JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kisruh sempat terjadi beberapa bulan lalu saat Akademi Kepolisian di Polda Jawa Barat melakukan seleksi calon taruna.
Itu karena Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan mengeluarkan aturan untuk mengutamakan putra daerah meski nilainya rendah. Hal itu langsung diprotes sejumlah orangtua calon taruna. Kasus itu akhirnya diambil alih oleh Mabes Polri dan Irjen Anton Charliyan kala itu hanya mendapat teguran lisan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Namun, tak berapa lama, Polri mengeluarkan surat telegram yang isinya mutasi, dan Irjen Anton dicopot dari jabatannya. Dikonfirmasi terkait pencopotan Anton, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membantah, pencopotan Anton terkait kisruh penerimaan Akpol beberapa waktu lalu.
Dia menyebut, mutasi merupakan sesuatu yang wajar di tubuh Korps Bhayangkara.
"Ini hanya mutasi rutin," katanya ketika dikonfirmasi, Sabtu (26/8/2017).
Berdasarkan surat telegram nomor ST/2032/VIII/2017 tertanggal 25 Agustus 2017, Anton dimutasi sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Wakalemdiklat) Polri. Setyo sendiri mengaku mutasi juga sebagai penyegaran dan regenerasi.
Di sisi lain, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, mutasi juga bagian dari tour of duty dan tour of area bagi para perwira Polri.
"Di samping itu ada juga yang memasuki masa pensiun," tuturnya.
Kasus "Local Boy" itu sebelumnya sempat menjadi atensi serius Kapolri Jenderal Tito. Bahkan, saat kasusnya mencuat akhir Juni lalu, Tito menginstruksikan tim dari Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) dan Asisten SDM untuk menyelidiki langsung ke Polda Jabar. Termasuk, melibatkan tim Inspektorat Pengawasan Umum.
