Agenda transisi energi masa depan telah memberi jalan bagi Pertamina untuk meningkatkan investasi di sektor energi baru dan terbarukan. Satu di antaranya adalah pengingkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (teknologi solar photovoltaic/Pv). Targetnya pada tahun 2020 hingga 2026 dari semula PLTS di lingkungan Pertamina hanya 4 Megawatt peak hingga menjadi 910 MWp). Di Riau, Pertamina akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di lingkungan Pertamina Indonesia untuk saat ini. Bagaimana upaya itu dilakukan? Berikut laporannya
Laporan HELFIZON, Duri-Riau
MENJELANG siang, setelah menempuh perjalanan 124 km dari Pekanbaru, kami memasuki kawasan Base Camp Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri. Teriknya matahari pagi menjelang siang, Selasa (18/10/2022) itu tak mengurangi semangat para pekerja di lahan terbuka seluas 4 hektare (ha) di temperatur cuaca ketika itu cerah berkisar 34-35 derjat celcius. Riau Pos berkesempatan turun langsung ke lapangan melihat proses pemasangan tabel solar Pv di lahan seluas 4 hektare (ha) kompleks Sinabung Camp Duri Kabupaten Bengkalis itu.
Pengawas konstruksi di lapangan yang juga Perwakilan Pertamina Power Indonesia, Vicky Kurniawan kepada Riau Pos menyebutkan bahwa sistem pembangkit tenaga surya menggunakan teknologi Photovoltaic (PV) untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik yang dapat kita gunakan.
Oleh karena itu, lanjutnya, di lahan ini akan dipasang tidak kurang dari 10.000u panel Pv dari 64.000 panel Pv yang akan dipasang di Riau. Panel-panel itu dipasang di lempengan berbentuk meja (table) berukuran 2 x 1 meter. Panel itu berfungsi menyerap panas dan mentransfernya melalui inverter dan diteruskan ke power house (gardu induk) untuk diolah menjadi energi listrik.
Menurutnya kalkuasi sederhana untuk setiap 1 Ha luasan lahan PLTS bisa menghasilkan 1 MWp.
“Jadi luasan lahan ini 4 ha akan menghasilkan 4 MWp,” ujarnya saat bincang dengan Riau Pos. Vicky menambahkan bahwa di lokasi ini pemasangan pondasi dan pemasangan Pv telah dilakukan. Sedang lokasi lainnya baru patok-patok penanda untuk pembangunan pondasi tiang Pv.
Proses pemasangan di beberapa wilayah di Duri ditargetkan bisa difungsikan akhir Desember 2022. Diperkirakan bisa memasok daya listrik sebesar 15-17 MWp. Sedangkan yang 10.000 panel ditargetkan terpasang akhir Oktober 2022. Panel ini akan dikoneksikan dengan power house (gardu induk) berupa rumah untuk travo dan panel-panel distribusi yang juga akan dibangun di lokasi ini.
Pekerja melakukan pemasangan Panel Photo Voltaic (PV) untuk Proyek PLTS di PHR Duri Sinabung sebesar 4,0 MWp.(EVAN GUNANZAR/RIAU POS)
Persiapan Energi Masa Depan
Bagaimana awal proyek besar ini? Senior Manager Facility Engineering PHR, Erwin Sianturi kepada Riau Pos menjelaskan bahwa awalnya Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan sub holding Pertamina bidang power yakni Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menandatagani nota kesepahaman pada tanggal 15 November 2021. Kerja sama itu untuk rencana penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk wilayah kerja Rokan.
Lebih lanjut ia menceritakan bahwa pembangunan PLTS ini ditandai dengan acara groundbreaking pada tanggal 23 April 2022. Pada acara tersebut hadir Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono, Komisaris Pertamina NRE David Bingei, CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro, Direktur Utama PT PHR Jaffee A. Suardin, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman, Direktur Proyek dan Operasi Pertamina NRE Norman Ginting dan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.
“Tenaga Surya sebagai salah satu energi baru terbarukan bukan sekadar tren global yang diadopsi di Indonesia. Transisi energi hijau yang berkelanjutan merupakan prioritas negara, “ kata Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin saat membuka acara ketika itu.
“PHR dalam hal ini turut berpartisipasi dalam mendukung target pemerintah melalui Grand Strategi Energi Nasional untuk mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 % pada 2025 serta mencapai net-zero emissions di tahun 2060 dengan jangka menengah 29%-41% di tahun 2030”.
Sementara itu Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono dalam kesempatan itu mengatakan bahwa potensi energi terbarukan ini sangat besar manfaatnya bagi persiapan energi masa depan.
“Proyek PLTS ini merupakan role model dan salah satu yang terbesar di Indonesia. PLTS yang diharapkan akan menghasilkan 25 MWp ini merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk mencapai 200 MWp. Melalui pembangunan PLTS ini, WK Rokan memperoleh efisiensi sebesar USD 5 juta,” kata Mulyono dalam sambutannya.
Potensi PLTS di WK Rokan
Dipilihnya PHR WK Rokan sebagai tempat dibangunnya PLTS adalah hal yang tepat. Potensi panas (sinar matahari) di wilayah WK Rokan cukup tinggi. Menurut Team Manager Facility Engineering PGT PHR WK Rokan, Arief Rahmat Wahidin kepada Riau Pos mengatakan bahwa sinar matahari di pagi hingga sore hari minimal rata-rat 4-5 jam per hari. Kondisi ini sangat cocok untuk PLTS karena potensi energi matahari cukup besar untuk diserap.