RENGAT (RIAUPOS.CO) -- Universitas Riau diwakili tim Dr Padil, Dr Iswadi, Ahmad Jamaan MSi dan Dr Feblil Huda mendesiminasikan teknologi tepat guna untuk masyarakat Bukit Lingkar, Kecamatan Batang Cenaku, Indragiri Hulu pekan lalu.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai Kemenristek Dikti ini merupakan dana satu-satunya yang diraih Unri dari skim PTDM (Produk Teknologi Disemenasi untuk Masyarakat) tahun 2019.
Menurut ketua tim, Dr Padil, Desa Bukit Lingkar menjadi pilihan mengingat jumlah penduduknya sangat besar melebihi 1.000 kepala keluarga. Secara langsung kepadatan penduduk ini akan berpengaruh kepada volume sampah yang dihasilkan.
"Ada alat yang dipakai, mesin pencacah plastik jenis tertentu yang akan menghasilkan butiran plastik untuk didaur ulang serta alat pencacah sampah makanan untuk menghasilkan kompos," kata dosen Teknik Kimia yang juga Ketua Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (FlipMas) Batobo Riau Kepri ini.
Kegiatan ini ditujukan untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam mengelola sampah secara terpadu.
Dikatakan Padil, pihaknya ingin agar sampah yang menjadi musibah dapat menjadi rupiah dan berkah. Hanya diakui Padil Pihaknya hanya mampu memfasilitasi gudang penyimpanan dan tempat peralatan pencacah, manajemen pengelolaan dan memfasilitas kelembagaan di tingkat masyarakat. "Untuk keberlanjutannya akan diambil alih pengerjaannya oleh Bank Sampah yang dikelola Badan Usaha Milik Desa," katanya.
Perlu kesadaran Masyarakat Sebelum pemanfaatan pengolah sampah secara langsung, tim ini melakukan sosialisasi kepada masyarakat, perwakilan warga serta aparat setempat. "Perlu kesadaran bersama bahwa sampah memiliki nilai ekonomis, karena itu perlu dipilah mana yang dapat didaur ulang atau diolah agar dapat dimanfaatkan sehingga mendatangkan keuntungan," kata Ahmad Jamaan.
Dosen Hubungan Internasional FISIP Unri ini menekankan agar masyarakat memulai memilah sampah sesuai dengan yang diinginkan pengelola bank sampah sejak dari rumah. Pemilahan dapat difasilitasi pemerintah desa dalam bentuk pemberian tong atau penampung sampah sementara di setiap rumah dan sekolah. Setelah terkumpul dalam jumlah tertentu baru diserahkan kepada bank sampah.
Dikatakannya pemanfaatan sampah harus dikelola dengan baik oleh lembaga terkait hasil bentukan pemerintah desa atau masyarakat. "Perlu alur sistematika penerimaan, pengolahan hingga menjualan sampah hasil olahan secara rapi dan teratur sehingga masyarakat termotivasi untuk mengerjakannya," ujarnya.(fiz)