TEMPATKAN SISTEM PERTAHANAN DI AREA SENGKETA

Setelah Ukraina, Rusia Picu Konflik dengan Jepang, Hubungan Memanas

Internasional | Kamis, 08 Desember 2022 - 22:35 WIB

Setelah Ukraina, Rusia Picu Konflik dengan Jepang, Hubungan Memanas
Ilustrasi letak Kepulauan Kuril (dalam lingkaran). Hubungan Rusia-Jepang memanas. Itu terjadi setelah Kremlin menempatkan sistem rudal pertahanan pantai di wilayah utara Kepulauan Kuril. (ALJAZEERA)

TOKYO (RIAUPOS.CO) – Hubungan Rusia-Jepang memanas. Itu terjadi setelah Kremlin menempatkan sistem rudal pertahanan pantai di wilayah utara Kepulauan Kuril. Area tersebut selama ini menjadi objek sengketa antara pemerintah Jepang dan Rusia.

Wilayah itu membentang sepanjang 1.300 kilometer ke arah timur laut dari Hokkaido, Jepang, ke Semenanjung Kamchatka, Rusia, yang memisahkan Laut Okhotsk dari Samudra Pasifik Utara.


’’Unit tempur sistem rudal pesisir Bastion dari Armada Pasifik telah dikerahkan dan bertugas di bagian utara Kuril di Pulau Paramushir,’’ bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip Eurasian Times.

Mereka menambahkan, petugas rudal pesisir Armada Pasifik akan berjaga untuk mengontrol wilayah perairan dan zona selat yang berdekatan. Kamp militer yang didirikan di Paramushir dilengkapi fasilitas akomodasi, rekreasi, dan makanan sepanjang tahun untuk personel.

Di sisi lain, Jepang mengklaim Pulau Kuril Selatan-lah yang dikuasai Rusia. Mereka menyebutnya sebagai wilayah utara. Pertikaian teritorial itu terjadi di akhir Perang Dunia Kedua (PD II) ketika pasukan Uni Soviet merebut wilayah tersebut dari Jepang.

Perjanjian damai dan proyek ekonomi bersama terkait Kepulauan Kuril sempat dilakukan. Namun, Rusia menarik diri dari penjanjian itu gara-gara Jepang ikut menjatuhkan sanksi karena invasi ke Ukraina.

Desember tahun lalu, Rusia juga menempatkan sistem K-300P Bastion-P di Pulau Matua, Kepulauan Kuril. Alat utama sistem persenjataan itu serupa dengan yang ada di Pulau Paramushir sekarang. Itu adalah sistem rudal yang mematikan dan bisa menyerang berbagai kapal di permukaan. Mulai kelompok kapal tempur, kapal induk, konvoi, hingga kapal pendarat. CNN menyebut sistem Bastion Rusia memiliki misil yang mampu menembak dengan radius 500 kilometer.

Bastion juga dikenal sebagai SSC-5 Stooge. Ia menggunakan rudal jelajah anti-kapal supersonik P-800 Oniks. Rudal itu juga digunakan di kapal perang dan kapal selam serta diberi nama SS-N-26 Strobile di negara-negara Barat.

Rusia kerap mengerahkan sistem Bastion untuk mengamankan wilayah yang mereka kuasai. Misalnya, brigade militer yang dikerahkan di Sevastopol di Semenanjung Krimea juga dilengkapi dengan sistem rudal Bastion. Rusia juga memasang alutsista itu di Kutub Utara. Tujuannya, melindungi garis pantai Arktik yang luas, sumber daya mineral dan energi, serta perairan teritorialnya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno menyatakan akan memantau dengan cermat aktivitas militer Rusia. Menurut dia, aktivitas militer Kremlin memang meningkat di wilayah timur jauh bersamaan dengan invasi ke Ukraina.

Sementara itu, lembaga Center for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington pada September lalu mengungkapkan bahwa militerisasi Moskow di Kepulauan Kuril sebagian besar tidak terdeteksi. Itu karena publik berfokus pada serangan mereka di Ukraina. Langkah Rusia di Kepulauan Kuril akan memainkan peranan dalam hubungan Jepang-Rusia ke depan. ’’Jepang dan AS harus memperdalam konsultasi terkait kegiatan Rusia di wilayah itu,’’ bunyi laporan tersebut.

Di sisi lain, Kremlin kembali menjadikan infrastruktur energi di Ukraina sebagai terget. Serangan pada Senin (5/12) telah merusak jaringan listrik yang baru saja diperbaiki. Empat orang tewas dalam serangan tersebut. Pemerintah Ukraina terpaksa harus melakukan pemadaman darurat untuk menstabilkan jaringan.

Banyak wilayah yang terdampak. Terutama ibu kota Ukraina, Kiev. Separo dari kota tersebut tidak akan dialiri listrik dalam beberapa hari ke depan. Padahal, saat ini adalah puncak musim dingin. Serangan pada infrastruktur penting juga terjadi di dekat Zaporizhzhia.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook