RENGAT (RIAUPOS.CO) -- Jalan Lintas Tengah yang menghubungkan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu)-Kuantan Singingi (Kuansing) mengalami rusak berat. Akibatnya, warga yang melintas di jalan tersebut mengeluh.
Kondisi terparah itu, khususnya di Kabupaten Inhu berada di Kecamatan Pasir Penyu, Kecamatan Sungai Lala, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Peranap. Kondisi yang ada diperparah oleh musim hujan dan hilir-mudiknya angkutan batubara.
"Jarak tempuh Rengat-Peranap itu, biasanya cukup dalam waktu dua jam. Namun untuk saat ini bisa mencapai empat hingga lima jam, apalagi ada truk yang tumbang. Hal ini disebabkan oleh kondisi Jalan Lintas Tengah mengalami rusak berat," ujar Usman salah seorang warga Kecamatan Kelayang, Kamis (27/10/2022).
Menurutnya, dari tahun ke tahun kondisi Jalan Lintas Tengah terus mengalami rusak. Apalagi sejak transportasi angkutan batubara melintasi Jalan Lintas Tengah dari Kecamatan Peranap menuju Jalan Lintas Rengat-Tembilahan.
"Harus sampai kapan masyarakat menderita akibat Jalan Lintas Tengah ini. Sudah jelas akibat Jalan Lintas Tengah ini rusak, berdampak kepada perekonomian masyarakat," tegasnya.
Di tempat terpisah, Ketua DPRD Inhu, Elda Suhanura SH MH ketika dikonfirmasi menegaskan bahwa, sudah seharusnya pihak pelaku usaha penambangan untuk melakukan kajian tentang angkutan (hauling). "Masyarakat menyebutkan salah salahsatu penyebab jalan rusak akibat angkutan batubara. Makanya saya tegaskan, agar pelaku usaha jeli dan melakukan kajian," tegasnya.
Menurutnya, bisa saja angkutan batubara tersebut melalui jalur sungai yakni Sungai Indragiri. Karena membuat jalan baru atau jalan produksi tidak akan mungkin dilakukan akibat anggarannya besar.
Untuk angkutan jalur sungai sambungnya, bukan hal baru. Sebab, beberapa daerah seperti di Kalimantan yang juga produksi batubara, menggunakan jalur sungai. "Jika ini bisa dilakukan, maka akan dapat mengurangi kerusakan di Jalan Lintas Tengah," sebutnya.
Laporan: Raja Kasmedi (Rengat)
Editor: Rinaldi