Hanya saja, bagi mereka yang bertugas di daerah terluar dari ibu kota Teluk Kuantan, daya jangkau jaringan internet pun terbatas agak sedikit menimbulkan persoalan. Bahkan beberapa desa di Pucuk Rantau seperti Desa Setiang, Desa Perhentian Sungai dan beberapa lainnya tidak bisa menikmati layanan internet. Jika pun ada, itu terputus-putus.
Masyarakat harus menambah antena dan tiang agar bisa mendapat jangkauan internet. Ia berharap, ke depan persoalan itu bisa menjadi perhatian sehingga cita-cita pemerintah daerah memberikan layanan yang prima, bisa terealisasi.
Saat ini, untuk menyokong program aplikasi Aku-Sigap dan BLUD, mereka melakukan sosialisasi terutama pada tenaga kesehatan. Para tenaga kesehatan ini wajib segera mendownload aplikasi Aku-Sigap. "Kalau ada pengaduan atau keluhan warga kita sudah siap dan sigap menanggapinya," paparnya.
Terobosan Dibidang Kesehatan
Lauching aplikasi Aku-Sigap berdekatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Kuansing ke-23 tahun, yakni 12 Oktober 2022. Seolah menjadi kado istimewa yang disuguhkan Dinas Kesehatan Kuansing. Memang, untuk memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh pada masyarakat tidak bisa dengan metode lama yang hanya melayani ketika pasien datang ke rumah sakit, puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Semua harus bertransformasi pada penggunaan teknologi moderen. "Karena itulah, kita membuat aplikasi Aku-Sigap yang sudah diluncurkan," papar Plt Kepala Dinas Kesehatan, Japrinaldi AP MP.
Aplikasi Aku-Sigap sebagai terobosan bidang kesehatan dalam mewujudkan "Kuansing Hebat, Ekonomi Kuat" bidang kesehatan serta mewujudkan visi misi penguatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kuansing.
Aplikasi Aku-Sigap dibuat tenaga IT Dinas Kominfo Kuansing. Tujuannya tidak lain memperpendek rentang birokrasi pelayanan kesehatan yang selama ini diterapkan.
Aplikasi ini menjadi pendukung bagi UPTD Kesehatan sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan. "Kalau masyarakat ingin daftar berobat bisa langsung daftar online melalui aplikasi ini dan tidak perlu harus antre lama," paparnya.
Banyak menu layanan yang tertera dalam aplikasi Aku-Sigap. Untuk tahap pertama, di dalam aplikasi layanan kesehatan itu, baru tertera faskes 25 UPTD Kesehatan dengan dokter umum. Pasalnya, sesuai aturan pelayanan kesehatan bagi pasien BPJS Kesehatan, pelayanan dilakukan pada faskes tingkat pertama yakni puskesmas atau UPTD Kesehatannya di daerah masing-masing. Kecuali bila perlu rujukan, baru di tangani oleh dokter spesialis yang ada di rumah sakit.
Namun ke depan, Dinas Kesehatan akan melakukan kerjasama dengan organisasi para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kuansing, Riau bahkan nasional. Di mana akan memudahkan masyarakat atau pasien mendapat pelayanan sebelum tindakan yang di lakukan di RSUD Teluk Kuantan bahkan rumah sakit luar.
Ia berharap, aplikasi ini bisa di manfaatkan sehingga pelayanan kesehatan prima bisa diberikan secara menyeluruh pada masyarakat dimana pun.
Semula, hanya ada lima UPTD yang direncanakan menjadi BLUD. Semangat tenaga kesehatan yang bertugas di UPTD untuk mewujudkan pelayanan kesehatan menyeluruh atau semesta Universal Health Coverage (UHC) di Kuansing, pada akhirnya bisa berubah menjadi BLUD sesuai dengan hasil verifikasi dan penilaian persyaratan. Kuansing sendiri memiliki 25 UPTD Kesehatan, 52 Pustu, 59 orang dokter umum, 27 orang dokter gigi, 495 orang bidan, 275 orang perawat, 41 orang tenaga gizi, 49 orang tenaga kesehatan masyarakat, 25 orang analis kesehatan laboratorium, 19 orang tenaga kesling, sembilan orang apoteker, 26 orang asisten apoteker, 12 orang fisio dan rekam medis.
Strategi Mewujudkan Mimpi
Plt Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby AK MM terlihat bahagia dan memberikan apresiasi atas keberhasilan Dinas Kesehatan Kuansing melakukan terebosan baru membuat aplikasi Aku-Sigap.
Tanpa ragu, mantan legislator Riau ini pun langsung mencoba membuka aplikasi Aku-Sigap Kuansing melalui play store yang ada di android miliknya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, setelah mengikuti petunjuk yang tersedia, aplikasi Aku-Sigap pun bisa langsung diakses.
Di sana terlihat muncul beberapa menu yang ada yang bisa di klik masyarakat. Misal, menu pendaftaran, jadwal dokter, rawat inap, telpon ambulance, darurat, faskes terdekat, hubungi kami serta tanya sehat.
Menu pendaftaran, digunakan untuk mendaftar secara online bagi masyarakat yang mau berobat. Lalu faskes terdekat adalah fasilitas atau UPTD Kesehatan yang terdekat dengan pasien. Di menu itu terdaftar 25 UPTD Kesehatan se-Kuansing yang sekarang sudah berubah menjadi BLUD. Lalu ada menu tanya sehat. Menu ini bisa di manfaatkan bagi masyarakat apa yang menjadi keluhannya, sehingga memudahkan mereka memilih dokter yang diinginkan serta dilengkapi dengan menu cari dokter yang di tuju.
Suhardiman Amby mengatakan, keberhasilan Dinas Kesehatan Kuansing membuat aplikasi digital Aku-Sigap di android, sebuah terobosan yang perlu diapresiasi ditambah dengan keberhasilan semua UPTD Kesehatan Kuansing berubah menjadi BLUD. Di era sekarang, orang ingin semua bisa cepat terlayani dengan hasil yang memuaskan. Tidak terkecuali dalam pelayanan kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan ke dunia teknologi merupakan peralihan ke sistem yang lebih maju. Upaya mempercepat pencapaian visi misi Kuansing di bidang kesehatan. Memang diakuinya, telah meminta pada Plt Kesehatan Kuansing untuk melakukan terobosan untuk mempercepat pencapaian visi misi dibidang kesehatan.
Dirinya punya mimpi pada waktunya nanti, pelayanan kesehatan prima, kesehatan semesta (Universal Health Coverage-UHC) bisa bagi masyarakat Kuansing. "Saya punya mimpi, pada waktunya kesehatan masyarakat Kuansing full terlayani. Tidak saja di rumah-rumah sakit di Kuansing, tapi di seluruh Indonesia. Pelayanannya pun gratis," ujarnya.
Untuk mewujudkan itu, sebut Suhardiman, harus dimulai dari sekarang dengan melakukan berbagai terobosan, inovasi baru. Aplikasi Aku-Sigap dan langkah merubah UPTD Kesehatan menjadi BLUD, bagian strategis Pemkab Kuansing menuju pencapaian kesehatan semesta atau UHC bagi masyarakat Kuansing.
Di mana semuanya juga harus didukung kepersertaan masyarakat Kuansing dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui program BPJS Kesehatan. Sampai hari ini, jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan masyarakat Kuansing baru mencapai 80,79 persen. Sementara syarat pelayanan kesehatan semesta-UHC, harus mencapai 95 persen. Di mana ada sekitar 45.508 jiwa masyarakat Kuansing yang harus dirangkul mengikuti program BPJS Kesehatan.
"Kita ingin masyarakat Kuansing mendapat pelayanan kesehatan full. Mudah-mudahan sebelum ulang tahun Kabupaten Kuansing, ini bisa diwujudkan," ujarnya.
Pemkab tentu saja harus menyiapkan berbagai sarana yang dibutuhkan. Mulai penyiapan infrastruktur kesehatan di lapangan. Misalnya, ruang perawatan UGD, rawat inap, para medis dan kelengkapan peralatan dan lainnya tentu saja membutuhkan pagu anggaran yang cukup besar.
Pemberian anggaran yang cukup bagi bidang kesehatan bisa dilakukan. Apalagi sesuai dengan mandatorinya, pemerintah dianjurkan menganggarkan 10 persen dari besaran APBD Kabupaten bersangkutan, APBD Provinsi dan APBN.
Plt Kepala Dinas Kominfo Kuansing, Ir H Samsir Alam MM menyerahkan aplikasi Aku-Sigap pada Plt Kepala Dinas Kesehatan Kuansing Japrinaldi AP MP saat Launching, Senin (3/10/2022) di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Siapkan Perbup
Suhardiman pun dalam waktu dekat segera menyiapkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Zakat Penghasilan Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Bila Perbup ini rampung dan ditanda tanganinya, Baznas Kuansing melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) bisa memungut zakat penghasilan perkebunan kelapa sawit pada pabrik-pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada di Kuansing. Dari hasil kajian Pemkab Kuansing, ada potensi sekitar sekitar Rp180 miliar bila per kilogram sawit di pungut 2,5 persen.
Dana pengumpulan ini, akan diperuntukan untuk pelayanan kesehatan, peningkatan sumberdaya manusia dan pendidikan. Langkah ini juga harus ditunjang dengan sumberdaya manusia (SDM) yang memadai.
Pemkab, lanjut Suhardiman tahun 2022 ini sudah memulai dengan menyekolahkan 10 orang mahasiswa-mahasiswi Kuansing yang unggul untuk menimba ilmu dibidang kedokteran di Universitas Riau (Unri). Mereka di sekolahkan pemkab secara gratis, agar setelah menyelesaikan pendididikan mereka wajib mengabdi di Kuansing.
Ke depan, dalam tahun berikutnya, Pemkab akan melakukan kerjasama dengan sejumlah universitas terkemuka di tanah air. Seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan universitas terkemuka lainnya.
Pilihan itu, didasarkan universitas unggulan ini terkoneksi dengan universitas-universitas terkemuka di bidang kesehatan di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan lainnya. Usai menyelesaikan studinya, mereka kembali ke Kuansing untuk mengabdikan diri. Sehingga pada waktunya, Kuansing akan menjadi terdepan dalam dunia kesehatan.
Dirinya bermimpi, pada tahun 2030 itu, ketika dokter-dokter yang sudah dikirim ke berbagai universitas-universitas terkemuka di Indonesia dan luar negeri, kembali ke Kuansing dan mengambil bagian dalam percepatan pelayanan kesehatan masyarakat Kuansing, Riau dan Indonesia pada umumnya.
"Dari Kuansing untuk Riau, dari Kuansing untuk Indonesia dan untuk segenap masyarakat. Inilah mimpi kami. Walau pun daerah kecil, tetapi harus ada program unggulan yang harus disiapkan sejak sekarang dan direncanakan dengan matang," paparnya.
Di masa kepemimpinannya, Suhardiman berjanji akan membuktikan kalau masyarakat Kuansing akan bisa di jamin secara utuh pelayanan kesehatannya. Tentu saja itu dilakukan dengan kerja sama dengan berbagai kalangan.
Misalnya BPJS Kesehatan yang ditunjuk negara sebagai pihak untuk melayani kesehatan masyarakat, BPJS Kesehatan dan rumah sakit harus siap. Ia tidak ingin ada masyarakat Kuansing yang kesulitan dalam pelayanan kesehatan. Dimana soal pelayanan kesehatan, negara wajib menjamin, wajib hadir dan kepala daerah wajib melindungi seutuhnya kesehatan masyarakat kuansing.
Upaya ini juga bagian dari mencapai target RPJMD yang di targetnya akhir tahun 2024 bisa mencapai 60 persen.
Diapresiasi
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Zainal Arifin mengapresiasi strategi baru Pemkab Kuansing. Semua UPT Kesehatan sudah berhasil BLUD. Itu ditambah dengan meluncurkan aplikasi Aku-Sigap kesehatan. Dalam Permenkes Nomor 24 tahun 2022 menyatakan, seluruh puskesmas paling lambat tanggal 31 Desember 2023 wajib sudah menggunakan aplikasi digital.
Tidak lagi seperti hari ini. Kalau ke puskesmas berobat mendaftar secara manual. Kadang-kadang status pasien seminggu, tiga bulan hilang dan dibuat kembali status baru sampai ada lima statusnya di puskesmas.
Dengan aplikasi digital, tidak lagi seperti itu. Bisa di buka di Kuansing bahkan di Papua sekalipun dengan aplikasi yang sama. Sehingga sekali entri bisa dua tiga program terhubungkan hanya tinggal breeging ke Kemenkes. "Strategi Pak Bupati Kuansing dibidang kesehatan sekarang ini sungguh luar biasa," puji Zainal Arifin.
Mereka dengan dinas kesehatan daerah, selalu bersinergi dengan kementerian kesehatan bagaimana mewujudkan agar masyarakat bisa hidup mandiri untuk sehat. Misalnya, bagaimana ketika harus hadir 24 jam yakni dengan meminta agar seluruh puskesmas siaga 24 jam.
Setelah itu dilakukan, baru naik level kapan pun masyarakat sakit, mereka tidak pusing memikirkan biaya berobat jawabannya jaminan kesehatan semesta seperti upaya yang dilakukan Pemkab di bawah kepemimpinan Plt Bupati H Suhardiman Amby sekarang ini.
Jaminan kesehatan semesta di Provinsi Riau baru 79 persen. Kenaikan itu terbilang lambat dibandingkan dengan pencapaian nasional yang mencapai 86 persen. Makanya Riau, sejak dia diberikan amanah sebagai Kepala Dinas Kesehatan Riau menargetkan dalam dua tahun ini bisa naik 21 persen.
Target yang berat dan mustahil, namun harus dilakukan sebagai upaya Provinsi Riau pada 31 Desember 2023 sudah di level jaminan semesta untuk kesehatan."Mudah-mudahan, program kesehatan semesta–UHC ini, bisa di mulai dari Kuansing," ujar Zainal.
Editor: Eka G Putra