JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Para milenial saat ini banyak yang berperan seperti generasi sandwich. Yaitu, generasi yang terjepit dalam mengurusi orang tua dan anak pada saat yang bersamaan. Pengurusan itu lebih pada tataran finansial atau keuangan.
"Generasi sandwich ini rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka," kata Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Irma Gustiana Andriani dalam diskusi secara virtual bersama Avrist Assurance dan Jawa Pos, Jumat (27/11).
Menurut Irma Gustiana Andriani yang juga founder Ruang Tumbuh itu, tekanan yang dirasakan generasi sandwich mulai dari perasaan insecure, tidak berdaya, merasa tidak kompeten, konsentrasi menurun, sampai dengan depresi.
Meskipun demikian, kondisi itu masih bisa diminimalisasi dengan adanya komunikasi antarpasangan. "Karena melalui komunikasi setiap pasangan dapat saling menyalurkan perasaanya," imbuh perempuan yang akrab disapa Ayank itu.
Ayank menjelaskan, komunikasi dua arah menjadi komunikasi yang efektif dan penting dalam relasi pernikahan generasi sandwich. Penerapan mindful speaking dan mindful listening memberikan pengaruh psikologis yang baik pada kelancaraan komunikasi antarpasangan.
Dia menyebut sejumlah tip terbaik untuk para generasi sandwich. Di antaranya membuat peta pengasuhan, terbuka dalam mengkomunikasikan gaya pengasuhan, membagi peran dengan pasangan, toleransi terhadap perbedaan pola asuh dengan orang tua, manajemen waktu, dan manajemen keuangan keluarga.
Sementara itu, hal yang menjadi tantangan finansial bagi generasi sandwich adalah bergantung pada satu sumber pendapatan, men-support kehidupan orang tua, mempersiapkan tabungan untuk masa pensiun dan investasi hari tua, melunasi utang atau cicilan, mempersiapkan tabungan darurat, mempersiapkan perlindungan kesehatan, serta mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak.
Berdasar Smart Asset (Juni 2020), sebuah studi menunjukkan bahwa 27 persen keluarga yang merupakan sandwich generation menyebutkan bahwa mereka juga mengalami tekanan emosional.
Dalam kesempatan yang sama, Ainun Wulandari selaku Financial Planner Avrist Assurance mengatakan, tidak sedikit generasi sandwich yang konsumtif. Mereka sudah memiliki tanggungan tapi di saat bersamaan tergiur dengan banyak penawaran konsumtif, seperti kartu kredit, promo, cashback.
Menurut dia, kebiasaan perencanaan keuangan yang baik akan memudahkan generasi sandwich untuk menjalankan mimpi sekaligus tanggung jawab. Mengacu dari tip perencanaan keuangan, Ainun melihat ada pos untuk asuransi. Pos asuransi itu lebih pada kesehatan. Asuransi jesehatan adalah yang penting bagi seseorang, terutama pada saat lanjut usia.
Maka dari itu, generasi sandwich perlu mempertimbangkan untuk mendapatkan perlindungan asuransi yang memadai untuk orang yang mereka cintai. "Untuk orang yang berusia 65 tahun ke atas, ada kemungkinan 70 persen membutuhkan beberapa jenis perawatan kesehatan," katanya.
Avrist Assurance mengeluarkan produk asuransi kesehatan yaitu Avrist Prime Hospital & Surgical. Produk asuransi ini memberikan kenyamanan privasi kamar pada saat nasabah mendapatkan risiko dan harus menginap di rumah sakit.
Selain itu produk asuransi ini bisa digunakan untuk 1 keluarga dengan 1 polis. "Jadi semua keluarga bisa masuk, dari anak, orang tua, kakak, adik hingga mertua. Bahkan menantu juga bisa masuk. Bisa lebih dari 10 tertanggung dalam 1 polis. Tentunya syarat ini akan mempermudah sekali," tuturnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi