KRISIS UKRAINA

Uni Eropa Minta Cina Jadi Mediator Dialog Perdamaian Rusia-Ukraina

Internasional | Senin, 07 Maret 2022 - 03:07 WIB

Uni Eropa Minta Cina Jadi Mediator Dialog Perdamaian Rusia-Ukraina
Presiden Cina, Xi Jinpeng (kanan), punya kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/DAILY MAIL)

BRUSSEL (RIAUPOS.CO) - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menilai Cina harus menjadi mediator dialog perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, negara Eropa tak dapat memenuhi peran tersebut.

"Tidak ada alternatif lain, harus Cina, saya yakin itu," kata Borrell dalam wawancara bersama media Spanyol, El Mundo, yang dirilis pada Jumat (4/3/2022), seperti dikutip AFP.


"Diplomasi tak hanya dilakukan oleh Eropa atau Amerika. Diplomasi Cina memiliki peran untuk dimainkan saat ini," lanjutnya.

Borrell menyebut pihaknya belum berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak Cina, begitu pula sebaliknya. Cina disebut belum berkomunikasi soal peluang menjadi mediator ini.

Menurut Borrell, Uni Eropa dan AS "jelas" tak bisa melakukan mediasi untuk konflik Rusia-Ukraina saat ini. Apalagi, menggunakan kerangka kerja diplomatik empat arah yang melibatkan Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman yang dikenal sebagai format Normandia.

Merespons invasi yang terjadi kini, Cina terlihat berupaya memasuki dua kubu. Beijing menolak menyebut serangan Moskow sebagai invasi untuk menjaga relasi kedua negara itu.

Namun, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, sempat menyatakan bahwa negaranya "sangat menyesali konflik yang pecah di Ukraina dan Rusia, dan memperhatikan secara ketat kerugian yang alami warga sipil."

Sementara itu, negosiator Ukraina, David Arakhamia menuturkan bahwa ronde ketiga dialog antara Moskow dan Kiev akan berlangsung pada Senin (7/3) ini.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook