KREATIVITAS DI TENGAH PANDEMI

Di Tangan Lambas Barang Bekas Jadi Berkelas

Feature | Senin, 31 Agustus 2020 - 12:43 WIB

Di Tangan Lambas Barang Bekas Jadi Berkelas
Lambas Hutabarat, pengelola Bank Sampah Pematang Pudu Bersih saat memberikan materi tentang pengelolaan dan daur ulang sampah kepada para mahasiswa dari AMIK Mitra Gama di markasnya.

Membangun Pendidikan Karakter Lingkungan
Bank Sampah Pematang Pudu Bersih yang dibina oleh anggota Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) SKK Migas, PT Chevron Pacific Indonesia ini juga memberdayakan para pelajar yang ada di Duri, Kabupaten Bengkalis untuk berkontribusi bersama.

Caranya, para pelajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga jenjang perguruan tinggi diajarkan menjadi karakter yang peduli sampah hingga memiliki soft skill yang mampu mendaur ulang sampah jadi barang berharga. Kontribusi nyata ini tak mati meski ditengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah.


Baru-baru ini, bank sampah Pematang Pudu Bersih sering kedatangan kunjungan para pelajar yang ingin mengasah pengetahuannya tentang pengelolaan sampah. Lambas sendiri, yang merupakan Direktur Bank Sampah tersebut turun langsung berbagi pengetahuan.

"Para pelajar itu kita ajarkan mereka mendaur ulang sampah jadi kerajinan tangan. Kadang kita yang ke sekolah, juga ada yang datang ke kantor bank sampah. Mereka kita kasi pengetahuan agar bisa kreatif dan produktif," ungkap Lambas.

Belum lama ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari berbagai perguruan tinggi juga kerap kali bertandang ke markas bank sampah tersebut. Selain menggali ilmu, mereka juga melakukan penelitian dalam hal pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan yang digagas oleh Bank Sampah Pematang Pudu Bersih.

Disamping semua kontribusi tersebut, bank sampah ini rupanya juga turut mendukung program Adiwiyata sekolah hingga penghijauan lingkungan dengan cara membagi ilmu dan praktek kepada instansi pendidikan.

"Ada ban bekas yang sudah didaur ulang jadi tempat sampah dan dicat, kita letak di sekolah-sekolah untuk mendukung program Adiwiyata," katanya.

Hingga saat ini, Lambas dan sejawatnya terus berbenah dengan beragam inovasi barunya untuk lingkungan.

"Kita ada wacana buat papan informasi sekaligus tong sampah umum yang besar, nanti akan diletak di fasilitas umum, ini juga bakal disinkronkan dengan teknologi digital yang bisa memudahkan masyarakat mengelola sampah. Namun masih wacana, teknisnya masih dibahas, terutama soal anggaran juga," tuturnya.

Maju Berkembang Sejak Dibina Chevron
Wadah kreativitas dan juga sekaligus lumbung rejeki yang dikelola Lambas dan sejawatnya ini tak lepas dari sejarah panjang yang telah dilalui. Dia bersama rekan-rekannya merintis bank sampah sejak 2012, namun baru dikelola secara baik pada 2015.

Usaha bank sampah ini terus meningkat setelah mendapat bantuan pembinaan dari PT Chevron Pacific Indonesia. Lewat program PRISMA (Promoting Sustainable Integrated Farming, Small Medium Enterprise Cluster and Microfinance Access) inilah anggota K3S SKK Migas yang mengelola Blok Rokan tersebut membina masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Sejak diluncurkan pada Januari 2015 lalu, Program PRISMA di Riau telah menjangkau lebih dari 2.100 petani dan pelaku usaha mikro secara langsung. Program ini menerapkan strategi membuat pasar bekerja untuk petani dan pelaku usaha kecil, yang menitikberatkan pada penyediaan fungsi pendukung, yaitu akses ke berbagai layanan termasuk akses ke pengetahuan, keterampilan, bahan baku, pasar dan hubungan antar pasar, teknologi, dan lainnya.

Keberhasilan Lambas mengelola Bank Sampah juga mendapat apresiasi dari Chevron, hingga dirinya menjadi salah satu local hero asal Duri yang dapat kesempatan menghadiri acara Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-42 yang dibuka Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Lalu Lambas mengisahkan, awal mula dibina Chevron, mereka juga menggandeng Yayasan Sahabat Cipta, Yayasan Kumala hingga KEHATI untuk memberikan pelatihan manajerial, pendampingan hingga bantuan fasilitas untuk bank sampah sejak 2015 lalu. Dari situlah Lambas dan sejawatnya mulai bangkit dan berkembang.

"Kami dibina dengan baik, diajak studi banding ke daerah yang memiliki bank sampah. Melalui pelatihan dan studi banding kami bisa mengelola Bank Sampah ini menjadi lebih maju," katanya.

Lambas teringat, awal membangun bank sampah tersebut juga tidak mudah. Dahulu bank sampah tersebut dikelola bersama rekan-rekannya pemuda karang taruna setempat. Namun seiring waktu berjalan, seleksi alam terjadi. Satu persatu rekannya yang belum memiliki passion dibidang tersebut memilih angkat kaki. Lambas yang punya keinginan kuat tetap bertahan dengan segala keadaan, hingga akhirnya dia mampu membuktikan keberhasilannya melewati semua rintangan.

"Kisah bank sampah ini panjang, sejak awal dibina Chevron sampai sekarang sudah banyak kemajuan. Kami sangat berterima kasih SDM nya dibina dengan baik oleh Chevron. Hingga kami bisa kreatif, inovatif dan berpenghasilan. Kalau sekarang 2020 programnya bukan PRISMA lagi namanya, tapi ganti menjadi pembinaan bank sampah saja," tuturnya.

Kini tak hanya Lambas, Chevron rupanya juga membina 3 bank sampah lainnya di wilayah Riau sejak kemajuan pesat yang dialami Lambas beberapa tahun terakhir ini. Dalam program ini Chevron turut menggandeng akademisi dari Universitas Lancang Kuning terhitung mulai 2019 lalu.

GM Corporate Affairs Asset PT Chevron Pacific Indonesia, Sukamto Tamrin mengatakan bahwa lewat program bank sampah pihaknya memberdayakan masyarakat.

"Melalui program bank sampah ini, kami berharap dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam dua aspek, yakni aspek pemberdayaan ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan aspek lingkungan melalui pengelolaan sampah," kata Sukamto Tamrin, saat meresmikan Bank Sampah Berkah Abadi di Rumbai, Rabu (12/8) kemarin.

Dalam pembinaan bank sampah jilid II ini, Chevron menggandeng Universitas Lancang Kuning lewat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sebagai mitra pelaksana program, setelah sebelumnya bersama berbagai Non Government Organization (NGO).

Kini tak hanya di Duri, Chevron juga menjalankan program serupa di tiga bank sampah lainnya, yakni Bank Sampah Berkah Abadi di Rumbai Pesisir, Bank Sampah Berkelana di Minas dan Bank Sampah Induk Pelangi di Siak.

Pendamping bank sampah dari Universitas Lancang Kuning, Prama Widayat mengatakan, bahwa konsentrasi Chevron dan Unilak dalam pembinaan kali ini adalah memberikan Capacity Building dan Asset to Comunity.

"Capacity Building itu memberikan pelatihan dan meningkatkan SDM dengan sosialisasi dan edukasi yang diberikan pembina. Kemudian Asset to Comunity yaitu memberikan aset untuk mendukung operasional bank sampah tersebut. Ini merupakan kegiatan CSR Chevron yang menggandeng Unilak," kata Prama, kepada Riau Pos.

Hingga sekarang, keempat bank sampah binaan Chevron tersebut terus melaju dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan seiring berjalan waktu.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook