BERBAGI KISAH PARA WARTAWAN PENYINTAS COVID-19

Bahagia Tingkatkan Imunitas

Feature | Minggu, 31 Januari 2021 - 10:06 WIB

Bahagia Tingkatkan Imunitas
Jenazah wartawan Haluan Riau almarhum M Moralis saat dibawa tim medis dari ruang pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di RSUD Arifin Achmad menuju halaman rumah sakit jelang acara pelepasan jenazah. Wartawan sebagai salah satu garda terdepan pengendalian penyebaran Covid-19 sangat rentan terpapar virus Covid-19. Foto diambil 25 Oktober 2020 lalu.(HENNY ELYATI/RIAUPOS.CO)

Edar Darlis, wartawan Haluan Riau yang terpapar Covid-19 mengalami deman, batuk dan pilek. Dan yang paling kuat tandanya adalah hilangnya penciuman/rasa. "Jangan takut, insya Allah cobaan ini bisa lewati. Yang jelas harus tingkatkan daya imun biar virusnya cepat hilang," ujar Edar saat dihubungi Riau Pos.

Bukan tidak beralasan Edar menyampaikan hal tersebut. Karena dari enam tim yang berangkat ke Rupat pada tanggal 8 Januari lalu untuk survey, Riau Pos salah satunya. Walaupun belum diketahui secara pasti darimana Edar Darlis terpapar Covid.


"Kalau tidak ada gejala, aman itu. Apalagi kondisi tubuh sehat-sehat saja. Tapi untuk lebih memastikan sebaiknya lakukan tes rapid atau swab," saran Edar.

Untuk cepat pulih, Edar rutin berbagi kegiatannya kepada teman-teman melalui media sosial karena dirinya melakukan isolasi mandiri di rumah. "Bahagia itu kuncinya. Kalau kita bahagia imunitas meningkat," katanya.

Bak gayung bersambut, empat orang tim yang melakukan survey ke Rupat akhirnya menjalani rapid tes di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Hasilnya keempatnya non reaktif.

Salah satu wartawan yang juga terpapar Covid adalah H Fendri Jaswir. Dia terpapar setelah melakukan perjalanan dinas ke luar kota. Tiga hari sebelumnya ia mengalami demam di Jakarta dan sempat merasa pulih dari demam, lalu mengikuti swab. Di bawah bayang-bayang tertular Covid-19, Fendri menerapkan physical distancing secara ketat begitu tiba di rumahnya.

“Langsung jaga jarak, tak ada kontak dengan istri, anak, mertua. Alhamdulillah kendati saya positif, hasil swab mereka negatif,” cakapnya.

Memasuki masa karantina ia mengaku bersyukur karena kenyataannya tidak menakutkan seperti yang dikhawatirkan. Bahkan terkesan gembira, ada-ada saja program yang dilaksanakan selama masa isolasi. "Di tempat isolasi kita dibuat bahagia. Bahagia inilah yang membuat imun kita naik. Virus pun cepat kabur," katanya.

510 Pasien Covid Dimakamkan di TPU Mahmud
Hingga Sabtu (30/1) jumlah pasien covid yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud, Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau berjumlah 510 orang.

"Hari ini hingga pukul 19.00 WIB ada dua pasien yang dikebumikan," ujar Subhan Zein (46), Koordinator penggali kubur jenazah pasien Covid-19 TPU Tengku Mahmud kepada Riau Pos.

Bapak lima anak ini bekerja menggali makam jenazah pasien Covid-19 di TPU Tengku Mahmud sejak April 2020 lalu. Pasien pertama yang dikebumikan di sana bernama Rusli yang dikebumikan tanggal 25 April 2020. Setiap ada pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia, ia yang pertama kali dihubungi Dinas Kesehatan (Diskes) untuk diminta menggali kuburan.

Tempat pemakaman bagi suspect Covid-19, berada di areal terdalam di TPU yang luasnya 10 hektare itu, penduduk sekitar, biasa menyebutnya dengan sebutan “TPU Palas”, yang sesuai dengan penamaan kawasan ini.

Hanya ada beberapa pohon rindang yang menaungi pekuburan di TPU itu. Di areal seperti perempatan itulah para suspect Covid-19 dimakamkan.  Beberapa nisan kayu telah memiliki nama, dan tidak lagi hanya bernomor angka saja. Di sana M Moralis dikebumikan sebagai pasien ke- 333 karena di batu nisannya tertera angka da nasal rumah sakit pasien.

Di TPU ini kini ada enam petugas penggali kubur suspect Covid-19. Sebelumnya hanya lima petugas, Keenamnya adalah Bambang Hermanto, Suyono, Afrianto, Mahfud, Suriyanto. Dari enam ini, dua diantaranya PNS. Sementara tiga lainnya adalah honorer.  Upah honorer sebesar Rp72 ribu per hari. Sementara, mereka yang PNS selalu mendapatkan gaji tetap per bulan, berikut uang pensiun di kemudian hari.

Pada bulan Oktober lalu, ketiga honorer ini mendapatkan uang tunjangan dari pemerintah pusat sebesar Rp21 juta per orang. Dan, telah ditransfer melalui rekening mereka masing-masing. Honor sebesar Rp21 juta ini merupakan honor bulan April hingga Oktober. Sedangkan honor November hingga Januari hingga kini belum diterima. "Kata kantor sudah diusulkan, tapi kami belum terima. Mudah-mudahan dalam waktudekat bisa cair," harap Subhan Zein yang akrab dipanggil Siken ini.

Warga Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, ini juga merupakan pegawai honor di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pekanbaru. Suami Hariyatun (43) ini mengaku hingga kini seluruh petugas penggali kubur belum pernah menjalani tes swab. Meskipun, sebenarnya kelimanya beresiko tinggi tertular Covid-19.

“Sejak pertama kali memakamkan jenazah suspect Covid-19 pada bulan April lalu, kami sekalipun belum pernah di-Swab. Alhamdulillah sampai sekarang kami belum pernah mengalami demam, batuk maupun hilang penciuman termasuk dada sesak,” katanya.

Menurutnya, mereka sendiri sering merasa was-was, jika penyakit yang mengerikan itu ditularkan oleh jenazah suspect Covid yang mereka makamkan. Walaupun, nyatanya, peti para jenazah itu telah dibungkus dengan plastik.

Terkait persoalan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Mohamad Noer mengatakan tes swab bagi kelima penggali kubur itu memang penting. Sebab, mereka yang berinteraksi langsung dengan jenazah suspect.

“Itu adalah kewenangan Dinas Pemukiman dan Pemakaman (Perkim), tempat mereka bertugas. Bila Dinas Perkim mengajukan permintaan untuk swab, maka kami akan segera kami lakukan,” kata Mohamad Noer.

Sementara itu, Kadis Perkim Ardhani ketika ditanyai, mengatakan tes swab akan dilakukan apabila para petugas mengalami gejala covid. Sebab, katanya, para petugas telah dilengkapi dengan APD, dan telah pula mengikuti protokol kesehatan.

“Kekhawatiran akan terdampak dapat sedikit berkurang dengan penggunaan APD dan mengikuti protokol kesehatan dengan tepat,” ungkapnya.

Pasien Covid Dapat Dana Rp1,5 Juta
Di Kabupaten Bengkalis, tahun 2020, setiap pasien terkonfirmasi Covid-19 menerima dana santunan sebesar Rp1,5 juta yang disalurkan melalui Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis  dengan total anggaran sebesar Rp960 juta.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tajul Mudaris, menjelaskan, pencairan santunan ini diberikan pada 640 pasien, terdiri dari 135 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 505 pasien terkonfirmasi Covid-19. Setiap pasien terkonfirmasi Covid-19 menerima santunan sebesar Rp1.500.000,-.

Dikatakan Tajul, pasien terkonfirmasi Covid-19 yang menerima santunan sebesar Rp1,5 juta per orang ini, merujuk pada data dari Dinas Kesehatan. Selanjutnya, untuk pencairan santunan ini, pasien harus melengkapi potocopi KTP, surat keterangan dari rumah sakit rujukan maupun Dinas Kesehatan yang menyatakan Covid-19.

“Teknis penyaluran santunan akan ditransfer melalui bank,” ungkap Tajul.

Selain akan menyalurkan santunan kepada pasien terkonfirmasi Covid-19, pihak BPBD juga menyalurkan santunan kepada ahli waris pasien meninggal akibat positif Covid-19 sebesar Rp9,6 juta per orang.

Ramses dan Andreas Romy merupakan dua pasien terkonfirmasi OTG Covid-19. Keduanya menerima bantuan masing-masing sebesar Rp1,5 juta yang diterima melalui rekening bank miliknya.

"Saya dapat, ditelepon petugas pendataan minta berkas dilengkapi. Katanya ini sebagai pengganti pembelian makanan bergizi, vitamin dan obat-obatan selama menjalani karantina mandiri di rumah," kata Andreas, warga Kecamatan Mandau ini.

Ramses, warga Kecataman Talang Muandau juga menerima dana dari Pemkab Bengkalis. "Syukurlah, ada perhatian dari pemerintah. Karena saat menjalani isolasi mandiri tak mendapat asupan makanan bergizi atau vitamin dan obat-obatan dari puskesmas,"akunya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook