DUA PUTRINYA HIDUP DENGAN MICROCEPHALY

Kami Takut Kehilangan Mereka Berdua

Feature | Kamis, 04 Februari 2016 - 10:43 WIB

Kami Takut Kehilangan Mereka Berdua

BAGIKAN



BACA JUGA


Virus ini telah menyebar ke lebih dari 20 negara di Amerika Latin. Pada 1 Februari, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan penyebaran virus ini tergolong ke kondisi darurat kesehatan masyarakat internasional.

Sebelum wabah ini, mikrosefali relatif jarang, mempengaruhi satu dari 30.000 hingga satu dari 250.000 bayi baru lahir di seluruh dunia. Sebaliknya, Down Syndrome mempengaruhi sekitar satu dari 1.000 bayi.

Tidak semua bayi didiagnosis dengan microcephaly memiliki cacat intelektual. Sekitar 10 persen memiliki kecerdasan normal, beberapa lainnya tidak pernah berjalan atau berbicara, sementara banyak memiliki cacat tapi tidak terlalu mengganggu kehidupannya.

Para ahli mengatakan prognosis untuk anak dapat bervariasi tergantung pada penyebab microcephaly, yang juga dapat menjadi hasil dari peleburan dini sendi antara lempeng tulang yang membentuk tengkorak bayi dan penurunan oksigen ke otak janin.

Penyebab lainnya adalah infeksi seperti campak Jerman dan cacar air, paparan obat, alkohol atau racun, dan gizi buruk.

Laporan kasus di Brazil menunjukkan bahwa banyak anak-anak yang terkena dampak. Mereka menderita kehilangan jaringan otak, memiliki otak yang halus dan cerebellums lebih kecil, padahal begitu berperan dalam motor pengendali, seperti dilaporkan The New York Times.

Wabah ini telah menyita perhatian banyak pihak, terutama menyangkut keingintahuan seperti apa sebenarnya mereka yang  hidup dengan microcephaly, baik untuk penderita mau pun pengasuh mereka.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook