JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masyarakat luas saat ini prihatin atas banyaknya aksi teror yang terjadi belakangan ini. Tak hanya karena jatuhnya korban jiwa, tetapi juga lantaran para teroris itu turut melibatkan perempuan dan anak-anak dalam aksi mereka.
Terkait itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto menilai, menggunakan anak-anak dan perempuan untuk melakukan pengeboman merupakan modus baru teroris.
Kendati merupakan cara baru, pihaknya mensinyalir perbuatan itu meniru seperti perang yang terjadi di Timur Tengah.
Baca Juga :Raker KONI Diharap Jadi Momentum Pembinaan
"Iya (modus) baru ini kan, tapi meniru di Timur Tengah," katanya kepada JawaPos.com, Senin (14/5/2018).
Berdasarkan pendataan BIN, aksi terorisme dengan melibatkan perempuan sempat beberapa kali terjadi, seperti bom Panci di Bandung hingga upaya teror di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang.
"(Aksi teror oleh) perempuan juga sebetulnya kan sempat ada bom panci tapi tidak meledak, bulan sebelumnya juga perempuan yang di LP Tangerang tapi nggak (meledak). Wanita lain yang terlibat itu istrinya Santoso," imbuhnya.
Kendati begitu, serangkaian upaya teror itu sempat dicegah sehingga tidak terjadi ledakan. Sementara, aksi terorisme yang melibatkan perempuan dengan berujung jatuhnya korban jiwa baru terjadi saat ini.
"Tapi ini (kasus sebelumnya) kan tidak dengan kasus (bom meledak), ini kan meledak (baru kemarin di Surabaya). Memang ada fenomena baru yang meniru," tuntasnya. (sat)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama