JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jaksa penuntut umum (JPU) sidang dugaan terorisme dengan terdakwa Munarman menghadirkan saksi berinisial H yang menjadi pembicara dalam seminar berjudul "Mengukur Bahaya ISIS" bersama terdakwa.
Saat seminar digelar di IAIN Sumatera Utara, 5 April 2015 silam, H salah satu pimpinan di jajaran Polda Sumatera Utara.
"Jadi temanya 'Mengukur Bahaya ISIS', namun kami tidak mengukur ke sana, hanya saya lebih memfokuskan kepada cinta kepada tanah air. Saya sampaikan kepada audiens bahwa cinta itu adalah sayang, berarti harus merawat, menjaga hal-hal yang baik," ujar H dalam sidang di PN Jakarta Timur, Senin (7/2/2022).
H dalam keterangannya menyatakan kehadirannya mewakili Kapolda Sumut. Selain dirinya dan Munarman, seminar tersebut ikut dihadiri almarhum Ustaz Fauzan Al Anshory.
Lebih lanjut, H memaparkan bahwa pada tanggal yang sama, dirinya mewakili tiga pemaparan materi di lokasi lain. Jadwal tersebut membuatnya harus meninggalkan seminar lebih dulu tanpa mendengarkan pemaparan pembicara lain.
Setelahnya JPU kembali mengkonfirmasi BAP yang menyebutkan Munarman telah mengajak para peserta seminar untuk mendukung ISIS berdiri dan berkembang di Indonesia.
Kemudian, JPU memastikan pernyataan BAP saksi H yang menyebutkan Munarman sempat bertanya kepada H mengenai sikapnya atas kehadiran Kelompok Teroris ISIS di Indonesia.
"Munarman menanyakan kepada saya (H) dengan kata-kata 'Bagaimana Komandan.' Lalu saya jawab di hadapan audiens maupun Munarman, dan ustaz Fauzan Al Anshory bahwa ISIS tidak boleh berkembang di Indonesia," papar JPU saat bacakan BAP H.
"Termasuk di Sumatera Utara, karena tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD. Tetapi saya tetap melihat Munarman memprovokasi agar audiens tetap setuju dan mendukung tegaknya ISIS," lanjut JPU.
Terlebih ketika seminar tersebut memasuki babak tanya jawab, H mendapat pertanyaan yang menyinggung berdirinya ISIS di Indonesia. Menurut H, pertanyaan tersebut disampaikan oleh peserta seminar yang berada di kanan panggung.
"Kita ini kan 80 persen agama Islam, bagaimana menurut komandan (H) kalau ISIS itu berdiri di Indonesia? Itu disampaikan demikian oleh rekan-rekan, bagaimana kedudukan pak haji antara Pancasila dan Alquran," jelas H mencontohkan pertanyaan peserta.
H menyebut Munarman yang berada di sebelah kirinya juga langsung bertanya mengenai sikapnya terhadap berdirinya ISIS di Indonesia. Pertanyaan tersebut pun diiringi teriakan "setuju" dari para peserta.
"Kebetulan di sebelah kiri saya Pak Munarman, begitu. 'Bagaimana komandan ISIS setuju?' 'Setuju' di belakang sama di pojokan sama bilang 'setuju' gitu," ucap saksi H.
"Ya saya hanya diam, karena saat itu ISIS tidak begitu besar, 2015 baru-baru mulainya. Jadi anggap sebuah pertanyaan (berdirinya ISIS, red) ini hal-hal yang biasa," sambung H.
Meski demikian, H merasa raut dan ekspresi Munarman menunjukkan raut serius mendukung gerakan ISIS berkembang di Indonesia. Terlebih, dari tanggapan Munarman ketika merespons pertanyaan para peserta.
"Dari face language itu bisa kita keliatan bapak Munarman, ada tiga yang bisa saya lihat terhadap diri seseorang yang betul-betul serius. Pertama adalah suaranya; kedua tutur katanya; dan ketiga sistematikanya cara menyampaikan dan sebagainya," jelas H.
Saksi H mengaku tak sempat mengikuti pemaparan Munarman dan Ustadz Fauzan Al Anshari, sebab pulang setelah membagikan konsumsi pada peserta.
"Jadi setelah selesai foto-foto dan pembagian, mohon maaf snack dan makan siang yang saya siapkan. Kemudian saya kembali pulang, jadi saya tidak mengikuti penceramah kedua dan ketiga," paparnya.
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun