DAMASKUS (RIAUPOS.CO) - Setidaknya 80 orang tewas termasuk anak-anak dan ratusan orang terluka usai drone menghantam akademi militer di Syria saat menggelar upacara kelulusan pada Rabu (5/10). Menteri Kesehatan Syria, Hasan Al Ghobash menyebut aksi itu sebagai serangan teroris dan mengonfirmasi jumlah korban.
"Jumlah korban awal (akibat) serangan teroris yang menargetkan perguruan tinggi militer di Helms, 80 orang tewas termasuk anak-anak dan jumlah korban luka 240," kata Ghobash dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (6/10).
Kementerian Kesehatan Syria juga menyatakan puluhan tentara terluka imbas insiden ini, termasuk anggota keluarga dari peserta wisuda. Menanggapi serangan ini, Angkatan Bersenjata Syria bersumpah akan membalas dengan kekuatan penuh.
"Kami akan membalas dengan kekuatan penuh mereka akan menanggung akibat yang sangat besar," demikian menurut militer Syria dikutip dari Washington Post.
Kota Tua Homs kerap menjadi lokasi pertarungan pasukan rezim dan oposisi. Kota ini sempat dikuasai kelompok milisi selama dua tahun, lalu berhasil direbut pasukan pemerintah. Homs juga menjadi pusat dan transportasi yang vital dan strategis. Jalanan menuju kota ini terhubung dengan Ibu Kota Syria, Damaskus, di bagian selatan dan Aleppo di bagian utara.
Serangan ini bukan kali pertama dalam kurun waktu sepekan. Pada Kamis (5/10), delapan orang tewas imbas serangan udara Turki di wilayah yang dikuasai Kurdi, timur laut Syria. Militer Turki telah melancarkan serangkaian serangan udara terhadap milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Syria dan Irak usai pemboman mematikan di Ankara, pada akhir pekan lalu. PKK mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di dekat parlemen Turki.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman