BENGKALIS -- Untuk melestarikan budaya warisan kehidupan masyarakat Melayu Kabupaten Bengkalis zaman berzaman, menjelang hari raya Idulfitri 1443 H/2022 M, Bupati Bengkalis Kasmarni membuka secara resmi Festival Lampu Colok tingkat Kabupaten Bengkalis di Dusun Siandal, Desa Damai, Kecamatan Bengkalis, Kamis (28/04/2022) malam.
Peresmian Festival Lampu Colok ini ditandai dengan penyulutan api perdana lampu colok oleh Bupati Bengkalis didampingi Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso, Kapolres AKBP Indra Wijatmiko, Dandim 0303Bengkalis Letkol Inf Endik Yunia, Sekretaris Daerah Bengkalis H Bustami HY, Kepala Pengadilan Agama Hasan Nul Hakim, Asisten Administrasi Umum Aulia, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Alfakhrurrazy, beserta seluruh perangkat daerah di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, sehingga menjadi bentuk miniatur masjid.
Pada kesempatan tersebut, Bupati yang akrab disapa Bukkas ini menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi, berkomitmen untuk melestarikan kembali kearifan lokal lampu colok yang kita laksanakan setiap tahunnya dalam menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri.
Oleh karenanya, lanjut Bukkas, pelestarian budaya lokal masyarakat Melayu ini harus tetap bersinar agar ianya tak hilang ditelan zaman, yang mana memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri, yang dapat membuat warga Kabupaten Bengkalis yang saat ini berada di perantauan, rindu untuk pulang berhari raya di kampung halaman, serta dapat menarik kunjungan wisatawan.
"Tapi, jangan sampai kemeriahan dan keindahan kegiatan festival lampu colok ini, mengurangi aktivitas ibadah kita di bulan suci Ramadan, apalagi kita sudah berada di malam-malam terakhir Ramadan, yang mana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni malam lailatul qadar," tutur Bukkas.
Diakhir penyampaiannya Bukkas berharap agar semua terus menggaungkan serta mengupayakan lampu colok ini, dapat menjadi kalender wisata religi baru, di tingkat Provinsi Riau bahkan tingkat nasional setiap tahunnya menjelang datangnya idulfitri.
"Untuk itu, menjadi tugas kita semua baik itu masyarakat, pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan budayawan, tokoh pemuda, serta semua elemen yang ada di daerah ini, agar dapat terus melestarikan dan menghidupkan tradisi budaya lokal ini, dari generasi ke generasi," ujar Bukkas.(ksm/ifr)
Editor: Rinaldi