RENGAT (RIAUPOS.CO) - Puluhan warga utusan lima desa dari Kecamatan Lubuk Batu Jaya dan Kecamatan Sungai Lala, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menggelar aksi damai ke pabrik kelapa sawit (PKS) PT Sanling Sawit Sejahtera (SSS), Selasa (3/8). Puluhan warga itu menuntut dugaan pembuangan limbah cair ke sungai daerah itu.
Karena atas dugaan pembuangan limbah tersebut, sudah sering ikan di Sungai Ati-ati yang mengalir ke Sungai Batang Lalo, mati. Di mana sungai itu bermuara ke Sungai Kuantan atau disebut juga Sungai Indragiri.
Warga dari lima desa itu diantaranya, Desa Rimpian Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Desa Perkebunan Sungai Lala, Desa Pasar Sungai Lala, Desa Kuala Lala dan Desa Kelawat sama-sama Kecamatan Sungai Lala. Warga mendatangi kantor PKS PT SSS, menggunakan kendaraan roda dua den gan titik kumpul kantor Desa Rimpian.
Untuk menyampaikan aksi damai, pihak perusahaan menerima perwakilan warga di bagian lobi kantor PKS PT SSS. Warga juga membentangkan spanduk bertuliskan jangan membuang limbah ke sungai yang dipasang bersebelahan dengan papan plang PKS PT.
Ali Akbar perwakilan warga Desa Sungai Lala mengatakan bahwa, dirinya bersama warga yang lain terganggu atas dugaan pembuangan limbah ke Sungai Ati-ati serta Sungai Batang Lalo. "Saya mewakili warga lainnya yang berprofesi sebagai nelayan, mata pencarian kami sangat terganggu," ujar Ali Akbar.
Menurutnya, dia bersama warga lainnya hampir 24 jam berada di sungai untuk mencari ikan. Sehingga dari pengetahuannya bersama warga lainnya, sudah 12 kali terjadi ikan mati dengan jumlah banyak.
"Makanya saya tahu, sudah terjadi dugaan pencemaran di Sungai Ati-ati dan Sungai Lalo sebanyak 12 kali," katanya.
Menurutnya, apa yang dilakukannya bersama rekan-rekannya, hanya untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. "Kami hanya untuk urusan perut, tidak untuk mencari kaya," kesalnya.
Hal yang sama juga disampaikan Muhammad Idris utusan Desa Kelawat. Dimana ratusan ikan dalam kerambahnya mati yang diduga akibat limbah.
Menurutnya, mana mungkin ada warga lainnya meracuni ikan menggunakan ikan dalam kondisi air sungai lagi naik.
"Ikan saya jenis baung mati mencapai seratusan. Saat ini, harga ikan Baung mencapai Rp70 ribu per kilogram dan harga dipasaran mencapai Rp100 ribu per kilogram," terangnya.
Dari pertemuan tersebut, disepakati bersama pihak perusahaan yang dituangkan dalam
berita acara. Dalam berita acara itu disebutkan ketika ditemukan ikan mati, masing-masing
pihak melakukan turun bersama mengambil sampel.
"Kami pada prinsipnya siap menerima masukan dari perwakilan warga dari lima desa. Mudah-mudahan kedepannya hubungan silaturahmi antara warga dengan perusahaan dapat terjalin dengan baik," harap Manager Legal PT SSS, Ikhsan Siregar.(kas)