MELIHAT KULINER MALAM DI JALAN AGUS SALIM

Belum Sesuai Harapan

Feature | Rabu, 09 Maret 2022 - 09:21 WIB

Belum Sesuai Harapan
Aktivitas warga dan pedagang di kawasan kuliner malam, Jalan Agus Salim, baru-baru ini. (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

Kawasan Jalan Agus Salim mulai diramaikan pedagang kuliner di malam hari. Tak seperti yang digadang-gadangkan Pemko Pekanbaru, tempat kuliner malam ini masih jauh dari kata memuaskan.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru


SUDAH lama Wali Kota Pe­kanbaru Firdaus ingin menyulap kawasan Jalan Agus Salim menjadi tempat kuliner malam seperti Malioboro-nya Jogjakarta. Namun baru pada awal 2022, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mulai melakukan langkah-langkah untuk merealisasikannya.

Dimulai dari melakukan penertiban para pedagang sayur mayur yang sudah bertahun-tahun berjualan di badan jalan tersebut. Ada beberapa kali penertiban dilakukan karena pedagang kembali berjualan pasca-penertiban.

Hingga akhirnya Pemko Pekanbarumemutuskan membagi zonasi waktu khusus di Jalan Agus Salim. Pertama, mulai dini hari sampai pukul 08.00 WIB, Jalan Agus Salim diperuntukkan bagi aktivitas perdagangan sayur-mayur. Kedua, mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, untuk pengguna jalan.Mulai, pukul 17.00 WIB hingga malam hari, untuk kuliner termasuk pertunjukan kesenian dan kebudayaan.

Khusus untuk pengelolaan kuliner malam, pemko menyerahkan kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Pekanbaru. Tenda pun didirikan di atas trotoar jalan. Ada 10 gerobak untuk pedagang disediakan.

Riau Pos mengunjungi lokasi kuliner malam di Jalan Agus Salim, Senin (7/8) malam. Belum banyak pedagang kuliner yang berjualan. Lampu penerangan masih terlihat seadanya, dan pada malam hari kawasan tersebut terlihat remang-remang dimana hanya beberapa lapak pedagang saja yang menyalakan lampu.

Salah seorang pedagang kuliner bernama Rahmad mengaku sudah tiga pekan terakhir berjualan di sana. Namun belum banyak masyarakat yang datang.

Ia pun bingung karena penjualan sepi sementara ia sudah menyiapkan persediaan cukup banyak.

"Bukan cuma penerangan yang minim, tapi juga daya tariknya tidak ada. Kalau seperti ini ya sama saja dengan pedagang kaki lima yang berjualan di emperan toko di Jalan Jenderal Sudirman itu. Tak ada yang membedakan kami dengan mereka. Di sana pelayanan dan penerangannya lebih bagus daripada di sini," kata dia.

Lanjut Rahmad, rencana pemerintah kota dalam menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan kuliner seperti di Pulau Jawa sudah bagus. Hanya saja, keseriusan dan konsep yang jelas harus benar-benar disiapkan oleh pemerintah sehingga dapat menarik para pecinta kuliner malam di Kota Pekanbaru.

"Untuk lokasi saat ini sudah cukup nyaman dan strategis. Cuma kalau bisa diperindah lagi dan dibuatkan konsep yang nyaman agar ada daya tarik bagi pecinta kuliner malam untuk datang kekawasan ini dan pedagang lain pun bisa ikut bergabung dilokasi ini," harapnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Ujang, pedagang kuliner lainnya. Menurutnya, semenjak kawasan ini dikelola oleh pemerintah kota Pekanbaru pedagang dan pembeli merasa nyaman karena dapat terhindar dari para pengamen yang kerap datang ke semua lapak pedagang yang ada di jalan raya tersebut.

Meskipun begitu, dirinya tetap berharap pemerintah bisa serius dalam mengelola kawasan kuliner malam ini agar pedagang yang berjualan bisa mendapatkan keuntungan.

"Kami maunya kawasan ini bisa lebih hidup lagi dan jangan dibuat seperti seadanya sehingga pedagang juga bisa berjualan dengan nyaman dan mendapatkan keuntungan," Harap nya.

Sementara itu, salah seorang pengunjung Yaya mengaku kecewa dengan konsep yang disuguhkan oleh pemerintah untuk kawasan kuliner malam di Jalan Agus Salim itu.

Pasalnya tak ada yang membedakan kuliner yang dijual para pedagang sekitar Jalan Jendral Sudirman dengan kuliner yang dijual dikawasan wisata tersebut. Bahkan, kebanyakan kuliner yang dijual bukan khas Kota Pekanbaru atau Provinsi Riau yang dapat memperkenalkan kuliner khas Riau kepada wisatawan yang datang ke Pekanbaru.

"Konsep yang tak jelas seperti pasar Ramadhan. Kuliner yang dijual pun tak ada yang khas. Seharusnya kalau mau buat kawasan kuliner yang dapat mempromosikan makanan khas daerah bukan daerah orang lain, " kata dia.

Sementara itu, kondisi ini mendapat perhatian dari Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga. Terhadap persoalan ini, pihak nya akan memanggil hearing Disperindag untuk menjelaskan, mengapa tidak sesuai dengan rencana awal.

"Akan kami panggil Disperindag, " tegasnya.

Sebelumnya juga disampaikan Dapot, pihak nya tidak setuju pasar agus salim ini dikelola oleh LPM. "Nanti kita pertegas dan perjelas, dan harus seperti yang direncanakan, " katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut dikonfirmasi menyebut, saat ini baru tahap awal lokasi tersebut dibuka. "Insya Allah setiap malam jumlah pedagang di pusat kuliner Jalan Agus Salim terus bertambah," paparnya.

Pemerintah kota juga berencana menggelar festival di kawasan itu untuk memperkenalkan keberadaan pusat kuliner baru di Kota Pekanbaru. Ia mengajak para pedagang yang sudah mendaftar untuk segera menggelar dagangannya sehingga menambah semarak suasana malam Kota Pekanbaru.

"Jadi kita imbau pedagang yang sudah terdaftar bisa berjualan, masyarakat pun bisa datang untuk menikmati aneka kuliner di kawasan itu," jelasnya.(ayi/gus/ali)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook