JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di antara para talent program komedi Kampung Rasa di Trans7, ada satu yang masih sangat baru di dunia komedi. Dia adalah Andrea Henriette. Memerankan anak dari Parto, Andrea bukan sekadar pemanis, tapi juga menambah keseruan cerita dengan logat dan bahasa Jawanya yang fasih.
Selebriti TikTok sekaligus DJ berdarah Inggris-Sulawesi itu merasa senang bisa menjajal dunia komedi dengan ciri khasnya. Kepada Jawa Pos, Andrea bercerita bagaimana dirinya mengeksplorasi kemampuan berbahasanya.
Setelah sering ngonten di TikTok, sekarang Andrea terlibat di acara televisi. Komedi pula. Bagaimana Andrea menyesuaikan diri?
Saya banyak nanya sama Pak Parto, yang di program Kampung Rasa jadi ayah saya. Beliau banyak kasih masukan, mulai dari kapan ngomong, kapan nge-jokes, terus juga janjian biar joke-nya lebih dapat. Pokoknya, saya sering minta masukan sama Pak Parto.
Apakah pengalaman joke di TikTok membantu?
Saya seringnya pakai candaan TikTok sih. Tapi kalau di TikTok kan saya sendiri. Nah, di Kampung Rasa, saya harus melakukannya di depan banyak orang. Jadi, ya, harus belajar lagi.
Andrea viral sebagai bule yang fasih berbahasa dan berlogat Jawa di media sosial. Lalu, bagaimana dengan bahasa Inggris?
Hahaha. Saya belajar bahasa Inggris dari sekolah lho. Saya keturunan Inggris dari papa saya, yang sudah meninggal lama banget. Kalau saya nggak belajar di sekolah, kayaknya nggak bakal bisa bahasa Inggris. Jujur saya sempat kesulitan belajar bahasa Inggris. Sulit nyantol gitu.
Lalu, bagaimana sampai Andrea bisa berbahasa dan berlogat Jawa?
Saya lahir dan besar di Salatiga, lalu sekarang tinggal di Semarang. Pas sekolah itu, banyak yang pakai bahasa Jawa, ya sudah, saya ikut dan jadi bahasa sehari-hari. Bahasa Inggrisnya sampai ketinggalan.
Sempat merasa heran nggak karena nggak bisa bahasa Inggris meski ada keturunan Inggris?
Saya kadang lupa kalau saya bule, hahaha. Saya sempat nggak nyaman pas dibilang, ”Bule kok nggak bisa bahasa Inggris.” Dulu sampai nangis kalau ada yang bilang begitu. Apalagi, penampilan saya beda. Misalnya, yang lain rambut hitam, saya nggak. Tapi sekarang sudah biasa aja, ya sudah lah. Toh tidak ada yang salah dengan saya pakai bahasa Jawa.
Lalu, apakah Andrea masih tetap melatih bahasa Inggris?
Saya sempat kursus dua tahun. Awalnya sih karena sedih di-bully nggak bisa bahasa Inggris. Tapi, kemudian saya sadar bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional, jadi memang harus belajar. Semakin ke sini, saya bisa belajar dari media sosial dan kursus online.
Pernah nggak dikerjain orang karena nggak bisa bahasa Inggris atau karena berwajah bule?
Pas itu di kota saya, saya mau beli makanan. Penjualnya langsung mahalin harga karena lihat wajah saya kayak turis. Langsung saya sambar pakai bahasa Jawa, ”Ketoke regone ora semono (kelihatannya harganya nggak segitu, Red).” Langsung dia minta maaf, hahaha.
Selain bahasa Jawa dan Indonesia, Andrea katanya juga bisa 17 bahasa daerah dan negara lain ya?
Hahaha, iya. Saya itu tertarik sama bahasa-bahasa Asia. Dari dulu saya selalu menemukan hal unik dari bahasa Asia dan itu bikin saya tertarik. Saya belajarnya dari lihat-lihat orang ngomong sama dari iklan TV luar negeri atau media sosial.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman