Rakyat Amerika Kecam Pembunuhan Jenderal Iran

Internasional | Minggu, 05 Januari 2020 - 21:05 WIB

Rakyat Amerika Kecam Pembunuhan Jenderal Iran
Demonstrasi antiperang di New York, Amerika Serikat, Sabtu (4/1). Foto: Reuters

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) -- Aksi militer Amerika Serikat yang menewaskan komandan militer Iran, Qassem Soleimani dikecam sebagian warganya sendiri. Demonstran turun ke jalan di berbagai lokasi, Sabtu (4/1), guna mengecam serangan tersebut dan keterlibatan AS dalam konflik di Timur Tengah secara umum.

"Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian. AS angkat kaki dari Timur Tengah!," teriak ratusan demonstran di depan Gedung Putih sebelum menuju Trump International Hotel, yang berada tak jauh dari lokasi tersebut.


Aksi protes serupa terjadi di New York, Chicago dan kota-kota lainnya. Penyelenggara Code Pink, kelompok antiperang yang dipimpin kaum perempuan, menyebutkan aksi protes dijadwalkan di sejumlah kota besar dan kecil di AS.

Massa di Washington memegang poster-poster bertuliskan "Jangan ada perang atau sanksi terhadap Iran!" dan "Pasukan AS keluar dari Irak!"

Pembicara dalam aksi di Washington melibatkan aktris sekaligus pegiat Jane Fonda, yang ditangkap tahun lalu saat aksi protes perubahan iklim di Capitol AS.

"Generasi muda di sini harus tahu bahwa semua perang yang terjadi sejak Anda lahir telah memperebutkan minyak," kata Fonda (82) di hadapan massa.

"Aksi protes tidak banyak membantu, tetapi setidaknya saya bisa hadir dan mengatakan sesuatu: bahwa saya menentang hal ini," kata demonstran Steve Lane dari Bethesda di Maryland.

Soleimani, yang dianggap sebagai tokoh terkuat nomor dua di Iran, tewas dalam serangan AS pada konvoi di bandara Baghdad pada Jumat (3/1), dalam peningkatan dramatis permusuhan di Timur Tengah antara Iran dan AS beserta sekutu-sekutunya.

Pendapat publik menunjukkan bahwa warga Amerika secara umum menentang intervensi militer AS di luar negeri. Survei tahun lalu oleh Chicago Council on Global Affairs menyebutkan hanya 27 persen warga yakin intervensi militer menjadikan Amerika Serikat lebih aman. Sedangkan hampir setengahnya berpendapat sebaliknya. (jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook