JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wawancara musisi Anji dengan seorang lelaki yang menganggap dirinya sebagai profesor ahli di bidang mikrobiologi klinik, Hadi Pranoto, menuai pro dan kontra di masyarakat. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai informasi yang disampaikan Hadi menyesatkan karena mengandung unsur pembohongan publik.
Reaksi atas wawancara Anji dengan Hadi Pranoto bukan saja berasal dari kalangan masyarakat biasa. Publik figur seperti Ernest Prakasa pun ikut angkat bicara. Dia setuju atas pernyataan salah satu warganet yang menyatakan bahwa Anji seharusnya bisa menelaah lebih dulu background narasumber sebelum diwawancarai.
“Setuju, Mas Anji jelas orang pinter. Kalau niatnya kritis demi fakta, harusnya bisa tahu mana narsum beneran dan mana yang abal-abal. Kecuali ya memang sekadar mementingkan engagement,” tulis Ernest di Twitter.
Selain Ernest Prakasa, Joko Anwar juga ikut bereaksi. Sutradara Perempuan Tanah Jahanam itu menyatakan dalam menyajikan sebuah informasi ke publik terkait Covid-19, harus bisa dipertanggungjawabkan karena menyangkut masalah nyawa banyak orang.
Buntut dari polemik tersebut, Anji, Hadi Pranoto dan IDI akan menggelar pertemuan pada Selasa (4/8) besok untuk membicarakan masalah ini. Hal itu diungkapkan Pepenk selaku manajer Anji.
“Tunggu saja besok. Bukan video klarifikasi sih. Besok akan ada pertemuan sama IDI, ada dr. Tirta, ada profesor Hadi Pranoto juga,” kata Pepenk kepada JawaPos.com melalui sambungan telepon, Senin (3/8).
JawaPos.com sempat menanyakan mengenai background Hadi Pranoto yang mengaku seorang profesor ahli bidang mikrobiologi klinik. Namun, Pepenk enggan memmberikan penjelasan tentang hal ini.
“Ditunggu aja besok Mas. Untuk sekarang belum bisa jawab,” ucapnya.
Untuk diketahui, wawancara Anji dengan Hadi Pranoto di YouTube menghebohkan publik lantaran Hadi mengklaim telah menemukan obat Covid-19 dari hasil penelitiannya. Obat itu, disebut Hadi, semacam antibodi yang diklaim dapat mencegah sekaligus menyembuhkan virus Korona dan sudah didistribusikan ke Wisma Atlet serta beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan serta mampu menyembuhkan ribuan pasien dalam waktu 2 sampai 3 hari.
Terkait pernyataan Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) angkat bicara. Wakil Ketua Umum IDI dr. Mohammad Adib Khumaidi menyatakan informasi yang disampaikan Hadi Pranoto itu menyesatkan.
Adib pun menjelaskan dua hal dalam kasus ini. Pertama, sosok Hadi Pranoto yang mengaku profesor atau ahli mikrobiologi klinik tidak dikenal sebagai profesor atau ahli dalam jaringan para ahli maupun dokter. Namanya juga tidak tercatat dalam database IDI.
Kedua, dari sisi konten, pernyataan Hadi Pranoto dinilai menyesatkan. Karena, sampai saat ini belum ada obat yang mampu mengobati Covid-19. Hal itu selaras dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Tak berdasarkan basis ilmiah, tak ada jurnal pendukung, tak ada bukti ilmiah dan sains yang mendukung, termasuk uji klinik. Ini adalah proses kebohongan. Harus ditindaklanjuti oleh aparat,” kata Adib kepada JawaPos.com.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman