Kompol Andrie Setiawan SIK MH resmi mengakhiri masa tugasnya sebagai Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru. Sebagai salah satu Kasat Reskrim paling berprestasi di jajaran Polda Riau, Kompol Andrie mendapat promosi jabatan baru sebagai Kassubdit I Tipiter Ditkrimsus Polda Riau.
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, PEKANBARU
Kompol Andrie Setiawan SIK MH menjalankan tugasnya sebagai Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru selama lebih kurang 1 tahun 7 bulan. Selama itu, Kompol Andrie mengaku banyak kenangan dan kesan yang ia rasakan. Namun yang pertama disyukurinya adalah dapat menyelesaikan kuliah pascasarjana.
"Alhamdulillah di tengah kesibukan penanganan perkara yang kompleks di Pekanbaru, di samping dapat pengalaman, dapat juga menyelesaikan kuliah S2," ungkapnya soal gelar Magister Hukumnya itu kepada Riau Pos, Senin (17/7).
Salah satu prestasi pertama yang diraih Kompol Andrie dan dapat pengakuan, adalah menyelesaikan perkara mafia tanah. Dirinya juga dipuji berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang dianggap sudah “beku", karena sudah hampir 10 tahun namun belum terungkap.
"Ketika awal saya bertugas, ada kasus pembunuhan yang sudah hampir 10 tahun terjadi di Tenayan Raya. Saya langsung berinisiatif membuka lagi. Kasus ini memang sulit, pelakunya licin, sudah beberapa kali ganti nama dan terus berpindah-pindah. Tapi kami punya tim yang solid," kata Kompol Andrie.
Penyelidikan kembali dimulai dengan mendeteksi keluarga pelaku. Karena pelaku melarikan diri sebatang badan, bahkan sudah menikah dengan nama baru di tempat pelariannya. Begitu terdeteksi pelaku mengontak keluarganya, kasuspun terungkap.
Pelaku, berinisial RTS itu dijemput di Kampung Nelayan, Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Misteri kasus pembunuhan ponakan sendiri dengan dibakar pada 29 juni 2013 silam itu akhirnya selesai.
Menyusul atas pengungkapan kasus menonjol lainnya, Satreskrim dan Polresta Pekanbaru menerima Kompolnas Award atas penyelesian dan restorative justice terbaik.
Kemudian Kompol Andrie menyebutkan juga salah satu kasus yang membuatnya begitu lega usai terungkap, yaitu kasus perampokan bersenjata. Satreskrim menurutnya harus bekerja keras putar otak dalam memburu pelaku yang merupakan "lone wolf", perampok bersenjata yang bekerja sendirian.
Kasus ini juga mendapat tekanan dari publik, karena perampokan itu terekam CCTV pada pagi hari dan viral di media sosial. Namun petunjuk sangat minim, bahkan untuk mengidentifikasi pelaku saja sulit. Hal ini tidak lepas dari pelaku yang bekerja sendiri, tanpa kontak dan keterkaitan dengan orang lain.
"Menurut kami ini kasus sulit, di bawah tekanan juga karena viral. Namun alhamdulillah tim punya energi yang positif, memanfaatkan teknologi yang dimiliki Polri, tentu dengan kesabaran dan ketelitian. Sekitar satu bulan, pelaku kami tangkap," ungkapnya lega.
Selama masa tugasnya, Kompol Andrie juga menyapu bersih perkara geng motor dengan mengungkap 7 kasus serta puluhan tersangka. Dirinya, bersama satuan Lantas dan Polsek jajaran juga melaksanakan operasi preventif dan blue light patrol untuk terus menekan aksi geng motor hingga balap liar.
Dalam beberapa bulan, ratusan kendaraan diamankan. Aksi geng motorpun seperti tiarap. Namun hal itu dan semua catatan prestasi itu menurut Kompol Andrie, bukan prestasinya.
"Saya selalu berprinsip, keberhasilan itu bukan individual, tapi keberhasilan tim. Tanpa dukungan penuh pimpinan, sejawat, tim yang solid dan juga masyarakat, keberhasilan tidak akan tercapai," ungkapnya.
Atas tugas baru di Polda Riau, Kompol Andrie kembali meminta dukungan. Dirinya juga meminta didoakan agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-bailnya.
"Semoga dapat melaksanakan tugas sebaik-baikmya, dimudahkan, sampai lanjutkan sekolah. Terima kasih atas kepercayan dan amamah diberikan pimpinan," tutupnya.(end)