Lampu menyala perlahan di tengah-tengah panggung. Cahayanya berbentuk lingkaran dan dalam temaram cahaya itu, sesosok bayi merangkak-rangkak ditemani ibunya. Syair merdupun mengalun. Sendu dengan lirik yang penuh makna. Suasana terasa hening berbalut cinta dan kasih sayang.
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru
Panggung disetting, mengisyaratkan rumah panggung sederhana di tepian sungai yang biasa disaksikan di kampung-kampung negeri Melayu. Suasana itu diperkuat dengan menghadirkan perahu (piau) di bagian depan kanan panggung.
Selang beberapa saat, sesosok ibu berpakaian serba putih masuk dan duduk di perahu. Seorang lelaki yang mulai tumbuh dewasa keluar dari dalam rumah. Seperti air sungai, dialog antara ibu dan anak mengalir dengan riak-riaknya. Tiga ibu dan tiga anak lelaki muncul dan memainkan suasana mengalirnya kehidupan.
Gambaran cinta kasih antara ibu dan anaknya itu menjadi opening dalam karya tunggal bertajuk, Tangan Terbentang, karya koreografer Faizal Andri SPd bersama komunitas Balai Sanggam Melayu-nya itu mendapat apresiasi dari ratusan audiens yang memadati auditorium Anjung Seni Idrus Tintin, Jumat-Sabtu (11-12/2).
Sebanyak delapan nomor karya yang disuguhkan dua malam berturut-turut itu pun mengalir hingga ditutup dengan joget Melayu. Palingtidak, karya-karya yang dibentang Faizal bersama anak-anak asuhnya dari tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) itu menjadi bukti, bahwa kreativitas seni mereka terus menggelora. Meski bumi sedang tidak baik-baik saja akibat dilanda Tsunami Covid-19, dua tahun terakhir.
"Saya dan tim produksi, serta anak-anak telah menjalani proses panjang selama ini. Hasilnya, bisa kita saksikan dua malam ini. Tentu saja masih banyak kekurangannya namun kami tidak pernah berhenti untuk berproses dan menciptakan karya-karya terbaik untuk bangsa ini," ulas Faizal usai pertunjukan.
Menurut Faizal, "Tangan Terbentang" adalah bentuk cinta kasih dan rasa sayangnya pada keluarga dan anak-anak asuhnya. Tak heran jika audiens yang menikmati karya itu larut dalam suasana yang mengharu-biru.
"Saya ucapkan terima kasih juga pada komposer (penata musik) Iswah Yudi SPd yang terus menemani sepanjang proses penciptaan karya-karya saya," kata Faizal.
Usai pertunjukan, sesepuh tari Riau SPN Iwan Irawan Permadi mengatakan, gelar karya Faizal dan komunitasnya sudah bagus. Apalagi dimasa pandemi ini, banyak penggiat seni tak banyak yang mau berbuat seperti ini. "Tak perlu banyak bercakap-cakap atau besar bual. Buktikan saja dengan gerak alias kerja dengan berkarya dan berkarya," kata Iwan Irawan.
Tampak hadir dalam helat itu para Koreografer Syafmanefi Alamanda, Sunardi, Wan Harun Ismail. Tak ketinggalan pembina Balai Sanggam Melayu Muslim SKar.(gem)