Elon Musk Bersedia Lanjutkan Pembelian Twitter, tapi Ada Satu Syarat

Hukum | Sabtu, 27 Agustus 2022 - 03:00 WIB

Elon Musk Bersedia Lanjutkan Pembelian Twitter, tapi Ada Satu Syarat
Elon Musk bisa berubah pikiran terkait pembatalan akuisisi Twitter. (ELECONOMISTA.ES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pada awal Juni lalu, Elon Musk memutuskan menarik diri dari kesepakatan akuisisi Twitter. Sebelumnya, triliuner berusia 50 tahun yang merupakan CEO Tesla dan SpaceX itu sesumbar akan membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp652 triliun lebih.

Pembatalan akuisisi Twitter tersebut membuat Twitter marah. Twitter menuntut Elon Musk. Sidang gugatan Twitter juga dijadwalkan bakal digelar Oktober mendatang. Namun saat ini, beredar kabar bahwa Elon Musk bisa saja kembali berubah pikiran.


Dalam dokumen terkait persidangan, pengacara Musk menulis Twitter salah menghitung jumlah akun palsu dan spam di platformnya, sebagai bagian dari skema untuk menyesatkan investor tentang prospek perusahaan. Pengungkapan Twitter perlahan-lahan terurai. Twitter panik dan menutup gerbang informasi dalam upaya putus asa untuk mencegah pihak Musk mengungkap penipuannya.

Reuters juga mengutip tweet Elon Musk. Dia mengatakan jika media sosial mengungkapkan bagaimana sampel 100 anggota dan mengonfirmasi bahwa mereka adalah pengguna Twitter nyata, kesepakatan akuisisi akan kembali. Musk juga menambahkan, jika ternyata pengajuan SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa AS) mereka secara material salah, maka Elon Musk akan tetap membatalkan akuisisi.

Sebelumnya, Elon Musk menuding medsos itu tidak dapat membuktikan kepadanya bahwa spam dan akun palsu berjumlah kurang dari lima persen dari total jumlah akun Twitter. Elon Musk memang diketahui resah akan hal ini lantaran Twitter dinilai memiliki banyak akun palsu dan bot yang meresahkan.

Elon Musk yakin setidaknya 10 persen pengguna aktif harian Twitter palsu. Yang lebih buruk, dalam gugatannya, Musk mengatakan bahwa 65 juta, atau 28 persen dari 229 juta pengguna aktif harian di Twitter, tidak melihat iklan apa pun. Untuk itu, ia menggunakan alat khusus, yaitu Botometer. Yang terakhir telah dibuat oleh Universitas Indiana dan mengukur akun tidak autentik atau akun palsu.

Dalam pengajuan yang dikirim ke pengadilan, Elon Musk dan pengacaranya mengatakan bahwa Twitter menggandakan jumlah pengguna aktif harian yang dimonetisasi. Ternyata ada sebanyak 1,9 orang tiap triwulan yang masuk dalam kategori ini. Tapi, pihak Elon Musk bersikeras hal tersebut tidak nyata.

Sementara, untuk Botometer atau alat yang digunakan Elon Musk untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat tentang pengguna aktif harian Twitter, Twitter menyebut Botometer tidak dapat diandalkan. Alat tersebut bahkan dikatakan pernah menunjukkan bahwa akun Twitter Elon Musk sendiri sangat mungkin untuk menjadi bot.

“Musk menolak untuk menghormati kewajibannya kepada Twitter dan pemegang sahamnya karena kesepakatan yang dia tandatangani tidak lagi melayani kepentingan pribadinya,” jelas dokumen pengajuan di pengadilan.

Kabar terbaru juga mengungkapkan bahwa Elon Musk ingin memanggil salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey untuk melawan perusahaan media sosial itu di pengadilan. Adapun sidang akan dilaksanakan pada 17 Oktober mendatang di Pengadilan Negeri Delaware, AS.

Via Reuters, Dorsey, yang mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif Twitter pada November dan meninggalkan dewan pada Mei, dimintai dokumen dan komunikasi tentang perjanjian Musk pada April untuk membeli perusahaan. Dan, tentang akun spam di platform menurut salinan panggilan pengadilan.

Sumber: Jawapos.com, Elon Musk, lanjutkan pembelian twitter 

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook