JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Upaya pemadaman kebakaran hutan di Australia semakin sulit. Cuaca di Australia membuat titik api terus bertambah. Pemerintah Australia terus menambah sumber daya untuk mengendalikan kondisi darurat yang dicanangkan hingga Kamis mendatang (9/1).
Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) menyebutkan bahwa angin kencang yang sedang melintasi daerah selatan Australia bakal memperparah kebakaran. Angin berkecepatan 128 kilometer per jam itu membuat api menjalar ke daerah-daerah baru.
"Api menyebar cepat. Jika Anda berada di wilayah Tallong, Werai, Exeter atau sekitarnya, segera cari tempat berlindung karena evakuasi sudah tak bisa dilakukan," tulis New South Wales Rural Fire Service seperti dilansir Washington Post.
Australia bakal dilanda cuaca panas dengan suhu sampai 40 derajat celsius hingga pertengahan pekan ini. Di Pernith, NSW, suhu sempat mencapai 48,9 derajat celsius. Sementara itu, Kota Mallacoota di Negara Bagian Victoria masih terkepung api meski sebagian korban sudah dievakuasi ke lokasi yang aman.
"Seumur hidup saya tak pernah melihat api yang menakutkan seperti itu," ujar Emily Wellington kepada BBC. Wellington sudah beberapa hari terjebak di Pantai Mallacoota sebelum tiba di Hastings.
Beberapa titik api juga melumpuhkan dua stasiun pemasok listrik di NSW. Hal tersebut mengancam jaringan listrik di ibu kota Sydney. Pemerintah menyebutnya sebagai bencana terparah dalam beberapa tahun terakhir.
"Rasanya seperti terkena bom atom. Dampak dan kehancuran yang ditimbulkan benar-benar tak bisa digambarkan," ungkap Menteri Transportasi NSW Andrew Constance kepada ABC.
Sejak awal musim panas, ada 23 orang yang meninggal akibat bencana kebakaran hutan. Ditambah 1.200 rumah rata dengan tanah serta jutaan hektare lahan hangus. Komisioner NSW Rural Fire Service Shane Fitzsimmons mengatakan, kebakaran pada akhir pekan bisa menambah angka yang dipunyai saat ini.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison baru saja mengerahkan 3 ribu tentara untuk membantu pemadaman. Namun, langkah tersebut juga belum mendapat respons positif dari masyarakat.