NEW DELHI (RIAUPOS.CO) – Pemerintah India berusaha meredakan kemarahan masyarakat di dalam dan luar negeri. Ini menyusul komentar dua petinggi partai BJP (Bharatiya Janata Party) yang berkuasa, salah satunya Nupur Sharma, tentang Rasulullah Muhammad SAW. Komentarnya dianggap telah menghina Rasulullah Muhammad SAW.
Pihak berwenang kemudian menangkap 38 orang yang terlibat dalam kerusuhan di sebuah kota utara dan rencana unjuk rasa di Mumbai. Penangkapan di Kota Kanpur itu merupakan upaya untuk meredam ketegangan agama sporadis setelah dua petinggi Bharatiya Janata Party, partai Hindu nasionalis pendukung Perdana Menteri Narendra Modi, mengeluarkan komentar yang memicu kemarahan luas umat Islam di India dan luar negeri.
Beberapa pejabat tinggi India dilibatkan untuk mengatasi ketegangan diplomatik ketika negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab (UAE), dan Iran menuntut permintaan maaf pemerintah India karena membiarkan komentar yang menghina itu.
Sepanjang akhir pekan, para diplomat India yang bertugas di kawasan Teluk dan negara-negara Islam yang menjadi tetangganya dipanggil oleh pemerintah setempat untuk disampaikan protes atas komentar pejabat BJP.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam pernyataan bahwa cuitan dan komentar ofensif dalam bentuk apa pun tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
BPJ menonaktifkan seorang juru bicara yakni Nupur Sharma dan mengusir seorang pejabat lainnya pada Ahad (5/6/2022) karena menyakiti sentimen keagamaan warga minoritas. Umat Muslim India berjumlah 13 persen dari 1,35 miliar penduduk di negara itu.
Seorang pejabat senior di Kedutaan Besar Qatar di New Delhi mengatakan pemerintah Modi harus menjauhkan diri mereka dari komentar itu.
“Menyakiti sentimen keagamaan bisa berdampak langsung pada hubungan ekonomi,” kata sang pejabat.
Dia menambahkan pihaknya sedang memeriksa laporan tentang aksi boikot komoditas India yang dilakukan sejumlah pemilik toko swalayan di Qatar.
Perdagangan India dengan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), yang mencakup Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Oman, dan UAE, mencapai sekitar USD 90 miliar (Rp1,3 kuadriliun) pada 2020-2021. Jutaan warga India tinggal dan bekerja di negara-negara GCC. Perdana Menteri Narendra Modi dalam beberapa tahun terakhir telah memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara yang kaya energi itu, sumber utama impor bahan bakar India.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman