Syamsurianto juga mengisahkan pencarian mereka di Kudap, khusus mata pencarian suku asli di dusun 4 ini selain menaman karet, sagu juga berburu dari hasil perkebunan mereka ini dijual ke daerah lain, baik di Desa Kudap sendiri maupun desa tentangga. Tapi yang menjadi persoalan masyarakat saat ini adalah masalah jalan, karena kondisi jalanya sangat sulit dilalui, baik berjalan kali maupun dengan menggunakan sepeda.
Terhadap kondisi itu, tokoh masyarakat Desa Kudap Alpret juga mengaku prihatin dengan kondisi infrastruktur di dusun Penampar dan dusun 4 Desa Kudap. Pasalnya di kedua dusun tersebut merupakan pemukiman suku asli, namun infrastruktur, seperti jalan tidak mendapat perhatian serius pemerintah.‘’Kita sudah sampaikan kepada pemerintah desa agar infrastruktur jalan di pemukiman suku asli ini diperhatikan. Karena mereka merupakan suku asli yang sudah lama menetap, tapi jalan di pemukiman warga suku asli tidak diperhatikan,’’ ucapnya.
Menurut Alpret, persoalan infrastruktur ini sudah menjadi hal yang sangat mendesak bagi warga suku asli, apalagi bangunan jalan yang ada merupakan bangunan jalan lama semua Kudap masuk Bengkalis dan sekarang sudah Kabupaten sendiri, kondisinya belum berubah. Makanya pemerintah harus melihat langsung kondisi jalan dipemukiman masyarakat.