RGE JURNALISME WORKSHOP 2015

Nanyang University ”Terlalu Tinggi”

Feature | Minggu, 15 November 2015 - 11:09 WIB

Nanyang University ”Terlalu Tinggi”
FOTO BERSAMA: Tim wartawan Indonesia foto bersama saat mengunjungi Singapore Press Holding, belum lama ini.

SIANGAPURA (RIAUPOS.CO) - Kadang belajar jurnalistik melalui seorang wartawan senior itu lebih mudah mendapatkan ilmunya, daripada dari seorang profesor, apalagi pengantarnya menggunakan Bahasa Inggris. Ini yang dialami 22 wartawan dari Indonesia, termasuk Riau Pos di dalamnya, saat mengikuti RGE Journalisme Workshop 2015, 2-9 November lalu.

Perjalanan tim wartawan dari Riau menuju Singapura dari via Pekanbaru-Jakarta-Singapura. Padahal seharusnya bisa langsung dari Pekanbaru ke Singapura, tapi karena pesawat Garuda, maka harus transit ke Jakarta. Tak mengapalah, bersyukur bisa berangkat, karena dikhawatikan jadwal pelatihan ini terganggu kabut asap. Keberangkatan sekitar pukul 15.00 WIB, sampai di Jakarta sore hari, transit dan langsung berangkat ke Singapura. Sampai di Bandara Changi sudah malam, dan di Orchad Parade Hotel sudah pukul 21.30 waktu Singapura. Padahal kalau langsung dari Pekanbaru ke Singapura, sore itu sudah sampai.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ketika sampai di hotel, teman-teman dari media di Jakarta, seperti  Jakarta Post, Investor Daily, Kompas, Sinar Harapan dan lainnya sudah tiba, mereka bahkan sudah jalan-jalan ke Garden Bay menjelang esok harinya pelatihan jurnalistik.

Esok pagi harinya, seluruh wartawan berangkat ke Nanyang University, yakni Wee Kim Wee School of Communication and Information Nanyang University. Nama lembaga ini, mengambil nama dari Presiden Singapura ke-4. Dr Wee Kim Wee (1985-993). Wee merupakan wartawan senior tapi juga politisi. Wee menerima pendidikan awal di Pearl’s Hill School. Pada Januari 1930 sewaktu berumur 15 tahun, dia meninggalkan Raffles Institution setelah dua tahun untuk bekerja di perusahaan surat kabar The Straits Times sebagai kerani dan setelah itu di bagian iklan dan berita. Delapan bulan sebelum tercetusnya Perang Pasifik (1941), dia meletakkan jabatan dari The Straits Times dan mengikuti United Press Association, sebuah agensi berita milik Amerika Serikat yang mendirikan kantornya di Singapura untuk kali pertama. Pada 1963, dia telah dianugerahi dengan Bintang Bakti Masyarakat dan pada 1979 anugerah Pingat Jasa Gemilang karena jasanya dalam bidang diplomasi.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook