Modest Fashion Berkelanjutan, Ramah Lingkungan

Gaya Hidup | Minggu, 12 Maret 2023 - 10:12 WIB

Modest Fashion Berkelanjutan, Ramah Lingkungan
Para model menampilkan parade busana berbahan rayon pada ajang Muslim Fashion Festival. (ISTIMEWA)

Apa pertimbangan kamu saat membeli baju, celana atau busana? Apakah harganya, modelnya, trend, brand atau kenyamanannya? Mulai sekarang jadikanlah pakaian yang terbuat dari viscose sebagai salah satu pertimbangan. Karena selain memberikan kenyamanan, bahan ini juga ramah lingkungan.

RIAUPOS.CO - Fashion yang ramah lingkungan semakin banyak diperbincangkan bahkan menjadi gaya hidup. Hal ini berangkat dari banyaknya limbah fashion yang sulit diurai dan akhirnya menjadi beban bagi bumi. Karena itu, banyak penggiat fashion yang mengkampanyekan untuk memilih bahan ramah lingkungan sebagai material busana.


Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Badan Perwakilan Daerah (BPD) Riau, Basrie Kamba. Menurutnya modest fashion bukan hanya perkara stylish semata. ‘’Modest fashion tak hanya sekadar stylist. Tapi juga memperhatikan lingkungan dan bahan bakunya dan Indonesianya,’’ ujarnya yang juga Direktur Asia Pacific Rayon (APR) ini.

Bahan baku viscose menjadi bahan baku yang ramah lingkungan karena dibuat dari serat kayu alami. Selain itu, viscose atau yang biasa disebut rayon juga mudah terurai di alam. Sehingga tidak menjadi limbah fashion yang menumpuk lama.

Selain itu, bahan baku viscose juga bisa menghasilkan desain-desain yang tak kalah menarik dari material lainnya. Para desainer lokal Indonesia juga tengah galak menggunakan bahan baku viscose sebagai material busana yang mereka hasilkan.

Di antaranya ialah Geulis. Brand ini menghasilkan busana muslimah dengan desain yang stylish dari bahan viscose yang ringan dan adem saat dikenakan.

Di samping itu, ada brand Inen Signature, Aruna Creative X D'Nggo, IDE Indonesia, Gajah Duduk dan BT Batik Trusmi yang juga mengadopsi hal yang sama.

Bukan hanya materialnya yang alami, proses pembuatan, motif, pewarnaan atau ecoprint dan lainnya juga mempriorotaskan yang natural. Sehingga busana yang dihasilkan bukan hanya baik untuk penggunanya, namun juga baik untuk bumi.

‘’Semoga ke depan lebih banyak lagi desainer lokal yang aware dengan hal ini. Kebiasaan menggunakan fashion ramah lingkungan ini harus terus kita tumbuhkan. Bahkan lebih lanjut kita juga bisa mengadopsi langkah Aruna yang bisa menghasilkan sepatu dari bahan bekas,’’ tutupnya.***


LAPORAN: SITI AZURA









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook