Demikian seterusnya, karya demi karya dibentangkan lalu didiskusikan antara audien dan anggota RRCI. Sedangkan konsep seni pertunjukan yang dikemas di sebuah pondok atau pendopo. Para pengunjung, duduk santai menikmati juadah yang tersedia di Sapu Lidi Art Place sembari menikmati nomor-nomor karya yang dipentaskan.
Salah seorang pengunjung, Ridwan mengaku dengan jujur bahwa karya musik RRCI, sangat luar biasa. Dia yang notabene tidak akrab dengan dunia musik yang kebetulan lewat, langsung bergabung disebabkan mendengar karya dari RRCI. “Saya sangat menikmati karya-karya RRCI, jujur saya baru pertama kali dengar tapi saya langsung dapat menikmati. Saya bahkan sempat berandai-andai, sekiranya saya orang film, saya akan buat karya film dengan menggunakan musik RRCI sebagai soundttrack-nya, karena karya-karya RRCI, sangat cocok dan mampu mewakili nuansa Riau,” ujarnya.
Hadir dalam kesempatan itu, seniman budayawan Riau, Hang Kafrawi, Fedli Azis, Willy Fwi, Onggo IKJ, Anut Ardiansyah, Monda Gianes, dan diramaikan pengunjung lainnya dari mahasiswa-mahasiswi dari beberapa universitas yang ada di Pekanbaru serta masyarakat sekitarnya. Disebutkan Hang Kafrawi, bahwa ada jiwa dan kegemilangan dalam irama RRCI. ”Rasa dan spirit memancar dan menjelma jadi keyakinan untuk mencintai negeri bernama Riau” ujar Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB Unilak.(jef)