Banyak masjid yang berdiri di Riau. Tapi, ada satu masjid yang membuat Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar penasaran dan ingin langsung salat di masjid ini. Padahal, masjid ini letaknya jauh dari ibu kota Provinsi Riau yakni di Kabupaten Indragiri Hulu. Lantas apa istimewa masjid ini?
Laporan SOLEH SAPUTRA, Rengat
TIBA-tiba Gubri Syamsuar kepincut dengan Desa Serasem. Apa pasal? Bukannya banyak desa maju bahkan mandiri di Provinsi Riau ini? Memang iya. Tapi Syamsuar sudah terlanjur “jatuh cinta.” Ia ingin segera berkunjung dan melihat salah satu desa di Kecamatan Siberida yang terletak sekira 50 km dari Kota Rengat, Indragiri Hulu (Inhu) Riau itu.
Maka, Jumat (13/1) siang, Syamsuar dan rombongan pun bergerak menuju Desa Serasem, sembari mengejar waktu untuk bisa Salat Jumat berjemaah di masjid kebanggaan masyarakat Serasem yakni Masjid Darussalam.
Rupanya, Masjid Darussalam inilah yang menjadi magnet bagi Gubri Syamsuar untuk hadir di sana. Apa hebatnya Masjid Darussalam ini? Nah itu dia. Selain bangunannya yang tampak megah di atas lahan yang cukup luas, masjid ini dibangun dengan cara yang sangat hebat.
“Saya dapat informasi tentang Masjid Darussalam ini dari medsos (media social),” ungkap Syamsuar ketika berpidato di depan jemaah Masjid Darussalam, Jumat (13/1).
Rupanya, Masjid Darussalam ini senilai Rp9 miliar lebih dan dibangun dari hasil infak/sedekah masyarakat Desa Serasem Rp1.000 per hari. “Baru di desa ini saya menemukan masjid besar senilai Rp9 miliar lebih dibangun dengan uang infak atau sedekah dari warga Rp1.000 per hari. Ternyata luar biasa kekuatan infak/sedekah itu,” kata Syamsuar takjub.
Bahkan tidak hanya masjid, Desa Serasem ternyata juga punya sekolah di bawah naungan Yayasan Nurul Islam. Sekolah ini juga hidup dari hasil infak/sedekah masyarakat Desa Serasem.
Ternyata, jika masyarakat kompak, punya komitmen yang kuat, hanya dengan infak atau sedekah Rp1.000 sehari, banyak hal yang bisa dibangun untuk kepentingan masyarakat banyak.
“Saya berharap, apa yang sudah dilakukan masyarakat Desa Serasem, bisa juga dicontoh oleh masyarakat desa-desa lain di Riau,” harap Syamsuar.
Desa Serasem juga punya kantor desa dengan arsitektur mirip istana negara. Masih ada lagi. Menurut Wakil Bupati Inhu, Junaidi Rachmat yang ikut mendampingi kunjungan Gubri Syamsuar, Desa Serasem ternyata sudah menyabet berbagai penghargaan mulai tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional.
“Desa Serasem ini pernah “diboikot” oleh seluruh desa di Kabupaten Inhu. Karena kalau ada lomba, yang juara pasti Desa Serasem, yang lain nggak kebagian,” ungkap Junaidi.
Saking banyaknya penghargaan yang telah disabet Desa Serasem, akhirnya kalau ada lomba antar desa, Desa Serasem tidak boleh ikut lagi. “Itulah hebatnya Desa Serasem ini,” ucap Junaidi.
Karena sudah berhasil membangun mesjid besar dengan kekuatan infak/sedekah, Gubri Syamsuar malah berniat mengusulkan Desa Serasem sebagai Desa Anti Korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. “Supaya Desa ini jadi contoh dan motivasi bagi yang lain,” harap Gubri.***