AKU-SIGAP, TRANSFORMASI PELAYANAN MENUJU KESEHATAN SEMESTA KUANSING

Menggapai Mimpi di Ujung Jari

Feature | Kamis, 06 Oktober 2022 - 14:33 WIB

Menggapai Mimpi di Ujung Jari
Plt Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby AK MM mencoba mengakses aplikasi Aku-Sigap di handphone android-nya. (DOK.RIAUPOS.CO)

Pelayanan kesehatan yang prima, menjangkau kesemua pelosok daerah dengan cepat, mudah dan dimana saja, tidak terlepas dari teknologi. Tanpa itu, hampir mustahil dilakukan. Kini, mimpi mewujudkan masyarakat Kuansing yang sehat hanya ada di ujung jari. Tinggal mau atau tidak kita memanfaatkan teknologi yang sudah ada.

Laporan DESRIANDI CANDRA, Telukkuantan

JAM menunjukkan pukul 08.45 WIB ketika Riau Pos datang ke Puskesmas Teluk Kuantan yang sekarang menjadi UPTD Kesehatan Teluk Kuantan, Rabu (5/10). Di ruang lobi bangunan, beberapa orang pasien tengah duduk menunggu antrean. Mereka menunggu panggilan petugas UPTD Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dokter yang dituju.

Di tengah ramainya pasien, terlihat seorang bapak dan anaknya yang sedang duduk. Dia adalah Yoyo, warga Desa Sawah Kecamatan Kuantan Tengah. Dia duduk bersama putranya yang tengah asyik bermain handphone android.


Kedatangan Yoyo dan anaknya untuk mengantar sang isteri. Sejak beberapa hari lalu, istrinya mengeluh sakit pada perut. Kuat dugaan, penyakit sang isteri karena maag. Karena itu, ia membawa istrinya berobat ke UPTD Kesehatan Teluk Kuantan.

Usai mendaftar secara manual ke petugas, ia dan istrinya duduk menunggu panggilan dokter umum. Yoyo rupanya belum tau, kalau Dinas Kesehatan Kuantan Singingi (Kuansing), Senin (3/10)  kemarin sudah me-launching aplikasi Aku-Sigap. Ini aplikasi pelayanan kesehatan yang bisa digunakan melalui handphone android.

Di aplikasi Aku-Sigap, pasien sebenarnya  bisa mendaftar secara  online pada UPTD Kesehatan yang mereka tuju. Pasien juga bisa bertanya tentang keluhan kesehatannya. Pertanyaan itu, akan dijawab  dokter secara online juga melalui aplikasi yang sama.

"Belum tau pak soal aplikasi Aku-Sigap ini.  Baru bapak yang menyampaikan kepada kami," kata Yoyo mendengarkan dengan seksama penjelasan Riau Pos.

Ia pun tidak tau, bagaimana cara mengaplikasikannya. Riau Pos pun menunjukkan langkah-langkah mengaktifkan aplikasi tersebut. Sepanjang tersedia paket layanan internet di handpone android, bisa di akses melalui play store yang ada di handpone. Lalu download dan mengisi data-data yang diminta hingga muncul fitur aplikasi Aku-Sigap.

Rupanya tak hanya Yoyo sebagai masyarakat pengguna BPJS Kesehatan yang belum tau dengan aplikasi Aku-Sigap yang menjadi fasilitas pelayanan kesehatan prima yang di canangkan Dinas Kesehatan Kuansing.

Ibu Yati pun belum tau tentang aplikasi ini. Bahkan beberapa petugas atau perawat juga tidak tahu cara mengaplikasikan Aku-Sigap. Ia datang ke UPTD Kesehatan Teluk Kuantan bersama putranya. Putranya mengalami batuk-batuk. Hampir satu bulan, batuk yang diderita anaknya tidak sembuh-sembuh. Makanya perempuan asal Desa Beringin Taluk ini datang ke UPTD Kesehatan Teluk Kuantan.

"Terimakasih bang informasinya. Nanti kami coba di rumah," kata Yati berlalu keluar membawa anaknya.

Riau Pos menemui salah seorang dokter umum yang ada di UPTD Kesehatan Teluk Kuantan. dr Detri Elvira namanya. Dia salah seorang dokter umum yang sejak 2018 bertugas di UPTD Kesehatan ini.

dr Detri Elvira bertugas di Kuansing sejak 2005 lalu, ketika itu masih sebagai dokter PTT. Ia bertugas di Kecamatan Benai. Kemudian pernah bertugas di Desa Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir, Desa Perhentian Luas Kecamatan Logas Tanah Darat dan beberapa tempat lainnya.

Di sela-sela melayani pasien yang datang, Detri Elvira menyambut baik dengan aplikasi Aku-Sigap. Sebagai seorang dokter, peralihan teknologi pelayanan kesehatan untuk masyarakat adalah hal yang sangat baik.

Sebab, selama ini warga atau pasien yang dia kenal berkonsultasi soal kesehatan mereka dengan mengirimkan pesan melalui WA, atau melalui Facebook, messenger dan lainnya. Meski demikian, dia tetap menjawab dan memberikan pertimbangan.

"Bila ingin detail, baru kita arahkan ke UPTD Kesehatan langsung," ujarnya.

Tapi, dengan adanya aplikasi Aku-Sigap, pasien sudah bisa berkonsultasi secara langsung, kapan pun dan dimana pun pada dokter di fasilitas kesehatan (faskes) atau UPTD Kesehatan sesuai mereka tinggal.

"Kalau menurut kami, aplikasi ini lebih banyak digunakan pasien untuk berkomunikasi dengan dokter dan pihak fasilitas pelayanan kesehatan. Kami tentu saja siap," ujarnya.

Kepala UPTD Kesehatan Teluk Kuantan, Mimi Sasmita SKM MKes tak memungkiri kalau masih banyak yang belum tau tentang aplikasi Aku-Sigap. Baik di kalangan tenaga kesehatan sendiri  maupun masyarakat umum sebagai pasien atau pengguna.

"Ini masih baru dan masih dalam tahap sosialisasi," kata Mimi.

Sebetulnya, lanjut Mimi, dia sudah menyampaikan pada beberapa orang dokter dan perawat agar menyosialisasikan aplikasi Aku-Sigap secara menyeluruh. Dalam waktu dekat, pihaknya akan memaksimalkan sosialisasi aplikasi Aku-Sigap sehingga bisa terlaksana maksimal dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Di sisi lain, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kuansing, Japrinaldi AP MP meminta agar semua aparatur sipil negara terutama tenaga kesehatan di Kuansing untuk menyosialisasikan secara maksimal pada masyarakat tentang keunggulan aplikasi Aku-Sigap. Karena ini di buat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada seluruh masyarakat Kuansing.

Sosialisasi dilakukan bisa dengan memanfaatkan media, baik cetak, elektronik,maupun media sosial milik kesehatan atau pribadi para tenaga kesehatan. "Kita ingin kesehatan masyarakat terlayani dengan baik dan menyeluruh," katanya.

No UPTD Kesehatan jadi BLUD
1. UPTD Kesehatan Lubuk Jambi
2. Baserah
3. Benai
4. Beringin Jaya
5. Bumi Mulya
6. Cerenti
7. Gunung Toar
8. Inuman
9. Kari
10. Kopah
11. Koto Baru
12. Koto Rajo
13. Lubuk Ambacang
14. Lubuk Ramo
15. Muara Lembu
16. Pangean
17. Pangkalan
18. Perhentian Luas
19. Sentajo
20. Sentajo Raya
21. Sukaraja
22. Sungai Buluh
23. Sungai Keranji
24. Sungai Sirih
25. PTD Kesehatan Teluk Kuantan  

 

Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Kuansing
25 UPTD Kesehatan
52 Pustu
59 orang dokter umum
27 orang dokter gigi
495 orang bidan
275 orang perawat
41 orang tenaga gizi
49 orang tenaga kesehatan masyarakat
25 orang analis kesehatan laboratorium
19 orang tenaga kesling
9 orang apoteker
26 orang asisten apoteker
12 orang fisio dan rekam medis

Aplikasi Anak Negeri
Hari ini, dunia kesehatan  Kuansing berbangga hati. Dinas Kesehatan daerah itu berhasil membuat terobosan baru dengan membuat aplikasi pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat di pelosok negeri.

Sebuah aplikasi kesehatan yang disebut Aku-Sigap. Kata AKU singkatan dari Aplikasi Kuansing. Sedangkan SIGAP, singkatan dari Sehat Inovatif Siaga dan Pelayanan Prima. Aplikasi buatan anak Kuansing ini, dimaksudkan bisa memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, mudah dan prima terutama bagi UPTD Kesehatan (Puskesmas) yang ada di Kuansing sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan desa.

Semua Kepala UPTD Kesehatan Kuansing  hadir menyaksikan launching aplikasi ini. Di antaranya adalah  Zulhemiyeti AMTG dan Esperiade Skep. Keduanya Kepala UPTD Kesehatan di Kuansing dari daerah terluar. Zulhemiyeti AMTG  bertugas sebagai Kepala UPTD Kesehatan di Kecamatan Singingi Hilir di Desa Beringin Jaya.  Sementara Esperiade Skep  Kepala UPTD Kesehatan Pucuk Rantau yang berada di Desa Pangkalan.  

Meski harus menempuh perjalanan 3-4 jam menggunakan sepeda motor atau kendaraan roda empat untuk sampai ke ibu kota Teluk Kuantan, tidak mematahkan semangat keduanya untuk hadir ke Pendopo Rumah Dinas Bupati guna menyaksikan peluncuran aplikasi Aku-Sigap itu.

Hari itu, Senin (3/10), Plt Bupati Drs H Suhardiman Amby me-launching aplikasi Aku-Sigap bagi pelayanan kesehatan. Selain itu, juga dilakukan penetapan penerapan perubahan sistem pelayanan kesehatan di UPTD Kesehatan yang berubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).  

Ada 25 UPTD Kesehatan se Kuansing yang berubah menjadi BLUD. Masing-masing, UPTD Kesehatan Lubuk Jambi, Baserah, Benai, Beringin Jaya, Bumi Mulya, Cerenti, Gunung Toar, Inuman, Kari, Kopah, Koto Baru, Koto Rajo, Lubuk Ambacang, Lubuk Ramo, Muara Lembu, Pangean, Pangkalan, Perhentian Luas, Sentajo, Sentajo Raya, Sukaraja, Sungai Buluh, Sungai Keranji, Sungai Sirih, dan UPTD Kesehatan Teluk Kuantan.

"Keduanya sangat penting. Karena kami yang menjadi ujung tombak pelaksana di lapangan, bersentuhan langsung dengan masyarakat desa soal kesehatan," papar Zulhemiyeti.

Baik Zulhemiyeti dan Esperiadi  memberi apresiasi dengan terobosan yang dibuat Dinas Kesehatan Kuansing. Masyarakat terutama di desa yang menjadi tanggung jawabnya dalam pelayanan kesehatan sudah bisa memanfaatkan fasilitas ini.

Di mana hanya menggunakan handpone android, mereka bisa mendaftar langsung, menanyakan keluhan kesehatan yang menjadi gangguan, mencari dokter hingga mencari faskes  yang dekat dengan tempat tinggal mereka.

Metode ini jelas jauh berubah dari metode sebelumnya. Di mana masyarakat yang mau berobat, harus mendatangi faskes dulu, lalu mendaftar ke poli yang diinginkan dan baru  bisa di ketahui keluhannya setelah diperiksa dokter. Semuanya dilakukan secara manual.

Namun melalui aplikasi Aku-Sigap, pasien sudah tau apa penyakitnya, dokter yang dituju dan kemana faskes yang dekat dengan mereka. Apalagi bagi pasien BPJS Kesehatan. "Begitu berobat, mereka tidak perlu membayar, semua gratis. Karena sudah ditanggung pembiayaannya oleh BPJS Kesehatan," ujarnya.

Aplikasi Aku-Sigap menjadi pendukung utama mereka maupun dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat seluruh desa dimana pun.

Lebih Dimudahkan
Mengapa UPTD Kesehatan mendukung menjadi BLUD? Menurut Zulhemiyeti, dengan sistem BLUD, puskesmas atau UPTD Kesehatan diberikan kemudahan dalam penggunaan dana yang ada. Puskesmas bisa fleksibel dalam penggunaan dananya. Di mana selama ini, puskesmas masih bergantung pada Dinas Kesehatan.

Untuk klaim dana nonkapitasi BPJS Kesehatan bisa di transfer langsung ke rekening UPTD Kesehatan. Selama ini, hal itu tidak bisa dilakukan karena belum BLUD, sehingga dana non kapitasinya harus melalui rekening Dinas Kesehatan.  

Untuk biaya operasional kesehatan (BOK), memang setiap tahun ada diberikan Dinas Kesehatan. Namun sudah ada peruntukkannya dan tidak bisa dirubah walaupun itu menjadi kebutuhan yang mendesak. "Melalui BLUD, UPTD Kesehatan bisa merubahnya," ujarnya.

UPTD Kesehatan Desa Beringin Jaya Kecamatan Singingi Hilir sendiri, memiliki dua orang dokter umum, satu orang dokter gigi, 16 orang tenaga perawat, 14 orang bidan dan satu orang apoteker. "Dengan aplikasi Aku-Sigap dan BLUD, kami siap dan sigap memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada masyarakat, kapan pun dan dimana pun," ujarnya.

Itu pun diungkap Kepala UPTD Kesehatan Desa Pangkalan Kecamatan Pucuk Rantau, Esperiade Skep. Ia mengapresiasi terobosan baru ini. Aplikasi Aku-Sigap akan banyak memberikan dukungan pada perubahan UPTD yang berubah menjadi BLUD, dokter, bidan, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dalam melayani masyarakat.  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook