Sonny menjelaskan bahwa banyak tema yang menarik untuk ditulis oleh wartawan terkait lingkungan. Misalnya sumber daya air, ketahanan pangan, pencemaran lingkungan, perubahan iklim, dan lainnya. Sonny menyatakan tulisan harus dipersempit dalam satu tema saja, misalnya temanya tentang ketahanan pangan, jika dikupas mendalam, banyak hal yang menarik. ’’Tidak perlu panjang, tetapi mudah dipahami oleh pembaca, sehingga pembaca tergugah dan mau ikut bersama-sama memperbaiki lingkungan. Selama ini kesan yang muncul tulisan yang panjang lah yang menarik, padahal dalam saat ini di zaman serba sibuk, pembaca itu memerlukan tulisan materinya simpel dan mudah dipahami,’’ ujar Sonny.

Dalam kesempatan itu perwakilan PBB di Indonesia Mr Douglas Broderick menjelaskan bahwa wartawan berperan penting dalam menyuarakan fenomena di tengah masyarakat. Misalnya kasus asap di Indonesia, media massa berhasil memberikan gambaran bagaimana kondisi asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Misalnya di Riau banyak sekolah diliburkan, aktivitas bandara pun terhenti, udara sangat buruk, warga pun menderita ISPA. ’’Saya kira media sangat besar peranannya dalam menjelaskan bagaimana kondisi lingkungan di suatu wilayah, dan ini lah peran penting media,’’ ujarnya.

Hadir juga pemetari dari Tanoto Foundation (TF), yang disampaikan Ketua Pengurus TF Sihol Aritonang. Sihol berbincang mengenai program TF, selain menyalurkan beasiswa untuk guru dan siswa di wilayah terpencil juga mengedukasi warga akan pentingnya menjaga hutan.