BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI

Terjangan Covid-19 Tak Surutkan Geliat Wisata

Feature | Senin, 31 Agustus 2020 - 18:59 WIB

Terjangan Covid-19 Tak Surutkan Geliat Wisata
Ketua Pokdarwis Rantau Bais Jefri Naldi SE membantu menurunkan anak-anak yang berkunjung ke pulau Tilan, Rantau Bais, dimana untuk menjangkau pulau tersebut wisatawan dibawa mengunakan perahu bantuan SKK Migas-PT Pertamina Hulu Energi Siak (PHE Siak), Ahad (30/8/2020)(ZULFADHLI/RIAUPOS.CO)

Covid-19 Tak Menyurutkan Geliat Wisata

Terjangan wabah Covid-19 menurut Jefri memang memberikan dampak dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam dunia pariwisata, angka kunjungan wisatawan yang ada baik dari Rohil maupun dari daerah lain menurun kendati tidak mati sama sekali, geliatnya tetap ada. 


Buktinya walau pengunjung tak sebanyak sebelum musim pandemi namun tetap ada, seperti yang terlihat kemarin Ahad (30/8/2020), terdapat satu rombongan wisatawan yang diketahui datang dari Sumbar dan satu rombongan lagi dari Duri, Bengkalis.

Setiap akhir pekan lanjut pria bertubuh kurus ini, terdapat 50-an angka wisatawan yang bertandang ke Pulau Tilan. Kegiatan wisata juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat, ini didukung pemerintah kepenghuluan. 

Terlihat pada akses masuk ke kepenghuluan, begitu melewati jembatan besi terdapat posko tanggap Covid dan setiap yang datang terutama dari luar daerah akan dilakukan pemeriksaan sesuai standar protokol kesehatan.

Keberadaan eko wisata Pulau Tilan menurut Jefri selama ini memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, khususnya para pemuda. Waktu mereka banyak dimanfaatkan untuk terlibat pada kegiatan yang mendukung wisata setempat, semua seolah memiliki pemahaman yang sama untuk berperilaku positif dan menjaga nama baik kampung agar setiap orang yang berkunjung merasa betah. Sangat dirasakan bagaimana keramahan orang-orang yang ditemui di Rantau Bais. 

"Selain itu tentu berdampak pada aktifitas ekonomi masyarakat, apalagi pada saat digelarnya iven tahunan," tutur Jefri. 

Pihaknya bersyukur selain dari gencarnya dukungan Pemerintah Propinsi Riau maupun Pemda Rohil, PHE turut membantu. 

Pengembangan wisata pulau Tilan diproyeksikan dalam rencana jangka panjang sekitar lima tahun. 

Pada tahap pertama bantuan yang diberikan PHE berupa paket tenda komplit sebanyak 14 buah, pompong satu unit, spot foto, bangunan saung dan sebagainya. Keberadaan tenda itu guna mendukung wisata outbond atau berkemah di Pulau Tilan. 

Tak hanya dalam bentuk bantuan peralatan, PHE juga memberikan dukungan untuk pelatihan terkait pengembangan kapasitas kapariwisataan dengan melibatkan sekitar 16 orang Pokdarwis dengan studi ke Sumut beberapa waktu lalu sebelum terjadinya pandemi.

"Kami harapkan PHE terus memberikan dukungan untuk eksistensi eko wisata Pulau Tilan, selain itu apa yang menjadi kekurangan kami hendaknya disampaikan sehingga bisa dibenahi lebih baik lagi dalam rangka mendorong pengembangan wisata yang lebih baik," ujar Jefri. 

Pemda Rohil sebelumnya turut mempercantik wajah Pulau Tilan dengan pembangunan sejumlah fasilitas seperti gazebo, patung-patung hewan ikonik yang merupakan khas Negeri Seribu Kubah dan lain-lain. Bupati Rohil H Suyatno AMp menegaskan pemda mendukung penuh pengembangan Pulau Tilan. 

"Termasuk untuk aksi penghijauan lebih banyak lagi, sehingga lingkungannya semakin terawat," kata Suyatno.

SKK Migas - PHE Siak Dorong Kemandirian dan Berdikari

Siak Field Relations dan CID-CSR PT PHE Siak Kurniawan Adi Cahyono menuturkan memajukan Pulau Tilan merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang secara spesifik berupa Program Pengembangan Ekowisata Pulau Tilan. 

"Bantuan program terkait yakni peningkatan fasilitas ekowisata Pulau Tilan berupa penyediaan toilet dan fasilitas air bersih, pembuatan fasilitas sekretariat Pokdarwis Pulau Tilan berupa rumah kayu, paket program camping ground, penyediaan perahu wisata untuk penyeberangan dan keliling pulau Tilan," ujar Kurniawan, Senin (31/8/2020). 

Tidak hanya itu ada juga pembuatan tempat selfie, Festival Pulau Tilan 2016 - 2019, pelatihan dan studi inovasi.

Ia membenarkan ada program jangka waktu lima tahun yang merupakan road map ekowisata pulau Tilan berdasarkan hasil dari studi inovasi pengembangan kawasan ekowisata, sehingga dalam lima tahun kedepan, dilakukan pendampingan terhadap Pokdarwis Pulau Tilan.

"Diharapkan dalam 5 tahun kedepan Pokdarwis bisa mengelola Pulau Tilan secara mandiri dan berdikari," ungkapnya. Dengan demikian diharapkan adalah sumberdaya alam yang ada khususnya Pulau Tilan dapat dimanfaatkan sebagai sumber peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan wisata alam yang tetap memperhatikan kelestarian. 

Konsep yang diusung adalah ekowisata, yaitu kegiatan wisata yang mengedepankan kelestarian alam agar terus terjaga. Wisata Pulau Tilan ditargetkan menjadi destinasi wisata alternatif di Rohil. 

Kurniawan menegaskan pembinaan lebih kepada Pokdarwis sebagai ujung tombak pengelolaan wisata pulau Tilan, mencakup pemberian pelatihan dan peningkatan fasilitas wisata agar menambah daya tarik wisata. 

"Pembinaan terhadap masyarakat sekitar juga dilakukan, agar sama-sama menjaga kelestarian alam di sekitar Pulau Tilan," katanya. Istimewanya, sejauh ini PHE Siak menjadikan prioritas untuk pembinaan wisata di wilayah operasi yakni di Rantau Bais,  Tanah Putih. Di luar wilayah operasi belum ada, karena ingin bisa berhasil terlebih dulu agar dpt dimanfaatkan masyarakat sekitar.

"Tahun ini adalah tahun ketiga berdasarkan roadmap pengembangan ekowisata Pulau Tilan, dalam mewujudkan Pulau Tilan sebagai ekowisata dan wisata alternatif dalam rangka mewujudkan dan mendukung desa wisata Rantau Bais. Ke depan program ini masih berlanjut dengan menggandeng stakeholders terkait," kata Kurniawan.*









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook