Memasuki musim penghujan, warga Pekanbaru terutama yang berada di daerah rawan banjir dan dekat dengan bantaran sungai mulai cemas. Apalagi, curah hujan tinggi memasuki November hingga Desember. Hal ini dialami setiap tahun. Mereka pun hanya bisa pasrah dan mulai terbiasa dengan keadaan.
Laporan JOKO SUSILO dan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru
WIRA salah seorang warga yang terdampak banjir tahunan hanya bisa pasrah. Setiap tahun rumahnya yang ada di Perumahan Fauzan Asri di Jalan Wicaksana, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, selalu terendam banjir luapan air Sungai Sail.
Delapan tahun lalu, hanya satu sampai dua kali saja air Sungai Sail itu masuk ke pekarangan hingga di ruang tamu rumahnya. Namun, lima tahun terakhir, rumah Wira yang dihuni bersama istri dan anaknya itu selalu jadi langganan banjir, bisa sampai tiga kali dalam satu tahunnya.
Tak hanya rumah Wira yang terendam, tetapi ada rumah Walfa dan 70 rumah warga lainnya di Perumahan Fauzan Asri itu yang terendam banjir jika datang musim penghujan. Belum lama ini, Oktober 2022 lalu, luapan air Sungai Sail merendam rumahnya hingga setinggi betis orang dewasa.
Perumahan itu kerap kebanjiran karena berada di dekat aliran Sungai Sail. Hanya berjarak sekitar 10 meter. "Ya, yang buat rumah kan pihak pengembang perumahannya. Kita warga sekarang ya pasrah saja jadi langganan banjir," ujar Wira.
Perumahan tersebut juga berada di tanah yang rendah. Sehingga lebih sering terendam air luapan Sungai Sail tersebut. Sekitar sepuluh tahun Sungai Sail pernah dilakukan normalisasi dengan mengeruk lumpur dan tanah. Sungai Sail terjadi pendangkalan.
"Dulu sekali sekitar 10 tahunan pernah dikeruk, sekarang tak pernah lagi. Makanya sering meluap air Sungai karena pendangkalan," tambah Walfa saat ditemui Riau Pos di tempat yang sama.
Selain di Perumahan Fauzan Asri, Perumahan Villa Mande juga salah satu permukiman warga yang kerap jadi langganan banjir tiap tahunnya. Bulan lalu, perumahan tersebut yang terendam cukup banyak. Mencapai 100 rumah, rumah-rumah tersebut juga berada di dekat bantaran Sungai Sail.
Banjir yang merendam perumahan warga tersebut terdalam bisa mencapai setinggi satu meter. Warga juga hanya bisa pasrah, setiap kali kebanjiran warga mengungsi ke rumah warga. Sementara bagi warga yang tak memiliki saudara, sabar menunggu hingga banjir surut dengan mengungsi di dataran yang lebih tinggi tak jauh dari rumahnya.
"Doanya ya hanya jangan terjadi musim hujan, tetapi ya pasrah saja, karena sudah jadi langganan banjir," kata Yadi, warga Perumahan Villa Mande itu.
Banjir juga kerap menerjang perumahan yang ada di Jalan Datuk Tunggul atau berbatasan dengan Jalan Cipta Karya ujung. Perumahan tersebut selalu jadi langganan banjir. Saat hujan deras maka puluhan rumah tersebut kebanjiran. Banjir karena perumahan tidak memiliki drainase yang baik. Sehingga air hujan menggenangi perumahan.
"Tiap tahun kebanjiran, kita berharap pemerintah membangun drainase yang terhubung dengan drainase induk di Jalan Datuk Tunggul. Sebab genangan air hujan bisa merendam perumahan karena air tak bisa mengalir," kata Utari, warga Jalan Datuk Tunggul tersebut.
Selain tiga titik lokasi tersebut yang kerap kebanjiran, daerah lainnya juga masih ada seperti Jalan Lembah Raya. Jalan tersebut pernah kebanjiran cukup lama sampai satu pekan baru surut. Alhasil jalan tidak bisa diakses oleh warga. Banjir akibat luapan dari air Sungai Batak.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, Zarman Chandra, Kamis (3/11) mengatakan, curah hujan di Kota Pekanbaru masih berpotensi menyebabkan Kota Pekanbaru dikepung bancana banjir yang disebabkan oleh menyempitnya aliran sungai yang ada.
Meksipun begitu, saat ini BPBD Kota Pekanbaru telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap terjadi. Dimana saat ini dinas terkait telah melakukan normalisasi sungai dan juga drainase yang membuat kawasan langganan banjir mulai mengalami penurunan debit air.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan DLHK Kota Pekanbaru untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah ini. Bahkan kini sejumlah badan jalan sudah tidak banjir setinggi dulu lagi," ujarnya.
Tak hanya itu, BPBD Kota Pekanbaru juga telah melakukan sosialisasi mitigasi bencana di SMP dan SMA As-Shofa, di mana kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran pelajar sekolah itu sejak dini.
"Kami memberikan pengetahuan edukatif tentang bencana dan pentingnya menanam pohon untuk mencegah terjadinya bencana seperti banjir," katanya
Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk nyata BPBD Pekanbaru mendukung Aksi Nyata Program Penanaman Sepuluh Juta Pohon. Kegiatan ini juga sebagai salah satu aksi nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di masyarakat yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK bersama Pemko Pekanbaru.
Para pelajar harus diajarkan mengenai bencana serta menanam pohon. Pelajar harus tahu mengenai bencana, pencegahannya, fungsi, dan manfaat dari menanam pohon.
Bahkan saat ini BPBD Kota Pekanbaru juga telah membentuk 15 kelurahan tangguh yang dapat memitigasi dan membantu masyarakat saat bencana banjir melanda sejumlah kawasan.
"Kami mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap curah hujan yang akan datang. Laporkan jika anda terdampak bencana dan memerlukan bantuan bisa menghubungi call center BPBD 08117651464," ungkap Zarman.(das)