KISAH RAHMADI DAN RIDWAN, PENERIMA BANTUAN CSR PERTAMINA UP II SUNGAI PAKNING

Tak Lagi Memantik Api

Feature | Jumat, 29 Oktober 2021 - 10:55 WIB

Tak Lagi Memantik Api
Ketua Kelompok Madu BienenRahmadi saat mengambil madu ternak lebah milik Ridwan di Desa Tanjung Leban beberapa waktu lalu. Kelompok peternak madu ini mendapat pembinaan dan bantuan dari PT Pertamina UP II Sungai Paking. (GEMA SETARA RIAUPOS.CO)

Maju dan Berkembang Bersama Masyarakat

Manager Production PT Kilang Pertamina Internasional Unit Sungai Pakning,  Antoni R Doloksaribu mengungkapkan, keberadaan PT Pertamina akan selalu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dimana perusahaan itu berdiri.


Pertamina, tidak mau maju dan untung sendiri, perusahaan ini akan selalu maju dan berkembang masyarakat. ‘’Ini penting sekali. Di manapun perusahaan ini berdiri harus memberikan dampak positif bagi masyarakat tempatan. Kita harus maju dan berkembang bersama masyarakat. Pertamina tidak ingin maju dan berkembang sendiri,’’ ujarnya.

Makanya, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina RU II Production Sungai Pakning hadir memberikan pembinaan dan bantuan kepada kelompok masyarakat tempatan. Bantuan yang diberikan secara berkesinambungan dan berkelanjutan dan perkembangannya saat ini sangat menggembirakan.

‘’Banyak ragam bantuan yang diberikan kepada masyarakat. Dalam memberikan bantuan ini, Pertamina tidak memberikan bantuan seperti kata pepatah ‘memberi ikan’ akan tetapi ‘memberikan  kail’. Mengapa ‘kail’ yang diberikan, karena dengan kail, kita akan bisa mendapatkan banyak ikan, sebaliknya kalau ikan yang diberi akan habis dalam waktu sekejap,’’ ujarnya.

Mengadopsi pepatah ini, tambah Antoni, pihanya mulai menjalankan misi CSR perusahaan. CSR mulai menyasar membina dan membantu masyarakat yang berada di sekitar operasional perusahaan. Misalnya, pembinaan terhadap kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA), membina masyarakat pesisir dalam menjaga pantai dengan menanam mangrove, membina masyarakat dalam peningkatan taraf ekonomi dengan perkebunan nanas dan peningkatan taraf hidup masyarakat dalam budidaya madu lebah yang ramah lingkungan.

‘’Budidaya madu hutan gambut ramah lingkungan ini  untuk menjawab persoalan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di  Riau, yang salah satunya disebabkan karena teknik bakar dan pengasapan dalam pemanenan sarang lebah,’’ ujarnya.

Di sisi lain, tambah Antoni,  program CSR budidaya madu hutan gambut ramah lingkungan ini mendorong masyarakat agar berswadaya dalam mengembangkan budidaya madu hutan, dari proses hulu sampai ke proses hilir.

Program CSR budidaya madu  ramah lingkungan ini dirintis sejak tahun 2019.  ‘’PT Pertamina RU II Production Sungai Pakning memulai langkah dengan melakukan edukasi dan penyuluhan terkait wawasan lingkungan dan panen madu tanpa bakar,’’ tuturnya.

Pertamina memfasilitasi perangkat komputer, serta pelatihan pembuatan desain kemasan bagi produk UMKM masyarakat Desa Tanjung Leban. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar penjualan.

‘’Madu hasil panen yang dikelola kelompok Madu Biene dan masyarakat Desa Tanjung Leban, kemudian dipasarkan ke pasar tradisional dan juga jaringan toko oleh-oleh, dan juga beberapa toko milik PT Pertamina RU II,’’ ungkapnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook