Saat ancaman virus Zika yang kini mendunia, istilah microcephaly kerap disebut karena dianggap sebagai efek yang ditimbulkannya. Bagaimana sebuah keluarga di benua seberang memiliki dua putri yang menderita microcephaly, menarik untuk diikuti kisahnya, melalui masa-masa penuh tantangan membesarkan dua gadis kecil berkebutuhan khusus ini.
KETIKA Claire Elise Hartley lahir pada tahun 2001, dokter mengatakan sesuatu yang membuat kedua orangtuanya sangat terpukul. Betapa tidak, sang bayi diperkirakan hanya dapat bertahan hidup selama satu tahun.
Claire menderita microcephaly, suatu kondisi di mana bayi lahir dengan kepala abnormal, berukuran kecil dan begitu juga volume otaknya.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan hidup lama. Mereka mengatakan kepada saya dia akan mati karena pneumonia. Saya menangis," kata Gwen Hartley, 41, yang berasal dari Kansas di Amerika Serikat. Tapi Claire selamat menjalani hidup hingga hari ini, meskipun dia juga menderita dwarfisme, cerebral palsy, epilepsi dan scoliosis.
Pada tahun 2006, Hartley melahirkan putri keduanya, Lola Grace.
Ternyata, Lola juga menderita microcephaly, serta dwarfisme, epilepsi dan kondisi lain yang telah berdampak terhadap pertumbuhannya.
"Kami terhenyak begitu tahu ini terjadi untuk kedua kalinya. Sangat sulit bagi kami untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa kita akan menjadi orang tua, untuk tidak hanya satu, tapi dua anak berkebutuhan khusus. Dan kami takut kehilangan mereka berdua," katanya, seperti dikutip The Straits Times.
Untuk Claire dan Lola, penyebab microcephaly adalah masalah genetik.
Hartley dan suaminya diyakini membawa gen langka yang menyebabkan itu. Kemungkinan dari kondisi yang terjadi pada anak-anak mereka adalah 25 persen. Mereka memiliki anak tertua Cal, 17, siswa berprestasi dengan banyak nilai A dan hobi main basket.
Terdata lebih dari 4.000 bayi di Brazil menderita mikrosefali yang berkaitan dengan virus Zika, yang dibawa oleh nyamuk Aedes.
Sementara para peneliti belum menemukan hubungan yang pasti antara Zika dan kerusakan otak janin, melaporkan kasus mikrosefali telah meningkat tajam di Brasil.