DUKA WARGA YANG TERISOLASI

Transportasi Mahal, Kapal Sagu Jadi Pilihan

Feature | Selasa, 09 April 2019 - 11:37 WIB

Transportasi Mahal, Kapal Sagu Jadi Pilihan
SANDAR: Kapal Banawa Nusantara III yang diperuntukkan membuka akses transportasi bagi warga yang terisolasi bersandar di Turap Pelindo I Selatpanjang. (WIRA S/RIAU POS)

Transportasi merupakan salah satu persoalan serius untuk membuka daerah terisolir di Kepulauan Meranti. Seperti Desa Topang, Kecamatan Rangsang. Untuk menuju ibu kota kabupaten, Selatpanjang, masyarakat yang berpenghasilan rendah lebih memilih naik kapal sagu karena ongkosnya yang murah meriah.

AZAN magrib terdengar sayup-sayup berkumandang di langit Desa Topang, Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, Senin (8/4). Di pelabuhan desa itu, air laut tampak tak berarus. Seorang pemuda duduk bertengger di pinggir haluan kapal kayu bermuatan tepung sagu. Bau tepung sagu itu sedikit menyengat, ia tampak abai seperti sudah terbiasa.

Baca Juga :Ingatkan Kepala Daerah Jaga Kamtibmas

Kapal itu menjadi salah satu transportasi pilihan warga desa untuk ke pusat kabupaten, yakni Selatpanjang. Ada kapal lain, tapi ongkosnya mahal. Nama pria itu, Khairul (25). Berprofesi sebagai operator SMPN satu atap desa setempat. Di samping betis kiri parkir carrier bag. Matanya tajam menyorot ketenangan air.

Ketika itu dia mengaku sedang menunggu awak kapal 35 GT itu menyalakan mesin, dan berharap dirinya segera dibawa berlayar ke Selatpanjang. Desanya jauh dari pusat kabupaten. Untuk tiba ke Selatpanjang, kapal yang akan ia tumpangi harus berlayar delapan jam perjalanan.

“Lama Bang. Bisa hampir delapan sampai sembilan jam untuk sampai ke Selatpanjang. Kalau ongkos, sesanggup kita aja. Berapa pun dikasih, mereka orang kapal ini tetap terima,” ungkapnya.

Untuk akses transportasi dari desanya menuju pusat kabupaten masih sulit. Tidak ada jalur alternatif selain mengarungi laut. Satu satunya transportasi yang murah meriah, menggunakan kapal yang akan ia tumpangi saat itu.

“Walaupun agak berbau, tapi murah meriah Bang. Kebetulan besok ada kegiatan di Selatpanjang. Lagi pun uang sedang pas-pasan, jadi mau tak maulah,” keluhnya.

Selain kapal sagu, ada alternatif lain dengan menggunakan kapal feri. Muatan mampu membawa 50 orang penumpang. Namun tarifnya mahal, Rp200 ribu pulang pergi.

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

Penulis: Wira S

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook