JULI, DANA MASUK CAPAI RP6,8 TRILIUN

Minat Investor Asing Membaik

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 31 Juli 2018 - 16:29 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Arus modal asing kembali mengalir ke pasar Tanah Air. Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga pekan ketiga Juli, aliran dana yang masuk (inflow) ke pasar saham dan surat berharga negara (SBN) mencapai Rp6,8 triliun.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan, ada perbaikan pada arus modal asing yang masuk ke pasar SBN. ’’Inflow ada perbaikan gross di SBN posnya asing. Kalau kita bagi dengan saham, minat investor asing pada pasar SBN menunjukkan perbaikan,’’ jelas Mirza di gedung BI, akhir pekan lalu.

Baca Juga :AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai Rp2,3 T

Mirza menjelaskan, pada minggu pertama Juli, aliran dana yang masuk ke pasar SBN sebesar Rp1,5 triliun. Kemudian, terjadi peningkatan pada pekan kedua menjadi Rp3,7 triliun dan pekan ketiga menjadi Rp6,4 triliun.

Sementara itu, di pasar saham, arus modal masuk baru terlihat pada pekan ketiga Juli dengan jumlah dana yang masuk Rp400 miliar. ’’Saham masih outflow pada pekan pertama Rp1,6 triliun dan pekan kedua Rp900 miliar. Tapi, pada pekan ketiga, ada inflow Rp0,4 triliun di pasar saham,’’ paparnya.

Artinya, net capital inflow pada pekan pertama Juli terhitung masih negatif Rp280 miliar. Baru pada pekan kedua net capital inflow sudah positif di angka Rp3,2 triliun. Penyebabnya, inflow masuk ke pasar SBN. ’’Karena SBN masuk, jadi positif net-nya walau di saham masih ada outflow. Pada minggu ketiga, dua-duanya sudah masuk sehingga total Rp6,8 triliun,’’ ujarnya.

Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan, masuknya dana asing disebabkan dampak jangka pendek dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia 7 day reverse repo rate (BI-7DRRR).

Ditambah reaktivasi sertifikat BI (SBI) bertenor 9 bulan dan 12 bulan. Selain itu, rencana penerapan Indonia menggantikan Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) overnight diapresiasi pasar. Sebab, mekanisme suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) akan lebih riil dan diharapkan bisa menarik pasar untuk melakukan lindung nilai.

Pada saat yang sama, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada Federal Open Market Committee (FOMC) Agustus ini tidak begitu tinggi. Ada tendensi bahwa kenaikan suku bunga lanjutan terjadi pada September mendatang dan dilanjutkan pada Desember. Akibatnya, dana asing kembali masuk. Namun, Eko memperkirakan risiko capital flight kembali terasa pada September.

Pada kuartal III, pasar bakal melihat pergerakan suku bunga The Fed. Dari sisi fundamental, rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia dan neraca perdagangan akan menentukan suku bunga BI-7DRRR. BI-7DRRR berpeluang kembali naik untuk menarik dana asing masuk sekaligus upaya stabilisasi di tengah normalisasi kebijakan ekonomi di AS.

Eko melihat, BI sebisa-bisanya bakal menghindari kenaikan suku bunga acuan. ’’Sebab, kalau suku bunga naik lagi, pertumbuhan akan terhambat. Tapi, kalau dana asing kembali keluar, BI kan harus melakukan bauran kebijakan. Kalau tidak dengan reverse repo rate, ya mungkin bisa juga dengan PUAB itu tadi,’’ jelasnya. Menurut Eko, BI juga berpeluang kembali melakukan reaktivasi SBI bertenor yang lebih pendek. Yaitu, 3 bulan dan 1 bulan. (ken/rin/c14/fal/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook