerapkan sanksi yang melumpuhkan Iran. Pada Juni, Trump mengumumkan aturan baru pada Teheran terhadap tanker di perairan internasional. Dan, pada musim semi 2019, Amerika memotong pendapatan terkait minyak Iran, sehingga langsung menghantam jantung ekonomi negara itu.
Reaksi Iran
Ada tanda-tanda bahwa Amerika Serikat dan Iran telah sepakat menolak perang. Menteri luar negeri Iran mengatakan bahwa negaranya tidak ingin ada eskalasi atau perang. Menteri luar negeri, Mohammad Javad Zarif, mem-posting pernyataan di Twitter setelah Iran melakukan serangan dalam menanggapi pembunuhan Soleimani.
Pejabat senior pertahanan Irak yang bekerja dengan komando Amerika mengatakan bahwa tidak ada orang Amerika atau Irak yang terbunuh dalam serangan itu. Jenderal Soleimani sendiri tewas pada Jumat (3/1) di Baghdad dalam serangan pesawat tanpa awak yang diperintahkan oleh Trump.
Para pejabat Amerika mengatakan sang jenderal, yang memimpin Pasukan Pengawal Revolusi ekspedisi asing, telah merencanakan serangan-serangan yang akan segera terjadi di Amerika Serikat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman