NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Secara mengejutkan, Elon Musk kembali memutuskan untuk melanjutkan pembelian Twitter. Pengajuan peraturan mengungkapkan bahwa petting Tesla dan SpaceX itu telah mengusulkan untuk membeli media sosial tersebut fengan harga yang telah disepakati sebelumnya sebesar USF 44 miliar secara total atau berkisar Rp668 triliun lebih.
Sebuah sumber mengatakan kepada CNBC (Internasional) bahwa kesepakatan tersebut dapat terjadi segera pada hari Jumat pekan ini, segera setelah pengajuan SEC (Securities and Exchange Commission) mengungkapkan bahwa transaksi tersebut pasti akan terjadi pada harga yang disepakati pada 25 April lalu yang telah disetujui oleh pemegang saham pada bulan September.
Sebagaimana diketahui, beberapa minggu setelah perjanjian, Musk mencoba menarik diri, mengklaim Twitter memiliki sangat banyak bot dan akun palsu yang dikatakan Elon Musk merusak citra media sosial dengan logo burung biru itu jika tidak diungkapkan secara transparan.
Perusahaan menanggapi komentarnya didasarkan pada kesalahpahaman tentang bagaimana bot dihitung, dan seluruh perdebatan dijadwalkan untuk diadili pada 17 Oktober, kecuali diselesaikan sebelum itu.
Drama pembelian Twitter sendiri cukup panjang. Bahkan sudah sampai pengadilan. Berita ini muncul menjelang pertarungan panas yang sangat dinanti antara keduanya di Delaware’s Court of Chancery pada 17 Oktober 2022 mendatang.
Perusahaan media sosial itu akan meminta pengadilan memutuskan Elon Musk tetap menjalani kesepakatan semula membeli saham Twitter senilai USD 44 miliar.
Sebelumnya, diketahui juga kalau Elon Musk mengirim surat kepada Twitter pada awal pekan lalu yang mengatakan bahwa dia bermaksud untuk melanjutkan kesepakatan dengan persyaratan asli jika hakim Delaware tetap melanjutkan prosesnya.
Sebuah sumber yang dekat dengan internal Twitter mengatakan kepada Reuters bahwa pada sidang pengadilan Selasa pagi, hakim meminta kedua belah pihak untuk melapor kembali di malam hari.
Tidak jelas mengapa Elon Musk akhirnya mundur dari proses di pengadilan namun banyak pihak meyakini hal ini terjadi karena posisi Elon Musk tidak kuat dan dia akan kalah melawan Twitter.
“Dia akan kalah dan banyak fakta yang tidak menyenangkan akan terungkap,” kata Eric Talley, seorang profesor di Columbia Law School.
Sementara terkait bot, sebelumnya diberitakan bahwa pada akhir September lalu, tim hukum Twitter mengatakan bahwa jumlah akun palsu di platform tersebut sebesar 5,3 persen dan 11 persen saja.
“Tidak satu pun dari analisis ini mendukung apa yang dikatakan Musk kepada Twitter,” kata pengacara Twitter Bradley Wilson kepada pengadilan.
Dikutip dari CNN, dalam surat tersebut Musk mengatakan bahwa ia akan melanjutkan akuisisi dengan ketentuan aslinya. Sejalan dengan itu, ia juga menunggu pembiayaan utang dan proses penundaan proses hukum Delaware Chancery Court atas upaya awal Musk menarik dari kesepakatan.
Setelah kembali diperdagangkan, saham Twitter naik lebih dari 20 persen melampaui USD 51 per saham. Harga ini sendidi mendekati harga kesepakatan yang disepakati untuk pertama kalinya antara Elon Musk dan Twitter.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman