Anwar Ibrahim Diminta Tak Pandang Bulu dalam Memberantas Korupsi

Internasional | Selasa, 03 Januari 2023 - 23:46 WIB

Anwar Ibrahim Diminta Tak Pandang Bulu dalam Memberantas Korupsi
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim didesak untuk mengabaikan kritik terhadapnya dan lebih baik menunjukkan kinerja. (AP)

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim didesak untuk mengabaikan kritik terhadapnya dan lebih baik menunjukkan kinerja. Anwar Ibrahim diminta fokus memperkenalkan sebanyak mungkin reformasi birokrasi selama 5 tahun ini. Tujuan lainnya adalah untuk memulihkan nama baik Malaysia dari kasus korupsi.

Pendukung DAP Lim Kit Siang mengatakan bersiap menerima peringkat Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2022 dari Transparency International (TI) yang akan dirilis bulan depan. Lim mengatakan pada titik ini, sudah terlambat bagi Anwar untuk membawa perubahan dan memperbaiki posisi negara di peringkat CPI 2022.


“(Ke depan) Anwar harus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa Laporan CPI TI 2023 Malaysia adalah yang terbaik, bahkan lebih baik dari Laporan CPI TI 2019, yang terbaik dalam 25 tahun sejak Transparency International memulai seri CPI tahunannya di 1995,” kata Lim dalam entri terbarunya di blognya.

Dia mengatakan hal ini dapat dicapai jika Anwar memanfaatkan sepenuhnya sidang parlemen yang akan datang pada Februari dengan membuat rencana integritas publik yang baru. Dia mengatakan proposal Rencana Antikorupsi Nasional Malaysia untuk menempatkan Malaysia di antara 30 negara teratas di dunia dalam integritas publik harus diluncurkan selama sesi parlemen Februari 2023. Itu akan menjadi awal yang baik bagi parlemen dan pemerintah Anwar.

Dilaporkan awal tahun ini bahwa Malaysia turun lima peringkat di CPI 2021, ke posisi 62 dari 180 negara dalam hal korupsi sektor publik. Pada tahun 2020 negara ini berada di peringkat 57, sedangkan pada tahun 2019 ditempatkan di peringkat 51.

“Anwar harus membangun momentum dengan memprakarsai serangkaian reformasi kelembagaan untuk menjadikan Malaysia sebagai negara majemuk kelas dunia, kelas satu,” katanya.

“Mahathir Mohammad telah melewatkan kesempatan bersejarah untuk membuat Malaysia kembali hebat dan ini adalah kesalahan yang tidak boleh Anwar ulangi,” jelasnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook