MELIHAT DARI DEKAT SUKU ASLI TASIK PUTRI PUYU

Infrastruktur Masih Minim

Feature | Minggu, 24 Januari 2016 - 09:58 WIB

KUDAP (RIAUPOS.CO) - Kehidupan Suku Asli di Desa Kudap, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan meranti masih memprihatinkan. Rumah mereka sebagai tempat berteduh dan menjalani hidup sehari-hari sangat-sangat  sederhana. Sebab masih ada rumah berdinding dari kulit kayu meranti dan berlantai nibung. Tidak itu saja, infrastruktur jalan menuju pemukiman para suku asli ini juga kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Suku asli di Desa Kudap ini tinggal di dua wilayah atau tempat sesuai dengan mata pencahariannya. Untuk diketahui tak semua suku asli bekerja mencari ikan atau menjadi nelayan, sebab sebagian besar ada tetap tunak bertani. Di Kudap sendiri para suku asli yang sebagian besar menjadi nelayan gumbang atau mencari siput, buah tanah (kerang-kerangan), kepiting dan lainnya. Bagi warga yang mengandalkan pencariannya di Selat Bengkalis khususnya mereka tinggal di sepanjang selat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebaliknya bagi mereka yang mengandalkan pencariannya dari bercocok tanam palawija, kebun rumbia (sagu), kelapa dan karet mereka tinggal atau bermukim jauh dari pusat desa bahkan berbatasan langsung dengan tepian hutan.

Khusus suku asli atau akit yang tinggal di pinggir Selat Bengkalis atau di Dusun Penampar terdapat kurang lebih berjumlah 92 Kepala Keluarga (KK) dan di pemukiman warga suku asli ini kondisi jalannya masih tanah dan berlumpur ketika pasang naik. Tak itu saja, jeramba menuju dari rumah satu ke rumah lainnyaapa adanya.

Kurang maksimalnya infrastruktur jalan  juga dirasakan 23 KK warga di Dusun 4, RT16. Sebab ruas jalan sepanjang  2 kilometer menuju dusun mereka kondisinya sangat rusak berat dan masih jalan tanah.

Jika musim penghujan, maka jalan tersebut digenangi banjir, sehingga menyulitkan anak-anak sekolah untuk menuntut ilmu, atau bagi orang tua mereka untuk membawa hasil perkebunan dijual ke pasar juga sangat sulit. Makanya pemerintah desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mendesak pemerintah untuk membangun jalan.

‘’Kondisi infrastruktr jalan dan jembatan di dua lokasi tempat bermukimannya suku asli sangat memprihatinkan. Seharusnya ada perhatian pemerintah, karena mereka adalah suku asli yang harus mendapatkan haknya sebagai suku asli dan bukan dibiarkan menderita seperti saat sekarang ini,’’ ujar Bungho tokoh masyarakat suku asli.

Ia mengaku,  untuk infrastruktur di pemukiman suku asli di Dusun Penampar, kondisi jalannya cukup memprihatinkan, apalagi jalan setapak yang dibangun semasa Kudap menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis, kondisi jalan tersebut sudah hancur. Sekarang ada 135 meter jalan yang akan dibangun oleh pemerintah Provinsi Riau dan kondisi jalannya juga masih belum bisa dilewati.

Makanya Salim mengharapkan ada perhatian pemerintah kepada suku asli, karena kehidupan suku asli saat ini sangat memprihatinkan, jangankan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, untuk pendidikan anak-anak mereka saja mereka sudah susah. Apalagi membangun rumah mewah tentu jauh dari angan-angan mereka.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook