Andraina (30), perempuan anak satu di kota Pekanbaru, mengaku belum sempat masak saat bercerita, karena ada pihak keluarganya yang dirawat akibat virus korona. Gawai di tangan cekatan memesan makanan. Melalui aplikasi GoFood, ia memilih beberapa potong ayam dan ikan bakar. Nasi sudah ditanak sejak senja berlalu. “Sambalnya dilebihkan,” sambil membuat catatan kepada driver Gojek di kolom pesanan.
Laporan: Eka G Putra (Pekanbaru)
Mengawali pandemi Covid-19, Pekanbaru mulai memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertengahan April. Berlangsung dua pekan. Kemudian diperpanjang 14 hari lagi. Meluas hingga ke kabupaten dan kota di Provinsi Riau. Seiring waktu dan hasil evaluasi, PSBB berakhir. Berganti pembatasan sosial berkala mikro (PSBM) pada September kemarin.
Hujan tak henti mengguyur pusat-pusat keramaian di Kota Pekanbaru. Penanganan corona berdampak langsung ke masyarakat luas, khawatir tentu. Perut lapar, hujan belum kunjung reda, ingin keluar warung-warung tutup lebih cepat dari biasa karena terikat aturan pemerintah. Misalnya tidak diperkenankan lagi melayani pembeli makan di tempat.
Suasana sepi dan cuaca tak menentu menambah kerisauan Andraina. Aktivitas sebagai ibu rumah tangga yang berusaha dengan bisnis dalam jaringan (daring) kecil-kecilan tetap harus dijalankan. Memanfaatkan beragam aplikasi di gawai, termasuk Gojek yang memiliki beragam fitur di aplikasinya dan dinilai dapat diandalkan mendukung rutinitasnya.
“Ya, sesekali kalau tak sempat masak. Biasa pesan di GoFood. Tapi memang, paling berkesan itu waktu awal-awal PSBB, Pekanbaru kan hujan terus tu. Jadi memang sangat amat membantu,” ujarnya.
Di masa pandemi, sempat terbersit bagi Andraina tentang kebersihan makanan yang dipesannya. Namun seiring waktu, ia melihat di tagihan GoFood ada biaya tambahan dari warung tempat ia memesan sebesar Rp2 ribu untuk membayar bungkusan tambahan.
“Setelah GoFood datang, saya tanya biaya tambahan yang dimaksud. Dijelaskan abang Gojek bahwa itu untuk menjaga agar makanan tetap higienis dengan bungkusan tambahan yang diberlakukan pihak mitra makanan Gojek. Ya, tak masalah, jadi waswas juga hilang,” cerita Andraina.
Ditambahkannya, dari driver Gojek pula ia mengetahui di masa pandemi sekarang, ada informasi tambahan ketika orderan sudah diterima driver di aplikasi. Adalah tentang status kesehatan sang driver yang sudah menjalani cek kesehatan dan kondisinya dalam keadaan sehat.
“Ya, jadi abang ojeknya juga kasih info lain soal perkembangan. Seperti biasa, langsung kasih bintang lima dong, plus tips,” kata Andraina tertawa.
Menurut Andraina dalam komunikasi singkat di kawasan Simpang Tiga, Pekanbaru, ia mengaku masih ragu membawa kendaraan roda dua, dan juga takut membawa mobil di keramaian dan kepadatan kota, layanan di aplikasi Ojol (ojek online) khususnya Gojek diakuinya sangat membantu aktivitas bisnis kecil-kecilan yang digelutinya.
“Kalau ada perlu saat suami keluar kota, pasti pakai GoRide. Juga kalau ada pesanan dalam kota, selalu saya manfaatkan GoSend. Alhamdulillah membantu sekali, apalagi sekarang (masa pandemi,red) ini kan?, kami yang jualan online ini ya Gojek semakin menjadi pilihan,” ungkapnya.
Selama pandemi, memang pembatasan jam usaha amat terasa dampaknya bagi pendapatan, terutama bagi usaha kecil. Penerapan protokol kesehatan pun wajib diterapkan sesuai imbauan pemerintah, 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Krema, sebuah warung kopi di Jalan Rajawali Pekanbaru yang sudah lebih dulu menggunakan aplikasi GoFood bagi pesanan menu-menu yang tersaji. Sudah memakai tempat cuci tangan yang diletakkan di pintu masuk warung. Penurunan kunjungan diakui salah seorang barista, Bayu.
“Tempat duduk sudah dibuat berjarak, tapi dengan jam buka yang cuma sampai pukul 21:00 WIB, memang berkurang pesanan. Tapi dampak lainnya, pesanan GoFood lebih sering dibanding sebelum pandemi,” ujar Bayu Sabtu (17/10) yang selalu menambah kemasan bungkusan dalam setiap pesanan pelanggan dari orderan GoFood.
Konsisten, Tips Sang Mitra Teladan
Hari berganti musim di Pekanbaru tetap dua, hujan dan kemarau. Hasanuddin, guru sebuah bimbel mandiri ini menyebut, langkahnya untuk beralih menjadi tukang ojek dan memilih daftar di aplikasi Gojek tetap dapat menghidupi lima anaknya. Menurutnya, kerja keras dan komitmen yang konsisten dipastikan membuahkan rezeki yang tak terduga pula.
Layanan penting (essential services) di tampilan aplikasi yang menginformasikan kondisi kesehatan driver Gojek
“Sejak pertama di Gojek, istri selalu mencatat, sampai sekarang, awal-awal itu sampai Rp600 ribu sehari,” kata Hasan yang biasa duduk di Jalan Tambusai, tengah kota yang terdapat beberapa pusat perbelanjaan. Mal SKA, Living World, Transmart, juga ada Giant, Citra Plaza dan pasar Cik Puan.
Catatan rekap penghasilan sang istri, ceritanya, menurun di 2020 ini. Seiring waktu, masalah korona, memang berdampak. Dimana pelanggan utamanya, pelajar dan mahasiswa tidak ada lagi karena pendidikan tatap muka ditiadakan. Namun ia masih membawa pulang rata-rata Rp200 ribuan setiap hari.
“Penumpang berkurang, ekonomi masyarakat menurun, banyak yang dirumahkan juga karyawan kan, mereka daftar dan melakoni ojol. Ya, driver banyak penumpang berkurang. Tapi, seberapa banyak pun drivernya kalau kita konsisten setiap hari, kita pasti menang, kejar terus orderan, pasti menang, dimanapun berada pasti bunyi,” beber Hasan.
Sebagai ketua Basecamp Dgoska (mitra Gojek memiliki nama perkumpulan sesuai tempat biasa menunggu penumpang), Hasanuddin dipercaya Gojek Pekanbaru menjadi fasilitator apabila ada keluhan-keluhan rekannya sesama driver, misal saat ada aksi-aksi mitra, Hasan selalu menjembatani. Ia pun tak menampik dukungan luar biasa Gojek selama dua tahun tunak dibidang transportasi daring ini.
“Dari segi kesehatan, keamanan, prokes, bisa dibilang paling perhatian. Bukan apa-apa, memang itu saya rasakan sampai sekarang. Kalau tidak pandemi, kami bersama keluarga sampai diajak jalan-jalan bagi yang berprestasi ke tempat wisata,” akunya.
Hujan panas menghabiskan hari-hari mengelilingi kota, Hasan paham benar situasinya, terlebih ketika PSBB mulai diberlakukan, Gojek sempat menghilangkan aplikasi GoRide, atau layanan membawa penumpang di kendaraan roda dua. Namun pilihan layanan lain, dengan ditekuninya, pun tetap menghasilkan pundi-pundi rupiah. GoFood misalnya. Hasanuddin sudah dapat prediket pemegang emblem, sebuah prestasi bagi driver andalan.
Semenjak pandemi ini, menurutnya notifikasi di aplikasinya memberikan informasi bahwa driver ditunggu untuk mengikuti pengecekan suhu tubuh. Mendatangi kantor Gojek di Jalan Sudirman, di seberang RS Awal Bros sebelah Pasar Dupa, harus dilakoni. Karena disana driver yang mendapat notifikasi, suhu tubuhnya dicek, motor disemprot disinfektan dan diberi masker.
“Jadi kesehatan memang harus dicek, sepekan sekali rutin. Kalau belum, aplikasi tak ada masuk-masuk orderan,” kata warga Panam, Pekanbaru ini.
Disinggung prestasi yang diraihnya sebagai driver teladan, menurut Hasan ia mendapat prediket Off The Month, bahkan berturut-turut. Pada Februari dan Maret 2020.
“Memang, sejak awal 2020 itu berat, banyak teman-teman yang sudah angkat tangan dengan kondisi ketika itu. Tapi saya tetap memotivasi mereka, bukan langsung saya sampaikan, tapi saya buktikan dengan contoh di saya dulu. Ketika berhasil, baru saya berbagi tipsnya. Alhamdulillah, kawan-kawan sekarang yang memang masih mau full di gojek, fokus, kerja kalau fokus itu berhasil, mau pandemi pun tetap ada rezeki,” paparnya.
Dengan sehari 20 orderan atau penumpang, bahkan bisa sampai 30, dan jika belum dapat jumlah yang ditargetnya, Hasan masih menunggu di lapangan. Penilaian lain soal prediket yang dikantonginya, menurut Hasan juga terkait performa, misalnya mendapatkan bintang 5, tergantung kepuasan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sehingga menjadi tolok ukur dirinya menjadi mitra teladan.
“Jadi apapun yang dikasih sistem ikuti, konsisten. Sekarang, kita (driver,red) harus sehat, gerai yang kerjasama di GoFood juga sama, disemprot, makanan harus bersih dan dibungkus rapih. Mudah-mudahan perjuangan kami di jalanan dengan tetap sehat, juga menyehatkan masyarakat yang memesan,” harapnya.
Posko Aman, Driver Dicek Sesuai Prokes
Pelataran parkir yang luas di komplek ruko depan Pasar Dupa, Jalan Sudirman Pekanbaru terpasang tenda berwarna hijau. Ukurannya sekitar 1x2 meter. Cone (pembatas) dan tali pembatas juga terpasang dengan rapi kurang satu meter dari meja yang ada di bawah tenda. Dua petugas duduk di kursi dengan Faceshield serta bermasker memegang Thermogun. Disebut Posko Aman, berada di halaman kantor Gojek Pekanbaru.
Informasi suhu tubuh mitra driver dan status disinfeksi kendaraan dapat dilihat pelanggan di dalam aplikasi saat memesan layanan GoRide, GoCar, GoFood, dan GoSend.(GOJEK FOR RIAUPOS.CO)
Motor terparkir di pembatas yang disediakan. Tiga sampai lima driver datang, dari pantauan Riaupos.co pertengahan Oktober kemarin mereka tampak antri. Diawali memperlihatkan gawai ke salah seorang petugas tadi, kemudian di-Scan oleh petugas dan langsung dicek suhu tubuhnya. Setelahnya diberikan masker dan hand sanitizer kecil.
Setelah itu tampak sebuah mobil parkir. Kali ini giliran driver GoCar yang diperiksa. Metodenya sama dengan driver GoRide tadi. Namun mitra kendaraan roda empat mendapatkan hand sanitizer lebih besar untuk di mobilnya yang terlihat ada sekat di bagian tengah. Membatasi antara si pengemudi dengan penumpang.
“Sepekan sekali wajib datang begitu dapat notif (pemberitahuan,red) dari Gojek. Karena sangat berpengaruh, kalau yang tak cek suhu tubuh, dampaknya orderan tak masuk. Kalau hand sanitizer dapat sebulan sekali,“ kata petugas di Posko Aman Arhamzah.
Dijelaskannya, kalau dari pengecekan suhu tubuh, si driver panas tinggi, maka dipersilakan untuk istirahat secara mandiri selama 14 hari. “Juga ditanya, kalau keluar kota atau lainnya. Nanti ditindaklanjuti kantor,” kata Arhamzah yang merupakan driver Gocar yang mulai diperbantukan di Posko Aman tersebut bersama rekannya, Heri di masa pandemi ini.
Penerapan 3 M sesuai imbauan pemerintah, memang diterapkan dengan serius oleh Gojek di Posko Aman yang disediakan di seluruh wilayah operasional. Gojek menamakan dengan J3K (Jaga Kesehatan, Kebersihan, Keamanan). J3K bukan saja diterapkan kepada seluruh mitra, namun juga disosialisasikan kepada merchant atau mitra umkm yang terkoneksi dengan GoFood.
Hal ini dikemukakan Branch Operation Supervisor Gojek Pekanbaru Gilang Ibnu Afiff yang ditemui Riaupos.co di Posko Aman, Kamis (15/10/2020).
“Kalau sosialiasi kepada merchant, misal plastiknya ada karet, makanan ada pengaman, jadi sampai ke pelanggan tetap seperti packaging semula, juga ada beri hand sanitizer, separator di kasir, dan imbauan merchant minta driver jangan kumpul-kumpul terlalu dekat, maksimal misalnya 3-4 orang di tiap merchant, itu kami tindaklanjuti,” ulas Gilang.
Mengenai mitra makanan, menurut Gilang di Pekanbaru sudah hampir seribuan. Menurutnya, tak harus punya usaha besar untuk bisa menjadi merchant GoFood. Dengan penggunaan aplikasi GoFood, usaha kecil di Pekanbaru semakin banyak yang mendaftar dan diharapkan dapat menggerakkan sektor riil di tengah mayarakat.
Awal penerapannya, Posko Aman di Pekanbaru terdapat di lima lokasi. Yakni di kantor Gojek, kemudian di Jalan SM Amin, Jalan Riau dekat Jalan Pemuda, kemudian di SPBU Harapan Raya, dan di Jalan Kaharuddin Nasution, tepatnya di M-Poin Marpoyan.
“Di April lalu ada lima titik Posko Aman langsung dibuka, seiring waktu karena sudah diterapkan bersama seluruh pihak, jadi sekarang dipusatkan di kantor saja,” jelas Gilang,
Masih menurut Gilang, Posko Aman setiap hari didatangi sampai 200 hingga 300 mitra. Dimana mereka terlebih dahulu menerima notifikasi guna melakukan pengecekan suhu tubuh, minimal seminggu sekali, atau sebulan empat kali.
“Jadi notifikasi ke mitra kita meminta untuk segera cek suhu ke Posko Aman. Tak bisa diwakili tentunya, sehari bisa 200 bahkan sampai 300 mitra yang dicek, setiap hari kerja dari pagi jam 8 sampai 5 sore,” bebernya.
Sejauh ini, lanjutnya mengenai Posko Aman, selain memberikan handsanitizer ukuran besar dan masker kepada mitra GoCar. Gojek Pekanbaru juga sudah memasang 300-an separator atau pembatas untuk mitra GoRide, sejumlah yang sama pula kepada mitra GoCar. Pembatas itu diberikan kepada mitra-mitra yang aktif dengan intensitas yang lebih tinggi.
“GoCar juga ada beberapa yang dikasih pembatas di mobil. Sampai sekarang mitra se-Pekanbaru yang aktif itu sekitar 2-3 ribuan sampai September. Baik roda dua maupun roda empat,” ujarnya.
J3K, Aman dan Nyaman Menjaga Ekosistem nan Produktif
Inisiatif J3K ini juga merupakan upaya Gojek dalam memastikan seluruh ekosistem termasuk mitra dan pelanggan dapat tetap beraktivitas dan menjalani keseharian dengan produktif. Dalam keterangan resmi yang diterima Riaupos.co beberapa waktu lalu dari Gojek, menurut Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan inisiatif J3K dihadirkan tanpa ada biaya tambahan.
Gojek memperkenalkan inisiatif Jaga Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan atau dikenal dengan J3K. Langkah Jaga Keamanan termasuk dengan pemasangan sekat di kendaraan tanpa ada biaya tambahan bagi pengguna.(GOJEK FOR RIAUPOS.CO)
Menurutnya sejak awal pandemi, Gojek telah melakukan berbagai penyesuaian yang mengedepankan aspek kesehatan pada setiap layanan. Memasuki tatanan hidup baru, Gojek terus berinovasi untuk mendukung masyarakat menjalankan kesehariannya dengan mengedepankan tiga aspek utama, yaitu kesehatan, kebersihan, dan keamanan.
“Inovasi ini kami rangkai dalam sebuah inisiatif besar yaitu J3K. Inisiatif ini kami hadirkan tanpa ada pembebanan biaya tambahan karena kami percaya, rasa aman dan nyaman harus diberikan kepada setiap mitra, mitra, pelanggan, dan masyarakat luas,” tulis pihak Gojek.
Dijelaskan, Jaga Kesehatan di dalam inisiatif J3K merupakan program Gojek dalam menerapkan gaya hidup sehat, terutama bagi mitra yang melayani para pelanggan setiap hari. Salah satu inisiatif utama Jaga Kesehatan adalah mewajibkan pengecekan suhu tubuh bagi mitra driver di 200 titik Posko Aman J3K di berbagai kota besar, serta kewajiban pengecekan suhu tubuh bagi karyawan mitra usaha GoFood. Gojek secara konsisten juga memberikan informasi prosedur kesehatan kepada pelanggan melalui shuffle card di aplikasi Gojek.
“Gojek juga fokus mengembangkan layanan GoMed sehingga kini pelanggan dapat membuat janji melakukan rapid test Covid-19, di samping juga bisa membeli vitamin, obat-obatan, membuat janji tatap muka dengan dokter dan lain sebagainya yang terkait layanan kesehatan, bekerja sama dengan layanan Halodoc,” jelas Nila Marita.
Jaga Kebersihan, dalam inisiatif J3K adalah program Gojek dalam memastikan kebersihan ekosistem, salah satunya dengan membuat Posko Aman J3K sebagai tempat melakukan disinfeksi kendaraan dan helm, pendistribusian masker, hairnet, dan hand sanitizer bagi para mitra driver.
“Upaya lain dalam menjaga kebersihan ekosistem adalah dengan menerapkan protokol kebersihan bagi mitra usaha GoFood. Mitra GoFood diimbau untuk menyediakan wastafel dan hand sanitizer bagi mitra driver, dan menjaga makanan tetap higienis. Di layanan GoFood, kami juga menyediakan daftar outlet mitra yang secara konsisten menerapkan penggunaan masker dan pengecekan suhu bagi karyawan, serta penggunaan segel pengaman pada kemasan,” ujar Nila Marita.
Sementara Jaga Keamanan di dalam inisiatif J3K merupakan program Gojek dalam memberikan perlindungan untuk keamanan bersama. Di dalam aspek ini, Gojek memberikan informasi suhu tubuh mitra driver dan status disinfeksi kendaraan mereka yang dapat dilihat pelanggan di aplikasi. Fitur ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Sebelumnya, Gojek menjadi aplikasi on-demand pertama yang menyediakan fitur informasi status suhu tubuh mitra driver dan kebersihan kendaraan lewat aplikasi. Hal ini disampaikan Vice President Gojek Regional Sumbagut, Budianto Hariadi dalam keterangan pers yang diterima Riaupos.co.
“Melalui fitur informasi tersebut, pengguna layanan Gojek dapat mengetahui suhu tubuh dan kebersihan kendaraan mitra driver yang akan menjalani order mereka baik untuk layanan yang menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua,” tulisnya.
Fitur ini sambungnya, tidak hanya sangat membantu para pengguna layanan Gojek untuk merasa aman dan memastikan layanan mereka memenuhi standar kesehatan dan higienis, tetapi juga membantu mitra driver untuk bisa bekerja dengan tenang. Informasi yang tersedia merupakan rekaman dari pengecekan suhu tubuh mitra driver dan desinfeksi kendaraan mitra di 130 titik Posko Aman Gojek di 16 kota besar.
Sejak awal, katanya Gojek sudah mempersiapkan diri untuk beradaptasi sehingga diharapkan dapat tetap menjadi andalan masyarakat dalam menjalani pola Kebiasaan Baru di tengah situasi pandemi.***