Walikota Batam Ahmad Dahlan menyambut baik penyelenggaraan Forum Pemred Riau Pos Grup di Batam yang berlangsung 23-24 November 2015 lalu. Dahlan memanfaatkan momen tersebut untuk memperkenalkan Batam kepada peserta Forum Pemred yang terdiri dari 23 harian, 9 media online, delapan televisi, dan satu radio. Apa saja yang diperbincangkan?
Laporan MUHAMMAD NUR (Batam)
SENANDUNG lagu melayu "Hang Tuah" itu mengalun lembut dari sebuah ruangan berukuran besar di kawasan wisata terpadu Golden View-Golden Prawn Bengkong, Batam, Senin (23/11) malam. Seorang wanita berbalut hijab melantunkan lagu itu dengan penuh penghayatan.
Sambil melantunkan lagu-lagu melayu lainnya, ia terus melempar senyum kepada peserta Forum Pemred Riau Pos Grup yang satu persatu memasuki ruangan itu.
Wanita itu berdiri di sisi kanan panggung. Seorang pemain organ mengiringi lagu-lagu Melayu yang ia nyanyikan. Sementara di laterbelakang panggung, terpampang ucapan selamat datang pada peserta jamuan makan malam Forum Pemred Riau Pos Grup bersama Wali Kota Batam.
Ya, itulah malam penyambutan peserta Forum Pemred yang bersiap makan malam bersama Walikota Batam. Begitu memasuki ruangan, selain disambut alunan lagu, juga disambut hawa sejuk pendingin ruangan VIP B yang malam itu khusus dipesan Wali Kota Batam untuk menjamu para peserta Forum Pemred RPG dan para petinggi media besar di Sumatera itu.
Sembari menunggu kedatangan Wali Kota Batam, senandung lagu-lagu Melayu terus diperdengarkan. Sang penyanyi memang bukan artis, namun punya suara merdu dan tak kalah dengan artis. Usut punya usut, ternyata dia seorang PNS yang bertugas sebagai Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Batam Kota bernama Chitra Widya SSos MSi. Bu Sekcam yang lahir di Tanjungpinang, 02 Mei 1972, itu ternyata piawai membawakan lagu-lagu Melayu.
Waktu terus berjalan. Orang nomor satu di Batam akhirnya muncul juga. Ia langsung melempar senyum kepada seluruh peserta Forum Pemred Riau Pos Grup. Dialah Ahmad Dahlan, walikota yang sudah dua periode memimpin Batam.
"Maaf, sedikit telat karena baru mendarat dari Medan, pesawatnya sempat delay," ujarnya sambil menyalami Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, Dirut Batam Pos Marganas Nainggolan, GM Batam Pos Candra Ibrahim, Bos Graha Pena Usep RS, Ketua Forum Pemred Riau Pos Grup Nazir Fahmi, dan para petinggi media se-Riau Pos Grup.
Sejurus kemudian, acarapun resmi dibuka. Wali Kota Batam naik pangung. "Senang sekali bisa bertemu dengan rekan-rekan pemred dari Riau Pos grup," ujarnya sembari melempar senyum.
"Trima kasih Pak Rida berkenan hadir dan Pak Marganas," ujarnya, menyapa.
"Marganas ini sudah lama saya kenal, waktu saya masih di humas Otorita Batam, dia masih naik motor butut, tapi sekarang sudah luar biasa. Batam Pos yang dulunya bernama Riau Pos tumbuh dengan pesat," ujar Dahlan. Marganas pun ternsenyum mengenang masa lalu, saat memulai membesarkan koran Batam Pos (sebelumnya bernama Sijori Pos).
Dahlan pun mengakui, kalau Riau Pos Grup, khususnya Batam Pos menjadi bagian penting dan sekaligus saksi penting pembangunan Batam yang bisa maju hingga seperti sekarang ini. "Riau Pos Grup jadi bagian dari sejarah dan saksi sejarah pembangunan Batam ini," ujarnya.
Kritikan membangun, dan berita-berita yang memberikan harapan yang disajikan Riau Pos Grup, membawa perubahan besar pada masyarakat Batam dalam ikut serta membangun Kota Bandar Dunia Madani tersebut.
Dahlan tak lupa me-review kembali perjalanan Batam yang memang sedari awal, didesain sebagai pusat industri, perdagangan, pariwisata, dan alih muatan kapal (transhipment). Namun, dari empat hal itu, hanya fungsi transhipment yang masih terseok-seok.
"Transhipment ini satu-satunya tujuan pengembangan Batam yang belum bisa dikatakan berhasil," ujar Dahlan.
Doktor bidang sejarah ini pun memaparkan, belum terwujudnya Batam sebagai transhipment karena berbagai kendala. Mulai dari regulasi hingga infrastruktur pendukung.
Dahlan berharap, melalui media, khususnya Riau Pos Grup yang memiliki 23 surat kabar, 9 media online, 8 televisi, dan satu radio, bisa membantu Pemerintah Kota Batam menyuarakan ke pemerintah Batam ke pusat, agar harapan Batam menjadi pusat transhipment bisa segera diwujudkan.