JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Aksi Raden Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Rara, sebagai pawang hujan dalam gelaran MotoGP di Mandalika, menarik perhatian sejak beberapa hari lalu. Bukan saja oleh publik di tanah air, tapi juga menjadi perhatian dunia.
Aksinya yang berjalan tanpa alas kaki di area pit stop sambil memainkan benda mirip mangkok di tangannya menjadi bahan pemberitaan di luar negeri.
Usaha Rara sebagai pawang hujan dalam perhelatan akbar tersebut ternyata cuma dibayar Rp5 juta per hari. Hal itu diungkapkannya dalam podcast Deddy Corbuzier.
"1 hari Rp5 juta," ujap Rara menjawab pertanyaan mantan pesulap beraliran mentalist itu.
Deddy Corbuzier terkejut mendengar jawaban Rara. Karena menurutnya, itu terlalu murah untuk ukuran event sebesar MotoGP. Rara pun mengakui bayaran itu murah. Sebab pada 2018 silam, Rara dibayar sebesar Rp50 juta di acara konser Guns N Roses.
Rara mengaku mau dibayar murah demi mensukseskan perhelatan akbar MotoGP Mandalika yang akan membawa nama besar bangsa Indonesia di pentas dunia.
Tugas dan tanggung jawab Rara sebagai pawang hujan sebenarnya menuai pro dan kontra. Ada yang melihat aksinya gagal namun ada pula yang beruha memberikan empati memberikan penilaian dia berhasil. Karena hujan memang berhenti.
"Kalau dibilang pawang hujannya berhasil atau tidak berhasil, yang penting hujannya berhenti dan Indonesia bisa menyelenggarakan event," tuturnya.
Rara juga mengungkapkan dirinya diminta untuk menghadirkan cuaca yang tidak terlalu panas tapi juga tidak hujan. Sebagai pawang hujan, dia pun berusaha menghadirkan cuaca yang nyaman sesuai permintaan klien. Rara pun memodifikasi ritualnya demi mendapatkan cuaca yang nyaman.
"Dupa biasanya kan banyak, ada 8 atau 5, tapi ini cuma satu dan di sekelilingnya es batu. Atas izin Tuhan kekuatan indigo bisa diarahin kan. Saya membayangkan langit ada AC-nya," akunya yang kemudian disambut tawa Deddy Corbuzier.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi